Friday, July 4, 2014

Mengejar Buddha, Mengejar Setan [追佛追魔]


Ditulis oleh Lotuschef – 30 Juni 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 追佛追魔 Chasing Buddha Chasing Demon



Bulan April 2010, Mahaguru Lu kembali ke Taiwan; konon ingin tinggal agak lama di Taiwan.
Itu karena orang-orang di Seattle semakin menjadi-jadi (memaksa)! :)

Suatu waktu sekitar bulan Oktober 2009, sebuah insiden membuat Mahaguru kita sampai menggebrak meja makan dengan keras dan berkata bahwa beliau tak menyukai Tempat Hantu ini [鬼地方], beliau akan menjual semua harta miliknya di Seattle dan kembali ke Taiwan untuk tinggal secara permanen!

Insiden itu: VM LF butuh sertifikasi dari Komite Pusat atau Kepala Vihara untuk mengeluarkan sebuah surat yang menyatakan bahwa beliau membutuhkan Visa untuk tinggal lebih lama lagi di Amerika Serikat.
Malamnya sebelum insiden tersebut, Mahaguru bertanya kepada VM LF mengenai status aplikasi Visa-nya.
Mahaguru juga bilang kalau dia bisa meminta bantuan dari ... & ....

Keesokan malamnya saat acara makan malam, Mahaguru bertanya kembali kepada VM LF apakah ia sudah menyelesaikan semua syarat aplikasi.
Ia bilang belum selesai karena butuh secarik surat dari administator Ordo Satya Buddha atau Kepala Vihara.

Di saat itu, si kepala vihara, TH, duduk untuk makan malam bersama Mahaguru.

Mahaguru bilang ke VM LF, mintalah kepada TH.

Tanpa menoleh ke LF dan Mahaguru, TH bilang: Aku sedang makan malam dan tak mengurus pekerjaan! (maksudnya ia tak mau diganggu saat sedang makan).
Tentunya sikap ini terlihat sungguh kasar terhadap Guru Akar-nya sendiri!

Mahaguru berdiri dan menggebrak meja dengan keras. Beliau kemudian mengatakan kalau akan meninggalkan Seattle Selamanya dan Tak Akan Kembali!

Semua yang hadir di sana segera berlarian mengejar Mahaguru, dan kebanyakan menangis dan memohon Mahaguru supaya tak meninggalkan Seattle untuk selamanya.

Saat beliau kembali (ke Taiwan), Mahaguru mulai mengunjungi semua cabang rumah ibadah untuk melakukan Sadhana Penyucian demi membantu membersihkan dan menyucikan semua murid.
Inilah yang menurut Sita Tara (Tara Putih): demi menolong semua murid mulai dari VM hingga ke praktisi awam, maka Sadhana Penyucian adalah Hal yang Utama.

Demikianlah maka tiap hari Senin, Rabu, dan Jumat, Mahaguru akan mengunjungi dua cabang rumah ibadah serta memberikan ceramah dharma dan menganugerahi Abhiseka.

Dari sanalah muncul yang namanya ajang Mengejar Buddha [追佛].

Tak kalah hebohnya pula, di “ERA” tersebut juga banyak kejadian yang menarik :)
Semua orang yang saling berdesakan dan dorong-mendorong demi bisa dekat dengan Mahaguru adalah suatu pemandangan yang benar-benar menarik – justru karena mereka semua lupa kalau mereka adalah murid Buddha!

Semua orang lupa atau jangan-jangan malah tak tahu bahwa murid Buddha TAK INGIN APAPUN [无所求]!


Hari ini hendak menulis apa?
Perbuatan Asusila!
Salah satu dari 5 sila!

Benar sekali!

Adalah seorang murid pria, si M, yang aktif mengikuti kemanapun Mahaguru pergi berkeliling.
Ia telah menikah dan punya 2 orang anak. Istrinya adalah satu-satunya pencari nafkah.
Namun, si M meninggalkan kewajibannya untuk mengurus anaknya dan mulai mengejar Buddha sejak April 2010.

Aku bertemu dengan keluarganya sekali di salah satu ajang mengejar Buddha ini.
Ia diberkahi dengan seorang istri yang cantik dan anggun.

Namun yang terjadi?

Aku melihat M “menikah” di mana Mahaguru memberkati pernikahannya dengan seorang murid lain di sebuah upacara!

Di dalam proses mengejar Buddha, M meninggalkan keluarganya dan menggaet atau malah tergaet oleh seorang wanita yang raut wajahnya menggambarkan Neraka! [地狱相] – memancarkan Aura Neraka.

Mahaguru menulis artikel dengan topik tersebut di buku No.235: Raja Neraka ada di belakangmu – dari halaman 98.


Di artikel tersebut, Mahaguru bilang bahwa Raja Neraka sedang berdiri di belakang seorang murid yang sedang menderita kanker stadium akhir.
Mahaguru bertanya kenapa bukan Amitabha Buddha yang datang dan menjemput murid ini? Kenapa malah Raja Neraka sendiri?
Raja Neraka menimpalinya: Karma buruknya terlalu berat. [业障太重]

Mahaguru memberitahu murid tersebut supaya menjapa Sutra Maharaja Avalokiteshvara (Gao Wang).
Namun ia menimpali kalau ia tak tahu bagaimana menjapanya.

Mahaguru hanya bisa menolongnya dengan memberinya fu untuk menyembuhkan kanker dan berharap yang terbaik.


Demikianlah teman-temanku yang terkasih,
Pengaruh karmamu akan menentukan nasibmu sendiri: Jatuh ke Neraka atau naik ke Tanah Suci!

Bila kamu masih saja berpikir kalau mengejar Buddha atau berada di dekat Buddha akan bisa menghapus karma burukmu, SUNGGUHLAH KINI SAATNYA TERSADARKAN!

Yang namanya Karma adalah tanggungan diri masing-masing!

Dalam kasus si M, ia menelantarkan keluarganya dan jatuh ke Neraka!

Sungguh! Aura si M dan pasangan barunya sangat jelas tertulis!

Mahaguru bilang: berada di dekatku tapi tak bersadhana dengan tekun, sama artinya dengan sangat jauh dariku!

Ingatlah baik-baik kata-kata mutiara tersebut!


Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

Disunting dari Jurnal Lotuschef

Related Posts:


No comments:

Post a Comment