Thursday, June 30, 2016

A Healthy Meal 健康的一餐!


Above: Salad - Sea coconut yogurt, tomato, green apple & cashew nuts.


Above: Salad with whole-meal bread.
Below: Chicken thighs simmered with chrysanthemum flowers 菊花 & liquorice roots 甘草 drink.

Hahaha!
Healthy & delicious too!

Try it :)

Buon Appetito!

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

南乳素食 Red Fermented Bean Cubes Vegetarian Cuisine


Above & below: Slow fire frying red fermented bean cubes till crisp & fragrant.



Above: Adding cabbages strips.
Below: Adding from left and circle back - dried Chinese mushrooms, red dates, dried Daylily 金针菜, black fungus, gojiberries.



Above: Adding Bean-skin 腐皮
Below: Adding Cellophane noodles 粉丝



Above: The Finished cuisine! :)

As there is Cellophane noodles, it is a complete One-dish meal!

That is, if you remember to not add salt! :)

Cheers and Buon Appetito!


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

Wednesday, June 29, 2016

Pemusatan Perhatian – Perenungan Atas Wujud [2]



Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 23 November 2015
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Mindfulness – Contemplation of Form [2]


Solusi dari agama Buddha untuk mengatasi nafsu, deraan cinta, cinta yang tak terbalas.
佛教对治 欲望、爱折磨、单恋、的方法.

Sumber foto: Meditation on Foulness: the Buddha advised those who are ardent on attaining nirvana (release) to contemplate the body's manifold impurities.
(Meditasi Akan Kekotoran: Sang Buddha menyarankan mereka yang bersemangat untuk mencapai nirwana [pembebasan] supaya merenungi berbagai kekotoran tubuh.)


Berikut ini dikutip dari Sutra Surangama 大佛頂首楞嚴經.

Dua Puluh Lima Cara Untuk Mencapai Pencerahan

Jilid 5, Bab 2
Ekstrak:

N2 Upanishad: Objek Wujud

Sutra:

Upanishad bangkit dari tempat duduknya, berlutut di kedua kaki Sang Buddha, dan berkata kepada Sang Buddha, “Aku juga melihat Sang Buddha saat beliau pertama kali mencapai Sang Jalan (Tao). Aku belajar untuk merenungi penampilan yang tak bersih hingga aku menjadi muak dan memahami bahwa kodrat dari segala wujud adalah tak bersih. Tulang belulang dan debu-debu halus semuanya kembali kepada kekosongan, sehingga demikianlah cara menyingkirkan kekosongan maupun wujud. Dengan penyadaran ini, aku mencapai jalur yang telah melampaui pembelajaran.”

Komentar:

Nama Upanishad berarti “kekosongan dari kodrat wujud” (se xing kong). Ia selalu terganggu oleh nafsu birahinya yang menggebu-gebu.
Karenanya, Sang Buddha mengajarinya untuk melatih perenungan atas kekotoran di mana ia mengamati bagaimana kotornya tubuh fisik sendiri maupun milik orang lain.

Ada praktik tertentu yang dinamakan “merenungi 9 aspek kekotoran”:
  1. Merenungi pembengkakan. Setelah mati, badan mulai membengkak.
  2. Merenungi daging yang berburik hijau. Setelah membengkak, badan mulai muncul area-area berwarna hijau seperti lebam-lebam besar.
  3. Merenungi daging yang pecah terbuka. Setelah menjadi hijau, ia meletus terbuka.
  4. Merenungi darah dan kotoran. Saat meletus terbuka, darah dan hal-hal lain mengalir keluar.
  5. Merenungi nanah dan pembusukan. Nanah mulai keluar dari tubuh saat ia mulai membusuk.
  6. Merenungi tubuh dimakan oleh cacing-cacing. Dari nanah dan badan yang membusuk keluar banyak cacing yang memakan daging.
  7. Merenungi tubuh mulai tercerai-berai. Daging mulai berjatuhan.
  8. Merenungi tulang-belulang. Begitu daging sudah menghilang, yang tersisa hanyalah tulang saja.
  9. Merenungi tulang yang terbakar. Ia terbakar oleh api dan berubah menjadi abu. Abu itu melayang ke dalam kekosongan dan berubah menjadi debu, hingga akhirnya tak ada lagi yang tersisa.

Upanishad sangat melekat pada wujud. Ia akan secara khusus memperhatikan setiap wanita yang dilihatnya untuk kemudian dikomentari betapa cantiknya yang ini, betapa indahnya yang itu, dan betapa menariknya yang lain lagi. Ia menggunakan segala upayanya untuk hal-hal seperti ini.
Hingga saat ia bertemu dengan Sang Buddha, beliau mengajarinya cara melatih perenungan 9 aspek kekotoran.

Upanishad bangkit dari tempat duduknya, berlutut di kedua kaki Sang Buddha, dan berkata kepada Sang Buddha, “Aku juga melihat Sang Buddha saat ia pertama kali mencapai Sang Jalan (Tao).
Aku belajar untuk merenungi penampilan yang tak bersih hingga aku menjadi muak.
Aku, juga, bersama dengan Sang Buddha saat setelah beliau mencapai Tao, dan Buddha mengajariku untuk melatih perenungan 9 aspek kekotoran.

Dari sini aku menyadari bahwa mau secantik apapun seseorang saat ia hidup,
betapa menarik atau indahnya perempuan tersebut, sehingga semakin kamu memikirkannya maka semakin dirinya menjadi memikat, namun saat ia mati, ia akan melepuh sama anehnya seperti orang-orang lain juga.
Ia akan menjadi hijau dan penuh dengan burik, serta dagingnya akan pecah terbuka.
Masihkah kamu bisa mencintainya setelah itu?

Lalu darah dan kotoran akan keluar, jasadnya mulai berbau busuk.
Di tahap ini, anjing akan menyukainya, tapi orang-orang akan menjauhinya.

Kemudian nanah mulai terbentuk dan tubuhnya mulai membusuk.
Membayangkannya saja membuatmu ingin muntah!

Di saat ini sudah tak mungkin lagi untuk menciumnya.
Lalu cacing-cacing mulai tumbuh berkembang: yang besar maupun yang kecil.
Sekawanan lalat dan lalat biru (Calliphora vomitoria) datang mengerumuni.
Mereka mendekatinya dan di saat itu kamu bahkan tak akan merasa cemburu sedikitpun.

Daging mulai tercerai-berai dan tinggallah tulang-belulang yang tersisa.
Kemudian ia terbakar dan segalanya menghilang.

Beritahukan kepadaku, kemana orang cantik tersebut pergi?

Melalui perenungan seperti ini ia semakin muak akan wujud, dan menjadi paham bahwa kodrat dari segala macam wujud adalah tidak bersih.

Ia menyadari mau seberapa cantiknya suatu wujud, sumbernya sendiri sudahlah kotor.

Semen dari ayah dan darah dari ibu pada dasarnya tidak bersih.

Tulang dan debu-debu halus berpulang pada kekosongan, demikianlah kekosongan maupun wujud disingkirkan.

Dengan penyadaran ini, aku mencapai jalur yang melampaui pembelajaran, yaitu buah pencapaian yang ke empat – Arahat.

~~~~~~~~~~~

Jadi?
Buddha Dharma merupakan metode-metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas semua insan!
Selama efektif, maka metode tersebut adalah metode yang baik! :)

Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

你,有成长了没?Have You Grown or not?







~~~~~~~~~~~~~
Chat:
AA:
[Thank you so very much! My Dharma name is Katsugen Kensho, of the Sotoshu tradition of the Sojiji lineage as taught by Rev. Dr. Soyu Matsuoka, Roshi. I have been looking for a prayer to Dou Mu Yuan Jun. This transliteration is a gift; it will help my practice bloom. May you and all beings be well, have peace, and a heart-mind of joy. All peace. Kensho on Marici Boddhisattva, Mother of Constellation - Dou Mu 斗姆
Amitofo Lotus Chef, As a disciple of Grand Master Living Buddha Lien Sheng and a regular at the Sunday fire homas,I know EXACTLY what you mean!!! To see the various disciples and monks rushing forward to grab the blessed offerings in such a fashion is shocking,disturbing and produces such a different vibration than the holy vibration we all had the wonderful chance to take part in thanks to Grand Master. The vibrations of greed are definitely present as with so many attached entities and karmic creditors that have not been released.As I work my way through this crowd to get my turn at the fire homa ,I must deeply chant the White Padmakumara long mantra to deal with this heavy oppresive energy.I have seen all the acts you mentioned and know they happen regularly after the ceremonies.But I know the law of karma and you cant escape,we all pay in the end. Thanks for mentioning this in your blog ,I hope disciples can reflect and take a look at themselves honestly and change their ways. on The Hungry Ghost Phenomenon 饿鬼的迹象 [1]
师佛那里有三宝 无根树 没有阴阳地 换不响的山谷 法师,这是否是不是宝。。。。。。 哈哈哈 on Lotuschef on [Show Hand] 水落石出

法师 师佛送给你一颗无根树 哈哈哈 on Lotuschef on [Show Hand] 水落石出]

BB: ???

AA: they were commenting on 4 articles
you can look from the Overview of the blog

BB: the last ones talking rubbish
the 1st one very fixated on form - affix properties to a sutra
2nd one - i read it already
This one verified what happened after homa at seattle temple all the time!
but he is also stuck on getting to the homa pit and do a cleansing like everyone else
I stop looking at comments and I remember that I switch it off

AA: Ok so i know that the setting was switched off
~~~~~~~~~~~~~~~
Hahaha!

Dear all, if you are the writers of the comments above, or supporters of these writers, Please read them again & see where you are still in Nursery School or 菜鸟!

Yes!
You need to grow and realise what is the problem with writers that wrote their comments, that means their Body Speech Mind as revealed in their words, an expression of their Minds!

Take care of yourself first, before you even take a step out of your freshly hatch shell!
Dangers abound! :)


With Metta

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

Buddha Dharma 佛法 - Use 用


The above are screen captures of GM Lu, one at the start and one in the middle of his Dharma Speech.
Please scrutinise them and make your observations! :)

Now to today's story:-
I was invited to attend a talk at a certain temple by a fellow student.
When the speaker was sharing his views, many nearby were busy chatting.
I request them to pay attention with hand signs.

Pinkinsh like the above and mingled with yellowish ones like the picture below. :) Hehe! I hope I didn't put you all off  (红腐乳) red fermented bean cubes!

After the speech, I noticed that a lady in a white laced dress has pinkish stools oozing from her left lower abdomen.
Her spouse and me were busy using tissue papers to help her catch the stools and we almost used up a whole box of tissue papers when I sighted the stools turned to light yellowish brown.
I advised her to go get professional medical attention.

Whats wrong with her?
She has colon cancer, initial stage when blood is mixed with yellowish stools.
When there is no more pinkish stool, she is actually "cured"!

One onlooker said: Fashi, you look like Lu Shizun!
Many agreed and they started surrounding me and asking for blessing.
The lady that I have helped, and her spouse kneel and bow to thank me, but I told them that we are equal and there is no need to kneel to me.
They gave me a red-packet to thank me.
It contained a large sum of money.

Next a lady also in a white dress caught my eyes.
I waved her to come nearer to me.


This dark greenish color shape is round her eyes.
I covered the above with my right hand, finger tips pointing towards my left with my palm on her left eye.
I started to silently chant Guru's mantra, transferring light to help clear this greenish shape.

The greenish shape disappeared when I removed my right hand.
It took me about half a minute for this procedure.

** I have seen others with the greenish shape that completely circled both eyes too. Thick green lined shapes like the above.
So you remember I shared this in another story previously?
Or anther with dark greenish wave-like line rising upwards from his chin and I yelled: [Stop!] to halt it before it reaches the base of his eyes.


Even more pushed forward for blessing from me. I sighted another 2 lamas nearby and told the crowd to go give offering or gongyang to them.
I started to move away from the crowd and declined further contact with attendees.

My companion, the fellow student that brought me to this function, called out to me and asked whether I am ready to leave or not.
I nodded affirmative & we left.

Hahaha! There were more that I attended to, but lets leave it for some other time!

Mission accomplish with great success!

Dear all, whatever you try to do in offering Help, please remember always to invoke the presence of your Root Guru!

Cheers all

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

Tuesday, June 28, 2016

Pemusatan Perhatian – Perenungan Atas Wujud [1]



Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 23 November 2015
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Mindfulness – Contemplation of Form [1]


Sutra Kayagata-sati: Pemusatan Perhatian di dalam Tubuh
Diterjemahkan dari Bahasa Pali oleh Bhiksu Thanissaro
Sumber: MN 119 PTS: M iii 88 | Kayagata-sati Sutta: Mindfulness Immersed in the Body


Ekstrak:
“Lebih lanjut lagi, bhiksu merenungi tubuhnya sendiri mulai dari telapak kaki ke atas, dari ujung kepala ke bawah, semuanya dibungkus oleh kulit dan penuh dengan berbagai macam hal yang kotor:
‘Di tubuh ini terdapat rambut kepala, rambut di badan, kuku, gigi, kulit, daging, otot, tulang, sumsum, ginjal, jantung, hati, selaput paru-paru, limpa, usus besar, usus kecil, esofagus (kerongkongan), feses, empedu, lendir dahak, nanah, keringat, lemak, air mata, minyak kulit, ludah, ingus, cairan di persendian, air kencing.’

Bagaikan sebuah karung dengan dua bukaan di ujungnya yang penuh dengan bermacam-macam biji-bijian – gandum, beras, kacang hijau, kacang merah, biji wijen, beras yang telah dikupas –
Dan seorang pria dengan penglihatan yang baik, saat menuangkannya, ia akan merenungkan,
‘Ini gandum. Ini beras. Ini kacang hijau. Ini kacang merah. Ini biji wijen. Ini beras yang telah dikupas’;

Dengan cara yang sama, bhiksu merenungi tubuhnya sendiri dari telapak kaki ke atas, dari ujung kepala ke bawah, semuanya dibungkus oleh kulit dan penuh dengan berbagai macam hal yang kotor:
‘Di tubuh ini terdapat rambut kepala, rambut di badan, kuku, gigi, kulit, daging, otot, tulang, sumsum, ginjal, jantung, hati, selaput paru-paru, limpa, usus besar, usus kecil, esofagus (kerongkongan), feses, empedu, lendir dahak, nanah, keringat, lemak, air mata, minyak kulit, ludah, ingus, cairan di persendian, air kencing.’

Dan ia selalu peka, bersemangat dan tak ragu-ragu, segala ingatan dan keputusan mengenai kehidupan rumah tangga ditinggalkannya, dan dengan meninggalkannya maka pikirannya terfokuskan dan batinnya menjadi tenang, menyatu dan terpusat.

Demikianlah bagaimana seorang bhiksu mengembangkan pemusatan perhatiannya yang melebur ke dalam tubuhnya.

“Lebih lanjut lagi, bhiksu merenungi tubuhnya – tegak ataupun dalam posisi lain – dalam hubungannya dengan berbagai karakterisiknya:
‘Di dalam tubuh ini terdapat karakteristik tanah, karakteristik cairan, karakteristik api, dan karakteristik angin.’
** [Empat elemen utama 四大 – Tanah air api angin 地 水 火 风]

Seperti halnya seorang penjagal ataupun muridnya yang terampil, setelah menjagal seekor sapi, akan duduk di perempatan jalan sambil memotongnya menjadi bagian-bagian kecil, maka bhiksu merenungi tubuhnya – tegak ataupun dalam posisi lain – dalam hubungannya dengan berbagai karakterisiknya:
‘Di dalam tubuh ini terdapat karakteristik tanah, karakteristik cairan, karakteristik api, dan karakteristik angin.’

Dan ia selalu peka, bersemangat dan tak ragu-ragu, segala ingatan dan keputusan mengenai kehidupan rumah tangga ditinggalkannya, dan dengan meninggalkannya maka pikirannya terfokuskan dan batinnya menjadi tenang, menyatu dan terpusat.

Demikianlah bagaimana seorang bhiksu mengembangkan pemusatan perhatiannya yang melebur ke dalam tubuhnya.

“Lebih lanjut lagi, seperti saat ia melihat jasad yang dibuang di tanah pemakaman – telah mati selama satu hari, dua hari, tiga hari – mengembung, menjadi hitam kelabu dan mengeluarkan nanah, ia menerapkannya kepada tubuhnya sendiri, ‘Tubuh ini juga: Karena kodratnya yang seperti itu, masa mendatangnya juga akan seperti itu, dan tak bisa dihindari pula’…


“Atau sekali lagi, seperti saat ia melihat jasad yang dibuang di tanah pemakaman, mulai diambili oleh burung gagak, burung bangkai, elang, anjing, hyena, dan berbagai binatang lain… seonggok kerangka yang ternoda oleh daging dan darah, tersambungkan oleh otot-otot… seonggok kerangka tanpa daging yang ternoda oleh darah, tersambungkan oleh otot-otot… seonggok kerangka tanpa daging ataupun darah, tersambungkan oleh otot-otot… tulang-tulang yang terlepas dari otot-ototnya, berserakan di segala arah – di sana ada tulang tangan, di sana ada tulang kaki, di sana ada tulang kering, di sana ada tulang paha, di sana ada tulang pinggul, di sana ada tulang punggung, di sini tulang rusuk, di sana tulang dada, di sini tulang bahu, di sana tulang leher, di sini tulang rahang, di sana ada gigi, di sini sebuah tengkorak… tulang-tulang yang memutih, bagaikan warna kerang… bertumpukan selama lebih dari setahun lamanya… membusuk dan terurai menjadi serbuk: Ia menerapkan hal yang serupa kepada tubuhnya, ‘Tubuh ini juga: Karena kodratnya yang seperti itu, masa mendatangnya juga akan seperti itu, dan tak bisa dihindari pula.’

Dan ia selalu peka, bersemangat dan tak ragu-ragu, segala ingatan dan keputusan mengenai kehidupan rumah tangga ditinggalkannya, dan dengan meninggalkannya maka pikirannya terfokuskan dan batinnya menjadi tenang, menyatu dan terpusat.

Demikianlah bagaimana seorang bhiksu mengembangkan pemusatan perhatiannya yang melebur ke dalam tubuhnya.

~~~~~~~~~

Hahaha!
Masih ada sambungannya lagi!

Salam semuanya.

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef


Monday, June 27, 2016

佛說眼明經 The Clear Vision Sutra




Click the link below to see the video in Youtube:

佛說眼明經 Fo Shuo Yan Ming Jing (The Clear Vision Sutra)
Recited by Lama Lotuschef
Dijapakan oleh Lama Lotuschef

---

佛說眼明經

The Clear Vision Sutra


南無光明地藏王菩薩 摩訶薩。(3x)
Namo the All Illuminating Ksitigarbha Bodhisattva. (3x)

千手千眼觀世音。
The Thousand-arms Thousand-eyes Kuan Yin Bodhisattva.

兩眼似金燈。
The two eyes resemble two golden lamps.

佛座西方一座塔。
In the west where the Buddha throne is lies a pagoda.

如來會上一藏經。
In the assembly of the Tathagata exists one sutra.

文殊菩薩騎獅子。
Manjushri Bodhisattva is riding his lion.

普賢菩薩騎象王。
Samantabadra Bodhisattva is riding on the elephant king.

兩眼似天堂。
The two eyes resemble the heaven.

人裡魔。眼裡魔。
Mara within man. Mara within the eyes.

眼中翳障盡消磨。
All the hindrances within the eyes shall be removed.

人裡膜。眼裡膜。
Veil within man. Veil within the eyes.

眼中雲霧盡消落。
All the cloud and fog within the eyes shall be cleared.

人裡明。眼裡明。
Clarity within man. Clarity within the eyes.

眼中斗點盡光明。
All the light spots within the eyes are glowing brightly.

有人誦得眼明經。
When someone recites this Clear Vision Sutra.

生生世世眼光明。
The individual shall gain clear vision in every live.

孔雀明王靈感應。
Mahamayura Vidyarajni, the Peacock Dharma Protector is spiritually in tune.

觀音菩薩保安寧。
The Kuan Yin Bodhisattva offers peace and tranquility.

嗡 悉殿多。薄俱那。
Om Xidianduo Baojuna.

南無光明地藏王菩薩。梭哈。
Namo the All Illuminating Ksitigarbha Bodhisattva Svaha.

---

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom

Sunday, June 26, 2016

26-6-2016 Karmic Offering [2]















26-6-2016 Karmic Offering [1]











Penyesalan Seumur Hidup?



Ditulis oleh Lotuschef – 26 Juni 2016
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 终生憾事 Life-long Regret?



Baru saja menonton siaran langsung dari Vajragarbha Seattle.
Ada yang membuatku teringat akan sesuatu! :)

Cobalah dengarkan baik-baik penjapaan “Amituofo” di bagian akhir sesi.
MENGAPA?

Saat mengikuti pelatihan Reverend di Vajragarbha Seattle, salah satu murid di sana selalu menyanyi dengan suara sumbang (fals) dan tak bisa menjapa bagian tertentu dengan benar.
Dalihnya?
Ia tak berlatih karena terlalu sibuk mengobrol dengan teman-teman dan seorang padmakumara hijau!
Bahkan bilang tak punya cukup waktu untuk tidur pula.
Demikianlah, ia bersembunyi di bawah meja, anak tangga, ataupun ruang penyimpanan untuk membayar “kekurangan tidurnya”!

Salah satu master yang mengajar subyek-subyek pelatihan harus pulang berhubung ada alasan pribadi dan meluluskan si reverend pengantuk ini, serta meminta bantuan dariku dan seorang reverend lain untuk membantu si pengantuk ini, supaya mengajarinya cara menjapa sehingga kekurangannya bisa tertutupi!

Hahaha!
Di saat sesi pelatihan, aku sudah berkali-kali berusaha untuk menolong teman kita yang pengantuk ini, namun ia menimpali: “Aku sudah tahu semuanya, khan aku sudah bersarana selama 19 tahun! Kamu orang yang masih sangat baru, lebih baik membaca buku-buku Shizun saja!”

APA YANG TERJADI sebelum ujian?
Ia terus mengusikku untuk mendengarkan penjapaannya dan mengajarinya cara menjapa yang benar!

Aku diamkan saja orang ini.

Dan memang akhirnya lulus ujian juga, tentunya, dan kenyataan bahwa ia seorang bhiksu juga salah satu faktor utama yang menolongnya!

DITAMBAH LAGI, seorang bhiksu lain memberitahunya bahwa ia sendiri juga tak lulus semua modul pelatihan tapi masih tetap berstatuskan seorang fashi.
Jadi intinya mau lulus atau gagalpun tidak ada masalah!
Hahaha! Bhiksu agung yang semua modul saja gagal lulus bahkan bisa menjadi kepala biara atau khenpo dari sebuah vihara cabang Ordo Satya Buddha di Amerika.
Yang juga mengingatkanku tentang seorang reverend wanita lain yang juga diangkat sebagai Khenpo dan mengaku kalau ilmu meramalnya sangat akurat!
Ternyata Mahaguru Lu menyuruhku untuk mengajari orang ini Sadhana 4 Prayoga!
Orang yang sama juga yang mendatangiku dan memintaku mengajarinya teknik 9 siklus pernafasan!

Oh! Si pengantuk tadi juga membelikan makanan dan hadiah-hadiah untuk XR, si pengawas!
Jadi keleletannya terabaikan atau tertutupi!

Sebelum aku pulang dari Seattle, aku bilang kepadanya supaya menjaga diri baik-baik, dan jangan membabi-buta mengikuti siapapun selain Shizun.
XR mendengar sebagian dari percakapan ini, dan kemudian menyebarkan berita kalau seorang bhiksuni melakukan tindakan kriminal dengan menguliahi seorang bhiksu!
Hahaha!

XR juga memperingatkanku supaya menjaga omonganku sebelum aku memberikan ceramah dharmaku yang pertama!
Kuberitahu sekelompok murid tentang beberapa kali ancaman XR kepadaku!

Kamu ingatkah Ia yang Bertanduk dan memperingatkanku supaya berhati-hati atas apa yang akan ia lakukan kepadaku (mencelakaiku)?
Hahaha!
Ya! Inilah orangnya!
Ia mengancamku di hari pertama pelatihan: “Shizun bilang aku punya tanduk, kamu lihat saja apa yang bisa kulakukan kepadamu!”

Makanya Mahaguru Lu bilang: “Tercampur aduk di dalam tungku Kimchi!”

Jadi?
Kalau kamu merupakan salah seorang yang membantu dan mendukung si pengantuk ini untuk berbuat kejahatan ataupun kesalahan, pikirkanlah baik-baik, apakah kamu menciptakan “penyesalan seumur hidup” bagi dirimu sendiri?

Ada sebuah pepatah Tiongkok yang berbunyi “Kertas tak akan bisa membungkus api dengan rapat! 纸是包不住火!

Karena pada akhirnya KEBENARAN akan terungkap dengan sendirinya!
Hahaha! Si pengantuk yang membeberkan kekurangannya sendiri!

Oh! Hari ini Mahaguru Lu membahas tentang para insan di 6 alam yang mampu digapai oleh Avalokiteshvara Bodhisattva!

Maka genggamlah tangan-Nya yang penuh welas asih dan selamatkanlah dirimu!

Mahaguru Lu bilang bahwa perihal sadhana, sepenuhnya adalah atas usaha dan ketekunan diri sendiri, ia merupakan kegiatan seumur hidup!


Salam Metta.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef