Ditulis oleh Lotuschef – 10 September 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 大悲水 Great Compassion Water
Bija aksara Bodhisattva Avalokiteshvara: Hrih (juga dibaca sebagai Xie). |
Dari arsip percakapan:
[--- AA: Orang-orang sungguh gampang ditebak juga!
Saat sebuah ide atau orang mulai muncul, semua tak berani beraksi. Mereka hanya berdiri di samping untuk “menunggu dan melihat”! Tak punya nyali!!!
Kalau saja mereka mengambil kutipan-kutipan dari Avatamsaka Sutra dan menggunakannya sebagai Anak Panah Pencerahan, pasti banyak orang yang akan “menang hadiah utama”!
BB: Aku kira juga begitu.
Mau ke rumah sakit sebentar bersama CC.
(per jam 1:57 AM)
AA: ??? CC sakit?
BB: Ada orang yang sedang sangat butuh transfusi darah untuk operasi bypass jantung.
AA: Oh, donor darah.
BB: Ya.
AA: Tipe apa?
BB: Untungnya kami tipe A semua.
AA: Oh! Aku O+ malah lebih bagus. Pendonor universal!
BB: Hahaha sama dengan Mahaguru Lu dong :)
AA: Kukira kalian sudah tidur liao.
BB: Hampir tidur dan tiba-tiba dapat pesan kalau keluarga mereka masih mencari tambahan darah.
AA: Kalau begitu cepatlah pergi.
Japa mantra Mahaguru.
BB: Okay. Ya :)
AA: Aku juga akan memancarkan sinar kepada kalian berdua! :)
BB: Merci beaucoup (terima kasih banyak) atas cintamu.
---
[ 大悲水的用途 ]
大悲水的用途十分廣泛,舉凡舉行一切佛教儀式,或有人生病,都可以用大悲水清潔壇場或用於飲用。而效果往往不可思議。印光大師在閉關中,也常常誦念大悲咒加持大米和淨水,施捨給有病的人們,甚至患了絕症無法治愈的人們,其效果很是神奇。
Terjemahannya sebagai berikut.
Manfaat air ini:
Dapat digunakan untuk “Menyucikan” lokasi upacara atau altar sebelum dan sesudah ritual agama Buddha, atau untuk diberikan kepada mereka yang sakit. Reverend Yin Guang memberkati beras dan air untuk kemudian diberikan kepada mereka yang sakit dan bahkan kepada mereka dengan penyakit stadium akhir dan tak bisa disembuhkan. Sepertinya banyak mujizat yang terjadi.
---
Teman-temanku sekalian yang terkasih.
Buddha tak mendukung Kemelekatan pada Wujud. Setujukah?
Namun, air atau beras yang diberkati sewaktu upacara keagamaan adalah Penawar Duniawi untuk Menentramkan Pikiran (Hati) para insan.
Ia adalah sebuah Metode atau Dharma Kemudahan untuk Mengurangi Penderitaan para insan.
Faktor Kemelekatan atau sekedar Tahayul belaka? :)
Aku pernah menulis mengenai Berbagai Perbedaan Pola Pikir di Berbagai Tingkatan Pelatihan Diri (Realisasi).
Di dalam Sutra Avatamsaka dan ceramah terkini Mahaguru Lu: Buddha punya berbagai pengetahuan atau metode yang tiada batasnya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kecerdasan tiap individu.
Di salah satu biara Mahayana setempat, ada upacara penjapaan Maha Karuna Dharani selama 49 hari oleh para reverend, sebelum mereka menganggap air yang disediakan telah “siap” atau cukup mendapatkan berkat untuk digunakan.
Sedangkan di dalam Tantrayana, kita pertama kali mengundang kehadiran Sang Guru Akar dengan membentuk Mudra Tangan, diikuti dengan Visualisasi dan penjapaan Mantra Guru Akar.
Kemudian dilanjutkan dengan mengundang Bodhisattva Avalokiteshvara (Seribu Tangan, Seribu Mata) dengan cara yang sama.
Mantra pendeknya: Om Warila Damo Xie.
Kunci penting dalam metode ini adalah “Memancarkan Sinar” ke air, beras, atau berbagai barang yang dipilih.
Kamu harus membayangkan Transformasi dari semua barang yang telah dipilih berubah menjadi Cahaya Putih yang Agung nan Cemerlang, ia menyebar seluas mungkin, membersihkan dan menyucikan setiap insan dan semua hal di dalam dan sekitar lokasimu, hingga pada akhirnya semuanya melebur ke dalam Kekosongan Agung Alam Semesta.
Saat kamu benar-benar mampu Mengubah Semuanya menjadi Sinar dan Melebur ke dalam Kekosongan Agung Alam Semesta, maka air, beras dan lain sebagainya sudah tak diperlukan lagi! :)
Hal tersebut sama halnya dengan intisari dari Ada dan Tiada, yang Mahaguru tunjukkan kepada si murid yang menembakkan Anak Panah Pencerahan pada hari Minggu – 7 September 2014 kemarin.
Praktik menyucikan dan memberkati barang-barang yang sepintas terlihat “kecil” (biasa), ternyata bisa diperbesar hingga mengikutsertakan semua insan dan juga dunia dari 3 masa dan di 10 penjurunya!
Tingkat Bodhicitta-mu lah yang menjadi batasannya!
Benar khan? Ternyata semuanya kembali lagi pada dirimu sendiri!!!
Hahaha!
Kemudian juga ada Perbedaan Waktu yang dibutuhkan oleh (cara) Mahayana dan Tantrayana!
Metode yang lebih sederhana dari Mahayana – harus menjapa Maha Karuna Dharani sebanyak 49 kali.
Sedangkan di dalam Tantrayana, dengan Visualisasi dan dukungan dari Guru Akar :) kamu hanya butuh waktu kurang dari 5 menit.
Tentunya orang-orang yang berpikir duniawi akan beradu argumen mengenai Efektivitasnya!
Hahaha!
Memberitahumu: Iman yang Mutlak pada Guru Akar dan Yidam yang dipilih!!!
Namun demikian, siapapun yang terpaku pada metodenya sendiri sebagai satu-satunya yang efektif, akan membuat metode mereka sendiri menjadi bersifat Anti-Buddha!
Oleh karenanya, apapun yang mereka akan lakukan juga akan menjadi Tak Efektif!
Maka ingatlah selalu patokan utama ini: Tiada Sengketa! Tiada Perselisihan!
Jangan melihat opinimu sebagai satu-satunya yang paling benar sebelum kamu mencapai realisasi Pencerahan Sempurna!
Dalam semangat mendonorkan darah untuk menyelamatkan orang lain, kamu juga menunjukkan Bodhicitta!
Salam semua.
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
Related Posts:
- Kebijaksanaan yang nampak gila – Tidak Jelek, Tapi…
- Keberhasilan Pencapaian Tubuh Pelangi, Buku 1 – Tantrayana
- Lotuschef Bercakap-cakap – Memangnya tak ada hal yang…
- Kebijaksanaan yang nampak gila – Menjadi Sang Matahari!
- Lotuschef Bercakap-cakap – Prajna Kebijaksanaan Agung…
No comments:
Post a Comment