Wednesday, September 16, 2015

Terlahir Untuk Menjadi Raja



Ditulis oleh Lotuschef – 16 September 2015
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 出世为王 Born to be King



Ramalan dan Masa Kecil


Baik Buddha Shakyamuni maupun Guru Rinpoche telah meramalkan kelahiran dan pencapaian Tsongkhapa.

Di masa Buddha Shakyamuni, seorang anak muda yang merupakan inkarnasi terdahulu Tsongkhapa mempersembahkan sebuah japamala kristal kepada Buddha dan menerima sebuah cangkang kerang sebagai balasannya.

Buddha meramalkan bahwa Manjushri akan terlahir sebagai seorang anak laki-laki di Tibet, akan ditemukan di Biara Ganden, dan akan mempersembahkan sebuah mahkota kepada rupangku.

Buddha memberikan nama Sumati-kirti (Blo-bzang grags-pa, Lozang-dragpa) kepada si anak laki-laki di masa mendatang tersebut.

Guru Rinpoche juga meramalkan seorang bhiksu bernama Lozang-dragpa akan terlahir di dekat China, juga akan dihormati sebagai emanasi (pancaran) seorang maha bodhisattva, dan akan membuat sebuah rupang Buddha menjadi sebuah perwakilan Sambhogakaya.

Beberapa indisikasi sebelum kelahiran Tsongkhapa juga telah menunjukkan kalau beliau akan menjadi seseorang yang mulia dan penting.

Sebagai contoh adalah orang tuanya yang mendapatkan mimpi-mimpi manggala, yang menunjukkan bahwa anak mereka yang akan lahir adalah emanasi Avalokiteshvara, Manjushri, dan Vajrapani.

Gurunya di masa mendatang, Chojey Dondrub-rinchen (Chos-rje Don-grub rin-chen), diberitahu oleh Yamantaka lewat sebuah visi penglihatan bahwa ia (Yamantaka) akan datang ke Amdo (A-mdo, Tibet sebelah timur laut) di suatu tahun dan menjadi muridnya.

Tsongkhapa lahir di Tsongkha (Tsong-kha), Amdo, tahun 1357, anak ke-4 dari 6 bersaudara.

Sehari setelah kelahiran Tsongkhapa, Chojey Dondrub-rinchen mengirimkan murid utamanya untuk menemui orang tuanya dan mempersembahkan hadiah, sebuah rupang, dan selembar surat.

Sebatang pohon cendana tumbuh dari lokasi tali pusarnya saat jatuh ke tanah.

Dari setiap daunnya nampak citra Buddha Simhanada (Sangs-rgyas Seng-ge sgra) yang muncul secara alamiah, dan demikianlah maka dinamakan sebagai Kumbum (sKu-‘bum), seratus ribu citra tubuh.

Biara Gelug yang bernama Kumbum kemudian dibangun di atas lokasi tersebut.

~~~~~~~~~~

Tsongkhapa, Atisha, Patriak Zen ke-6 Hui Neng, … adalah kehidupan masa lalu Mahaguru Lu.

Pencapaian sadhana selalu merupakan akumulasi (kumpulan) yang dibawa oleh si praktisi yang bersangkutan ke dalam kehidupan selanjutnya!

Sedangkan pemimpin awam dari suatu negara tertentu, atau suatu tanah tertentu, tidak bisa lari dari Ketidakkekalan. Si pemimpin ini hanya bisa memimpinnya untuk jangka waktu pendek saja.

Dalam ceramah Mahaguru Lu di Upacara Musim Gugur di Seattle kemarin, beliau mengatakan bahwa nama/ketenaran, kekayaan, … merupakan Rintangan dalam ber-yoga.
Beliau bilang bahwa ada para VM yang rakus akan ketenaran dan uang.
Juga menjelaskan mengenai mahkota 5 Buddha yang dikenakan di atas kepala VM, yang berarti bahwa Mahaguru Lu memberkati supaya 5 Buddha duduk di atas kepala orang-orang tersebut!
Apa yang ingin beliau sampaikan?
Jelas sekali bahwa banyak dari mereka yang mempunyai mahkota tersebut tak tahu makna sesungguhnya!


Hahaha!
Sesuai ramalan: orang-orang awam yang mendamba Mahkota 5 Buddha hanya dapat dipuaskan dengan Mahkota dalam Wujud Fisik, hanya sebagai hiasan kepala saja. Dan mereka merasa punya Lisensi untuk mengeruk kekayaan orang-orang dan memperbudaknya!

Akupun pernah menuliskan: Mahkota-mahkota ini menjadi komoditas yang “diperdagangkan” saat tangan Mahaguru Lu “diarahkan” untuk menganugerahkannya sesuai dengan rekomendasi para murid yang berpikiran duniawi!

Makanya Mahaguru Lu sendiri juga bilang:
“Kebanyakan dari para VM yang duduk di sekitarku ini belum mencapai yoga denganku!”

 
Buddha Shakyamuni berkata bahwa di Atas dan di Bawah Kolong Langit, Ia-lah yang Terunggul!

Dan seorang Buddha masih mempertahankan kekuasaannya dalam berbagai wujud (kaya/tubuh), namun seorang raja atau penguasa dunia akan kehilangan segalanya saat mati ataupun sewaktu digulingkan…


Mahaguru Lu bertanya kepada mereka yang baru saja ditahbiskan di Upacara Musim Gugur Kemarin DAN meski beliau telah mengajarkan Dharma Maha Kesempurnaan hingga saat ini, semua jawaban yang diberikan masih sangat jauh dari Pencerahan!

Teman-temanku sekalian yang terkasih,
Kamu harus sungguh-sungguh memperhatikan dan menekuni apa yang Mahaguru Lu ajarkan, BILA Kamu ingin terbebas dari siklus transmigrasi yang berulang terus di dalam 6 alam samsara ini. Dan yang paling penting adalah mencegah dirimu supaya tak terjatuh ke dalam siklus 3 alam yang lebih rendah yang tiada berujung!

Seorang murid mengirimkan pesan teks kepadaku dan bertanya: Fashi, kenapa kamu tak datang ke Upacara Musim Gugur di Seattle?

Hahaha!

Kamu harus ingat kisah yang baru-baru ini kuunggah ke dalam blog ini!
Sebuah pikiran dari hati yang tulus telah diketahui oleh Buddha, sehingga ia memberitahu orang yang secara fisik menyambutnya di sana bahwa ia bukanlah yang pertama yang menyambutnya!

Mahaguru Lu pun bilang bahwa yang Tak Terlihat jauh lebih berarti!

Hahaha!

Tiada Wujud!

Teman-temanku sekalian yang terkasih, dengan pengetahuan Dharma yang telah kamu pelajari, cobalah dan bantulah teman-teman yang kemarin baru saja ditahbiskan untuk menjawab pertanyaan Mahaguru Lu "为何出家?" (Kenapa menjadi biarawan/biarawati?)

Ayo bermain-main!


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment