26-6-2011 Why Practice Buddhism and Do
Cultivation?
26-6-2011 Mengapa mengamalkan agama
Buddha dan bersadhana?
Diterjemahkan oleh: Lotus Nino
Petikan artikel dari buku Shizun
No.154: Aura Kebijaksanaan, 智慧的光環.
Ditulis oleh: Buddha Hidup Sheng-yen
Lu
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh
Tim Penerjemah True Buddha Foundation
BAB 33 – Mengapa mengamalkan agama Buddha dan bersadhana?
Setelah banyak menulis mengenai
‘Pikiran-pikiran Tathagata’, kini saya kembali lagi ke titik awal untuk
menanggapi persoalan: Mengapa mempraktekkan agama Buddha dan melatih diri
(bersadhana)?
Kenapa mengamalkan agama Buddha?
Kenapa perlu bersadhana?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini
bahkan mungkin tidak akan muncul dalam pikiran kebanyakan orang yang merasa
bahwa tujuan hidup sebagai manusia hanyalah untuk bertahan hidup saja, dan saat
ajal menjelang maka semuanya akan berakhir.
Orang-orang seperti ini tidak
melihat alasan untuk terikat dengan praktek Buddhisme dan menderita.
Ada yang bertanya kepada saya, “Saat
waktunya berpesta, maka saya berpesta. Kenapa meributkan belajar agama Buddha?
Kenapa harus menaati sila?”
Yang lainnya menambahkan, “Saya
tidak tertarik untuk menjadi seorang Buddha atau Bodhisattva. Jadi kenapa harus
melatih diri?” Ada juga yang berkata, “Benda yang bernama agama ini sungguh
isinya omong kosong semua! Sama sekali tidak masuk akal! Sebab dan akibat,
surga dan neraka… Saya tidak percaya semuanya.”
Oleh karenanya, saat menjelaskan
ajaran-ajaran kepada orang-orang seperti ini, kita harus lebih melatih
kesabaran. Anggap saja kita menjelaskan beberapa literatur pengenalan agama
Buddha sebagai hadiah.
Saya ingin membagikan pemahaman dan
realisasi saya kepada mereka.
Menurut saya, kehidupan manusia
ibarat sebuah siklus penderitaan yang melibatkan kelahiran, usia tua, sakit dan
kematian.
Oleh sebab itu, penderitaan,
kekosongan dan ketidakkekalan akan selalu menyertai.
Saat saya melihat arti sejati dari
kehidupan, saya menyadari bahwa kenikmatan hanya bersifat sementara saja karena
hidup ini pendek.
Dan hidup ini bersifat ilusi, seperti mimpi saja.
Jadi alangkah bijaksananya bila bisa lebih dalam lagi menembus
pandangan Anda saat ini mengenai kehidupan dan menjawab semua pertanyaan
mengenai kehidupan dan kematian.
Cobalah pikirkan mengenai
ketidakkekalan dalam berbagai peristiwa dalam kehidupan ini, dan betapa
rentannya hidup ini.
Renungkanlah mengenai arti sejati
dari keberadaan kita, dan kenapa hati kita selalu kosong.
Pikirkan bagaimana seseorang bisa
mendapatkan semua harta dan berbagai pencapaian duniawi, hanya untuk kehilangan
mereka semua saat kematian tiba.
Kenikmatan macam apa yang bisa
dihasilkan oleh harta semacam ini?
Maka, dengan kesadaran semacam ini akan timbul kewaspadaan!
Saya sepenuhnya sadar bahwa hal yang paling berharga dalam masa
hidup yang pendek di dunia ini adalah melatih diri (bersadhana) dengan tekun,
mencapai Pembebasan Sejati, Realisasi Diri, dan Kebebasan Spiritual.
Selain itu hanyalah sampah yang merupakan hasil dari
pikiran-pikiran yang bergerak terus.
Amituofo /
Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
No comments:
Post a Comment