24-6-2011 Perfect Penetration of the Sutra and
Tantra Teachings
24-6-2011 Pemahaman Sempurna akan
Ajaran-ajaran Sutra dan Tantra
Bahasa Version -- Translated by Lotus Nino
Sumber:
Petikan artikel dari buku Shizun
No.154: Aura Kebijaksanaan, 智慧的光環.
Ditulis oleh: Buddha Hidup Sheng-yen
Lu
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh
Tim Penerjemah True Buddha Foundation
BAB 27 – Pemahaman Sempurna akan Ajaran-ajaran Sutra dan Tantra
Saat saya naik ke tahta dharma dan
menjelaskan dharma kepada jemaah yang terdiri dari dua ribu orang lhama di
Biara Drepung Loseling, saya menyentuh bagian ‘Intisari Pelatihan Tantra’.
Lalu saat saya turun dari tahta
dharma, Khenpo atau kepala biara di sana berkata kepada saya, “Yang baru saja
Anda jelaskan itu di luar pemahaman mereka.”
「Lho kenapa?」saya terheran.
Khenpo itu lalu menjelaskan kepada
saya, “Para lhama belajar lima sastra [Pramanavartika, Abhisamayalamkara,
Madhamakavatara, Vinaya dan Abhidharmakosha] dari tradisi Sutra saat mereka
belajar di sini di tiga biara utama. Setelah menyelesaikan pembelajaran
tersebut, mereka kemudian melanjutkan ke salah satu dari Perguruan Tinggi
Tantrik Atas* atau Perguruan Tinggi Tantrik Bawah*, atau grwa tshang (perguruan
tinggi) Tantrik lainnya untuk mempelajari ajaran-ajaran Tantra.”
(catatan penerjemah: ‘atas’ dan
‘bawah’ di sini menunjukkan lokasi biara, bukan tingkatan)
Penjelasannya benar-benar memberi
saya sebuah pencerahan.
Pelatihan Dharma Tantra di Tibet
mengharuskan seseorang untuk mempelajari Buddhadharma dari tradisi Sutra selama
dua belas tahun, kemudian dilanjutkan dengan delapan tahun melatih diri sesuai
dengan ajaran-ajaran Tantra. Kalau dijumlahkan semuanya maka akan butuh belajar
selama dua puluh tahun supaya bisa mendapatkan pemahaman yang menyeluruh
mengenai ajaran-ajaran Sutra dan Tantra.
Maka jelaslah bahwa doktrin-doktrin
Tantra sungguh berharga!
Di masa lampau, saat seseorang ingin
menerima transmisi sebuah sadhana, dia harus mempersembahkan seluruh
kekayaannya, mendaki gunung dan menyeberangi sungai, atau melakukan perjalanan
yang panjang dan membahayakan sebelum dia dapat menerima abhiseka pemberkatan.
Kini, dengan penyebaran Dharma
Tantra Satya Buddha yang telah meluas, kita harus menghargai kesempatan yang
telah diberikan kepada kita untuk mempelajari Buddhadharma.
Sebagai praktisi Tantra, kita harus
tahu bahwa dalam agama Buddha ada dua sekolah yang mempelajari mengenai
pikiran, yaitu tradisi Sutra dan Tantra.
Tradisi Sutra lebih berfokus pada
prinsip-prinsip dasar, sedangkan tradisi Tantra lebih berfokus pada praktek
untuk mencapai pencerahan.
Tradisi Sutra mengajarkan
dasar-dasar ajaran agama Buddha, namun mempelajari kedua tradisi tersebut
adalah sama pentingnya.
Saat mempraktekkan ajaran-ajaran
Tantra, si praktisi harus memoles aspek-aspek teoritis agama Buddha.
Bila mereka yang belajar Buddhisme Tantra punya landasan yang
layak dan kuat mengenai agama Buddha, maka mereka tidak akan tersesat.
Meski kita memulai dari praktek
Tantra, Ordo Satya Buddha tetap menganjurkan pemahaman yang sempurna dan saling
berhubungan antara ajaran-ajaran Sutra dan Tantra.
Saat saya memberikan ceramah dharma,
saya memberikan penekanan pada Risalah (Acuan) Agung Mengenai Tingkatan dalam
Jalan Menuju Pencerahan [Lam Rim Chen Mo] dan Eksposisi (Penjelasan) Agung
mengenai Mantra Rahasia [Nagakrim Chenmo] – keduanya ditulis oleh Guru
Tsongkhapa.
Bila tradisi Sutra dianalogikan sebagai sebuah kemeja, maka
tradisi Tantra adalah kerahnya.
Mana bisa seseorang melupakan kemejanya dan hanya mengenakan
kerahnya saja.
Amituofo /
Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
No comments:
Post a Comment