Monday, January 16, 2012

16-1-2012 [24-6-2011 Pemahaman Sempurna akan Ajaran-ajaran Sutra dan Tantra]


24-6-2011 Perfect Penetration of the Sutra and Tantra Teachings
24-6-2011 Pemahaman Sempurna akan Ajaran-ajaran Sutra dan Tantra
Bahasa Version -- Translated by Lotus Nino
Sumber:

Petikan artikel dari buku Shizun No.154: Aura Kebijaksanaan, 智慧的光環.
Ditulis oleh: Buddha Hidup Sheng-yen Lu
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Tim Penerjemah True Buddha Foundation



BAB 27 – Pemahaman Sempurna akan Ajaran-ajaran Sutra dan Tantra

Saat saya naik ke tahta dharma dan menjelaskan dharma kepada jemaah yang terdiri dari dua ribu orang lhama di Biara Drepung Loseling, saya menyentuh bagian ‘Intisari Pelatihan Tantra’.

Lalu saat saya turun dari tahta dharma, Khenpo atau kepala biara di sana berkata kepada saya, “Yang baru saja Anda jelaskan itu di luar pemahaman mereka.”

Lho kenapa?saya terheran.

Khenpo itu lalu menjelaskan kepada saya, “Para lhama belajar lima sastra [Pramanavartika, Abhisamayalamkara, Madhamakavatara, Vinaya dan Abhidharmakosha] dari tradisi Sutra saat mereka belajar di sini di tiga biara utama. Setelah menyelesaikan pembelajaran tersebut, mereka kemudian melanjutkan ke salah satu dari Perguruan Tinggi Tantrik Atas* atau Perguruan Tinggi Tantrik Bawah*, atau grwa tshang (perguruan tinggi) Tantrik lainnya untuk mempelajari ajaran-ajaran Tantra.”
(catatan penerjemah: ‘atas’ dan ‘bawah’ di sini menunjukkan lokasi biara, bukan tingkatan)

Penjelasannya benar-benar memberi saya sebuah pencerahan.

Pelatihan Dharma Tantra di Tibet mengharuskan seseorang untuk mempelajari Buddhadharma dari tradisi Sutra selama dua belas tahun, kemudian dilanjutkan dengan delapan tahun melatih diri sesuai dengan ajaran-ajaran Tantra. Kalau dijumlahkan semuanya maka akan butuh belajar selama dua puluh tahun supaya bisa mendapatkan pemahaman yang menyeluruh mengenai ajaran-ajaran Sutra dan Tantra.

Maka jelaslah bahwa doktrin-doktrin Tantra sungguh berharga!


Di masa lampau, saat seseorang ingin menerima transmisi sebuah sadhana, dia harus mempersembahkan seluruh kekayaannya, mendaki gunung dan menyeberangi sungai, atau melakukan perjalanan yang panjang dan membahayakan sebelum dia dapat menerima abhiseka pemberkatan.

Kini, dengan penyebaran Dharma Tantra Satya Buddha yang telah meluas, kita harus menghargai kesempatan yang telah diberikan kepada kita untuk mempelajari Buddhadharma.


Sebagai praktisi Tantra, kita harus tahu bahwa dalam agama Buddha ada dua sekolah yang mempelajari mengenai pikiran, yaitu tradisi Sutra dan Tantra.

Tradisi Sutra lebih berfokus pada prinsip-prinsip dasar, sedangkan tradisi Tantra lebih berfokus pada praktek untuk mencapai pencerahan.
Tradisi Sutra mengajarkan dasar-dasar ajaran agama Buddha, namun mempelajari kedua tradisi tersebut adalah sama pentingnya.
Saat mempraktekkan ajaran-ajaran Tantra, si praktisi harus memoles aspek-aspek teoritis agama Buddha.

Bila mereka yang belajar Buddhisme Tantra punya landasan yang layak dan kuat mengenai agama Buddha, maka mereka tidak akan tersesat.


Meski kita memulai dari praktek Tantra, Ordo Satya Buddha tetap menganjurkan pemahaman yang sempurna dan saling berhubungan antara ajaran-ajaran Sutra dan Tantra.

Saat saya memberikan ceramah dharma, saya memberikan penekanan pada Risalah (Acuan) Agung Mengenai Tingkatan dalam Jalan Menuju Pencerahan [Lam Rim Chen Mo] dan Eksposisi (Penjelasan) Agung mengenai Mantra Rahasia [Nagakrim Chenmo] – keduanya ditulis oleh Guru Tsongkhapa.

Bila tradisi Sutra dianalogikan sebagai sebuah kemeja, maka tradisi Tantra adalah kerahnya.
Mana bisa seseorang melupakan kemejanya dan hanya mengenakan kerahnya saja.


Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School

No comments:

Post a Comment