26-6-2011 Refrain from Killing
26-6-2011 Menahan diri untuk tidak
membunuh
Diterjemahkan oleh: Lotus Nino
Petikan artikel dari buku Shizun
No.154: Aura Kebijaksanaan, 智慧的光環.
Ditulis oleh: Buddha Hidup Sheng-yen
Lu
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh
Tim Penerjemah True Buddha Foundation
BAB 30 – Menahan diri untuk tidak membunuh
Ada seorang guru silsilah tantra
sedang memancing ikan di pinggir sungai.
Lalu seorang anak muda mendekatinya
dan bertanya, “Sila-sila Buddhis tidak menganjurkan pembunuhan. Lalu kenapa
Anda malah membunuh?”
Sang guru menoleh dan melihat ke
anak muda tersebut dan kemudian mulai tertawa. Ia berkata, “Kamu dulu pernah
saya pancing.”
Padmasambhava di suatu masa pernah
membunuh semua perampok, bandit, dan penjahat keji yang hidup di Kota Penjagal.
Mereka semua telah melakukan kejahatan dengan melakukan pembakaran dan
pembunuhan. Padmasambhava kemudian menggunakan sadhana penyeberangan yang
paling welas asih untuk membersihkan jiwa mereka dan langsung mengirim mereka
semua ke Surga Barat Tempat Kenikmatan Tertinggi.
Dalam dua contoh tersebut, para guru
tantra terlihat seperti sedang membunuh mahluk hidup.
Tapi pada kenyataannya, mereka
sedang menggunakan cara yang paling welas asih untuk menyeberangkan para insan.
Tujuan mereka bukanlah untuk membunuh, tapi malah untuk
menyeberangkan.
Semacam itulah yang disebut sebagai penyeberangan sejati untuk menyelamatkan
manusia.
Analisa saya untuk situasi tersebut
adalah sebagai berikut:
Tradisi Sutra mengajarkan ‘tidak
membunuh’, dan mendorong pembebasan nyawa mahluk hidup.
Oleh karenanya, tindakan bajik berupa praktek melindungi
kehidupan binatang adalah salah satu praktek welas asih ini.
Namun, yang disebut sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh
guru-guru Tantra pada kenyataannya adalah pembebasan (penyeberangan) para insan
– menyentuh ke dalam jiwa mereka dengan welas asih yang lebih mendalam,
membebaskannya dan membersihkannya sehingga jiwa-jiwa mereka dapat terlahir
kembali di Tanah Suci Buddha.
Sebenarnya, semua
praktisi Tantra yang belum mencapai tingkat spiritualitas seperti yang dicapai
oleh para guru silsilah harus mematuhi Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan yang
telah ditetapkan sebagai kode disipliner penting dari agama Buddha.
Kalau ada yang mampu melakukan pembunuhan yang diikuti dengan penyeberangan,
maka pencapaian spiritualnya pasti telah setara dengan Sifat Sejati Dharma
Tathagata, yang pahala utamanya telah sempurna dan lengkap, dan dengannya mampu
menarik para insan ke dalam pahala tersebut dengan berbagai cara yang
menakjubkan!
Para praktisi Tantra jaman sekarang nyaris hanya menggaruk
bagian luar doktrin-dontrin Tantra saja.
Mereka jauh dari
pencapaian kebuddhaan dan perilakunya malah menunjukkan kurangnya disiplin dan
sikap tidak baik terhadap insan lain.
Sebenarnya tidak ada masalah buat mereka untuk mengetahui
sadhana penyeberangan lewat pembunuhan, tapi mereka tidak boleh melakukannya
dalam kondisi apapun.
Bukannya menolong menyeberangkan si
arwah, mereka malah akan merugikan Ordo Tantra dan ajaran-ajarannya.
Hati-hatilah! Hati-hatilah!
- - - - - - - - - -
Haha! Setelah membaca sikap Guru mengenai Pembunuhan, mohon
hindarilah Membunuh bila Anda tidak bisa menjamin bahwa Anda dapat
menyeberangkan para arwah ke Tanah Suci!
Teman-teman ingat mudra Teratai yang
pernah saya jelaskan penggunaannya?
Sering-seringlah melatihnya kepada
mereka yang terbunuh atau telah meninggal.
Boddhicita kalian akan memberi
kekuatan pada penyeberangan yang kalian lakukan.
Amituofo /
Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
No comments:
Post a Comment