Saturday, October 29, 2011

28-12-2011 Konflik Religius – Memberikan Penghormatan


Pure Karma 


28-12-2011 Religious Conflicts – Paying Respect
Original Script : Lotuschef       Bahasa Translation: Lotus Nino

Ini adalah surat dari seorang teman sedharma.
~~~
Fashi, saya ada pertanyaan lain.
Ini mengenai rekan kantor saya yang kemarin baru saja meninggal di XX.
Dia adalah ex-manajer teman saya, seorang yang sangat sangat baik dan kami semua juga sangat menghormatinya.
Saya sungguh sedih tapi juga menyadari bahwa mungkin itu adalah hal yang terbaik baginya karena dia telah menderita gagal jantung dan paru-paru selama bertahun-tahun.

Pagi ini saya meminta teman saya untuk membuat montase (gabungan) foto-foto dia untuk di letakkan di mejanya. Saya juga membeli bunga mawar putih untuk diletakkan di mejanya juga. Oh ya, dia adalah seorang muslim.
Kemudian saya juga membeli buah yang selalu dia makan pada saat makan siang. Saya berikan kepadanya sebagai persembahan. Dan di sinilah mulai muncul masalah. Mereka meminta saya untuk menyingkirkan persembahan buah tersebut.
Para muslim tidak mempraktekkan hal seperti itu, dan salah satu dari rekan saya yang juga muslim yang juga dekat dengannya berkata atas nama roh teman saya tersebut bahwa mungkin rohnya tidak akan menyukainya.
Saya menolak untuk menyingkirkan persembahan tersebut, Fashi L

Pada kesempatan lain, saya juga mendengar cerita di bawah ini yang diceritakan oleh YY (seorang bhiksu tantra) dari Vihara ZZ, mengenai layanan dukacita yang diberikannya untuk menyeberangkan seorang nenek. YY berkata bahwa si nenek ini adalah seorang Buddhis dan semua anaknya beragama Kristen. Anak-anaknya membaptis si nenek setelah ia meninggal dan tidak pernah memberikan persembahan di depan peti seperti yang biasa dilakukan oleh para Buddhis. Jadi si nenek menjadi kelaparan dan kehausan. Ia mengutuk anak-anaknya karena melakukan hal tersebut kepadanya. YY lalu membantu dengan meletakkan sebuah roti di atas meja dekat peti tersebut sehingga si nenek bisa memakan roti itu. YY berkata bahwa roh si nenek tidak bisa bepergian terlalu jauh dari badannya setelah meninggal, tapi anak-anaknya malah marah dan menyingkirkan roti tersebut. Si nenek menjadi sangat marah dan mulai mengutuk anak-anaknya lagi.

Dari cerita ini, saya hanya ingin agar almarhum rekan saya bisa makan. Tapi mereka salah menangkap maksud saya, seperti sesuatu yang berlawanan dengan kepercayaan mereka. Oh Tuhan, Fashi, mereka tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan untuk menghormati si almarhum, dan pada akhirnya malah saya yang menjadi salah. Melakukan hal-hal baik memang sungguh sukar. Tiap kali malah sering bertemu dengan orang-orang yang tidak bisa disenangkan hatinya.

~~~

LC: Hallo sayang, berikut adalah pendapat dari saya.

Pertama-tama, mengapa kamu ingin mempersembahkan sesuatu untuk ex-manajermu?
Kamu ingin menunjukkan bahwa kamu menyukai dan menghormatinya, benar bukan?
Shizun dan para Buddha juga mengajarkan kita untuk membahagiakan orang lain, benar bukan?
Oleh karenanya, bila sesuatu hal yang kita lakukan ternyata malah bersifat ofensif terhadap kepercayaan religius orang lain, maka KITA TIDAK MELAKUKANNYA!

Dalam Tantrayana, kita dapat memvisualisasikan persembahan.
Kamu japalah mantra penyeberangan dan limpahkan jasa-jasa baik dari penjapaan tersebut kepadanya, lalu persembahkan sebuah teratai kepadanya supaya ia dapat pergi menuju ke Tanah Suci.
Kamu juga dapat membakar kertas teratai dan hio untuknya, lalu tuliskan nama dan alamatnya dan semuanya akan terkirim kepadanya. Saya dapat memberimu sebuah fu agar semua barang yang ingin kamu persembahkan dapat terkirim kepadanya. Oh ya, saya juga telah bertemu dengan si YY ini, haha!

Temanku yang terkasih, Persembahan itu berasal dari dalam hatimu. Kita dapat menunjukkan rasa hormat dan cinta kita lewat berbagai macam cara dan saat ada perbedaan dalam kepercayaan agama maka kita tidak turut campur di dalamnya.

Saat acara pembabaran sadhana Brahma di Seattle tanggal 27 Agustus kemarin, Shizun berkata bahwa Allah dan semua tuhan adalah Brahma sendiri.

YY seharusnya tidak menceritakan hal semacam ini yang bila diteliti dengan cermat sebenarnya malah salah.
Cobalah pikirkan lagi, bila mereka semua beragama Kristen [Semua anaknya beragama Kristen] dan membaptis si nenek juga, lalu mengapa mereka harus mengundang YY (si bhiksu tantra) untuk melakukan penyeberangan bardo?!

Temanku yang terkasih, saat kita melakukan penyeberangan, kita hanya membutuhkan nama dan alamat mereka saja. Ya hanya itu saja. Jika kamu membaca blog saya, ada salah satu artikel yang menyebutkan mengenai membentuk mudra teratai Shizun dengan tangan kiri dan memvisualisasikan subyek yang ingin Anda seberangkan sedang duduk di atas teratai tersebut, kemudian japalah mantra Shizun ~ lebih disarankan mantra versi panjang setidaknya 7x ditambah dengan visualisasi Shizun mengambil teratai tersebut. Hanya itu saja. Sederhana bukan?

Temanku yang terkasih, kamu harus menggunakan kebijaksanaanmu untuk menilai semua cerita yang orang-orang ceritakan kepadamu. Beberapa dari mereka ternyata hanya membual saja tanpa ada inti pentingnya.

Buddha mengajarkan kita semua untuk menemukan kebahagian, jadi kamu jangan malah menciptakan ketidakbahagiaan. Masih ada banyak cara untuk menunjukkan perhatianmu.

Apakah kamu telah mengerti sekarang? Sekarang singkirkanlah buah tersebut dan di sisi lain gunakanlah hatimu untuk berbicara kepada Shizun untuk membantu menolong ex-boss ini.

Dharma tidak mempunyai batas ataupun dikekang oleh hak kepemilikan, ia juga sebuah cara untuk mampu hidup dengan penuh kebahagiaan. Dengannya Anda dapat membagikan kebahagian ini kepada semua insan.
Pola pikir seorang yang melatih dirinya harusnya diatur sedemikan rupa. Setujukah kamu?

Cheers temanku terkasih,
Lotuschef


Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School

No comments:

Post a Comment