Pure Karma |
28-12-2011
Religious Conflicts – Paying Respect
Original Script : Lotuschef Bahasa Translation: Lotus Nino
Ini adalah surat dari seorang teman sedharma.
~~~
Fashi, saya ada pertanyaan lain.
Ini mengenai rekan kantor saya yang kemarin baru saja meninggal
di XX.
Dia adalah ex-manajer teman saya, seorang yang sangat sangat
baik dan kami semua juga sangat menghormatinya.
Saya sungguh sedih tapi juga menyadari bahwa mungkin itu adalah
hal yang terbaik baginya karena dia telah menderita gagal jantung dan paru-paru
selama bertahun-tahun.
Pagi ini saya meminta teman saya untuk membuat montase
(gabungan) foto-foto dia untuk di letakkan di mejanya. Saya juga membeli bunga
mawar putih untuk diletakkan di mejanya juga. Oh ya, dia adalah seorang muslim.
Kemudian saya juga membeli buah yang selalu dia makan pada saat
makan siang. Saya berikan kepadanya sebagai persembahan. Dan di sinilah mulai
muncul masalah. Mereka meminta saya untuk menyingkirkan persembahan buah
tersebut.
Para muslim tidak
mempraktekkan hal seperti itu, dan salah satu dari rekan saya yang juga
muslim yang juga dekat dengannya berkata atas nama roh teman saya tersebut
bahwa mungkin rohnya tidak akan menyukainya.
Saya menolak untuk menyingkirkan persembahan tersebut, Fashi L
Pada kesempatan lain, saya juga mendengar cerita di bawah ini
yang diceritakan oleh YY (seorang bhiksu tantra) dari Vihara ZZ, mengenai
layanan dukacita yang diberikannya untuk menyeberangkan seorang nenek. YY
berkata bahwa si nenek ini adalah seorang Buddhis dan semua anaknya beragama Kristen. Anak-anaknya membaptis si nenek setelah ia meninggal dan tidak pernah memberikan
persembahan di depan peti seperti yang biasa dilakukan oleh para Buddhis. Jadi
si nenek menjadi kelaparan dan kehausan. Ia mengutuk anak-anaknya karena
melakukan hal tersebut kepadanya. YY lalu membantu dengan meletakkan sebuah
roti di atas meja dekat peti tersebut sehingga si nenek bisa memakan roti itu.
YY berkata bahwa roh si nenek tidak bisa bepergian terlalu jauh dari badannya
setelah meninggal, tapi anak-anaknya malah marah dan menyingkirkan roti
tersebut. Si nenek menjadi sangat marah dan mulai mengutuk anak-anaknya lagi.
Dari cerita ini, saya hanya ingin agar almarhum rekan saya bisa
makan. Tapi mereka salah menangkap
maksud saya, seperti sesuatu yang berlawanan dengan kepercayaan mereka. Oh
Tuhan, Fashi, mereka tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan untuk
menghormati si almarhum, dan pada akhirnya malah saya yang menjadi salah.
Melakukan hal-hal baik memang sungguh sukar. Tiap kali malah sering bertemu
dengan orang-orang yang tidak bisa disenangkan hatinya.
~~~
LC: Hallo sayang, berikut adalah pendapat dari saya.
Pertama-tama, mengapa kamu ingin mempersembahkan sesuatu untuk
ex-manajermu?
Kamu ingin menunjukkan bahwa kamu menyukai dan menghormatinya,
benar bukan?
Shizun dan para Buddha juga mengajarkan kita untuk membahagiakan
orang lain, benar bukan?
Oleh karenanya, bila sesuatu hal yang kita lakukan ternyata
malah bersifat ofensif terhadap kepercayaan religius orang lain, maka KITA
TIDAK MELAKUKANNYA!
Dalam Tantrayana, kita dapat memvisualisasikan persembahan.
Kamu japalah mantra penyeberangan dan limpahkan jasa-jasa baik
dari penjapaan tersebut kepadanya, lalu persembahkan sebuah teratai kepadanya
supaya ia dapat pergi menuju ke Tanah Suci.
Kamu juga dapat membakar kertas teratai dan hio untuknya, lalu
tuliskan nama dan alamatnya dan semuanya akan terkirim kepadanya. Saya dapat
memberimu sebuah fu agar semua barang yang ingin kamu persembahkan dapat
terkirim kepadanya. Oh ya, saya juga telah bertemu dengan si YY ini, haha!
Temanku yang terkasih, Persembahan itu berasal dari dalam
hatimu. Kita dapat menunjukkan rasa hormat dan cinta kita lewat berbagai macam
cara dan saat ada perbedaan dalam kepercayaan
agama maka kita tidak turut campur di dalamnya.
Saat acara pembabaran sadhana Brahma di Seattle tanggal 27
Agustus kemarin, Shizun berkata bahwa Allah dan semua tuhan adalah Brahma
sendiri.
YY seharusnya tidak menceritakan hal semacam ini yang bila
diteliti dengan cermat sebenarnya malah salah.
Cobalah pikirkan lagi, bila mereka semua beragama Kristen [Semua anaknya beragama Kristen] dan
membaptis si nenek juga, lalu mengapa mereka harus mengundang YY (si bhiksu
tantra) untuk melakukan penyeberangan bardo?!
Temanku yang terkasih, saat kita melakukan penyeberangan, kita
hanya membutuhkan nama dan alamat mereka saja. Ya hanya itu saja. Jika kamu
membaca blog saya, ada salah satu artikel yang menyebutkan mengenai membentuk
mudra teratai Shizun dengan tangan kiri dan memvisualisasikan subyek yang ingin
Anda seberangkan sedang duduk di atas teratai tersebut, kemudian japalah mantra
Shizun ~ lebih disarankan mantra versi panjang setidaknya 7x ditambah dengan
visualisasi Shizun mengambil teratai tersebut. Hanya itu saja. Sederhana bukan?
Temanku yang terkasih, kamu harus menggunakan kebijaksanaanmu
untuk menilai semua cerita yang orang-orang ceritakan kepadamu. Beberapa dari
mereka ternyata hanya membual saja tanpa ada inti pentingnya.
Buddha mengajarkan kita semua untuk menemukan kebahagian, jadi
kamu jangan malah menciptakan ketidakbahagiaan. Masih ada banyak cara untuk
menunjukkan perhatianmu.
Apakah kamu telah mengerti sekarang? Sekarang singkirkanlah buah
tersebut dan di sisi lain gunakanlah hatimu untuk berbicara kepada Shizun untuk
membantu menolong ex-boss ini.
Dharma tidak mempunyai batas ataupun dikekang oleh hak
kepemilikan, ia juga sebuah cara untuk mampu hidup dengan penuh kebahagiaan.
Dengannya Anda dapat membagikan kebahagian ini kepada semua insan.
Pola pikir seorang yang melatih dirinya harusnya diatur
sedemikan rupa. Setujukah kamu?
Cheers temanku terkasih,
Lotuschef
Amituofo
/ Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
No comments:
Post a Comment