Tuesday, October 30, 2012

Lotuschef Bercakap-cakap – Kekuatan Spiritual [3] Mahamudra

Guru Padmasambhava bermanifestasi menjadi Guru Dragpur
Image © Corbis

Ditulis oleh Lotuschef – 25 Oktober 2012
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Lotuschef in chat – Power [3] 大手印 Mahamudra
Sumber petikan materi: Mahamudra (Wikipedia)


Baca juga: Lotuschef in School – Rediscovering Mahamudra 1

Mahamudra mengacu pada cara orang yang telah merealisasikan mahamudra (ia yang telah berhasil melatih mahamudra) mengalami realitas:
Mudra – yaitu setiap fenomena nampak dengan jelas,
Maha – melampaui konsep, imajinasi, dan proyeksi.

Pertama, mahamudra bisa mengacu pada pasangan wanita si praktisi dalam sadhana yoga seksual.

Ke-dua, seperti sebelumnya, ia adalah salah satu dari sebuah urutan mudra yang berhubungan dengan berbagai macam konsep, pengalaman, dan tahap-tahap di dalam Buddhisme. Di sini, yang dimaksudkan lebih ke arah bagian akhir dari sebuah seri, sebuah realisasi langsung akan sifat sejati pikiran dan realitas yang melampaui dan menyempurnakan segel-segel lain yang lebih konvensional (lazim), yang juga meliputi yoga seksual yang aktual ataupun yang menggunakan visualisasi.

Ke-tiga, Mahamudra sendiri punya makna: kebenaran, realisasi, atau pencapaian tertinggi dari sadhana tantra yogini: segel agung yang menandai semua fenomena dan pengalaman; ekuivalen dengan “yang demikianlah adanya” (tathata), kesamaan, kekosongan (shunyata), ruang, dan Dewi Nairatmya (ia yang tanpa ego); kebahagiaan yang tak berubah yang melampaui obyek dan subyek, bentuk, pikiran, ataupun ekspresi; dan pencapaian pengetahuan (gnostik) tertinggi, mahamudra-siddhi.

Praktek Meditasi Mahamudra

Nasihat dan panduan dari seorang guru yang berkualifikasi dianggap sangat penting dalam mempelajari dan melatih meditasi mahamudra. Sering kali mahamudra (khususnya mahamudra inti) akan diawali dengan instruksi yang menunjukkan kunci-kunci utama.

Empat yoga mahamudra

Mahamudra terkadang dibagi menjadi empat tahap tersendiri yang dikenal sebagai Empat Yoga Mahamudra (Bhs. Sansekerta: catvāri mahāmudrā yoga, Transliterasi Wylie: phyag rgya chen po’i rnal ‘byor bzhi).
Mereka adalah sebagai berikut:
  1. Konsentrasi (Bhs. Sansekerta: ekāgra, Bhs. Tibet: rtse gcig)
  2. Kesederhanaan/Tanpa Sandiwara (Bhs. Sansekerta: niṣprapāncha, Bhs. Tibet: spros bral) yang “bebas dari kerumitan atau kompleksitas”.
  3. Satu Rasa (Bhs. Sansekerta: samarasa, Bhs. Tibet: ro gcig)
  4. Non-meditasi (Bhs. Sansekerta: abhāvanā, Bhs. Tibet: sgom med) – kondisi yang tidak melekat pada obyek meditasi ataupun si meditator sendiri. Tak ada lagi yang perlu ‘dimeditasikan’ atau ‘dilatih’ di tahap ini.

Empat yoga mahamudra ada hubungannya dengan lima tahap di dalam Mahayana (Bhs. Sansekerta: pañcamārga) sebagai berikut:
  1. Pra-yoga eksternal dan internal: tahap mengumpulkan bekal
  2. Konsentrasi: tahap aplikasi
  3. Kesederhanaan: tahap melihat dan sebagian besar ada pada tahap meditasi (bhumi satu hingga enam)
  4. Satu Rasa: bagian akhir dari tahap meditasi, sebagian besar ada pada tahap ‘tanpa belajar lagi’ (bhumi tujuh hingga sembilan)
  5. Non-meditasi: bagian akhir dari tahap ‘tanpa belajar lagi’ (bhumi sepuluh) dan kebuddhaan (bhumi sebelas hingga tiga belas)
---

Teman-teman sekalian yang terkasih,

Kekuatan spiritual? Demi hal tersebut, kamu harus menukarnya dengan Usaha yang tekun, rajin, dan tulus, yang setara atau bahkan lebih besar!

Fondasi [1. Pra-yoga eksternal dan internal: tahap mengumpulkan bekal], apakah sudah dibangun?
Teman-teman perhatikan, di atas ditulis Eksternal & Internal, bukan sekedar Eksternal, yang Guru bilang kalau banyak yang hanya MENIRU diriya.

[2. Konsentrasi: tahap aplikasi] – berapa banyak dari kalian yang mengejar LEBIH DARI SATU YIDAM?
Guru baru-baru ini mengulanginya lagi, kamu pergi mengejar berbagai abhiseka, memangnya bisa melatih SEMUANYA?
Setujukah kalau ternyata KAMU yang merintangi dirimu sendiri?

Janganlah mengejar KEKUATAN SPIRITUAL, karena ia hanya muncul demi alasan Kemudahan untuk Menyelamatkan Semua Insan saja!

Kenapa ada beberapa orang yang diberikan instruksi khusus saat mereka bersadhana? Karena mereka benar-benar menjalani sumpah yang diambilnya saat berlindung (bersarana) untuk berusaha sebaik mungkin membabarkan Buddha Dharma demi kebaikan para insan!

Ini adalah Samaya antara Guru dan Murid, untuk menggunakan ajaran-ajaran Guru demi memberi manfaat bagi semuanya!

Oleh karenanya, janganlah membangun kastil di atas udara (mimpi di siang bolong), realistislah dan ketahuilah apa dan ke mana kamu melangkah selanjutnya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef


Related Posts:

No comments:

Post a Comment