Sunday, October 11, 2015

Welas Asih yang Begitu Besar



Ditulis oleh Lotuschef – 13 Agustus 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 慈恩浩大 Magnanimous Great Compassion



Di ceramah baru-baru ini (per tanggal publikasi), Mahaguru bilang kalau ada seorang yang menulis kepada beliau dan memintanya supaya menahan diri untuk tak menyebutkan nama saat beliau “menjelek-jelekkan” atau menyebutkan kekurangan mereka!

Hahaha!

Teman-teman sekalian apakah sempat mendengar ceramah itu juga?

Mahaguru menyetujui permohononan murid tersebut dan mengatakan bahwa di masa mendatang beliau akan memberitahu murid yang bersangkutan SECARA PRIBADI!

Di ceramah yang sama, beliau juga menggunakan murid-murid tersebut sebagai contoh untuk menjelaskan hal-hal dan konsep-konsep tertentu!

Marilah kita coba melihat persoalan ini dari sudut lain.

Menurutmu apa ada yang salah bila Guru Akarmu sendiri menunjukkan sebuah kesalahan di depan umum?
Mungkin kamu kira hal “menjelek-jelekkan” ini sebagai sarana untuk melukai si murid!
Namun Mahaguru berkali-kali bilang bahwa beliau tak peduli dengan CITRA dan tak terganggu oleh apapun yang orang lain coba lemparkan kepadanya!

Di dalam memberikan Petunjuk, bukankah si murid dan mereka yang hadir di sana bisa belajar apa yang salah dan tahu apa yang harus dibenahi supaya MENJADI LEBIH BAIK?

Jadinya memberi manfaat bagi lebih banyak insan dong?

Saat orang-orang memfitnahmu ataupun “meremehkanmu”, mereka sedang membantumu membersihkan karma burukmu!
Jadi kenapa kamu harus malu?

Murid-murid Mahaguru Lu, kamu seharusnya sangat bersyukur bahwa kamu memiliki seorang Yogi Sejati, seorang Buddha Hidup, sebagai Guru Akarmu.

Sama juga halnya kamu harus bersyukur saat berbagai kesalahanmu di beberkan di depan umum, yang berarti Guru Akarmu tahu dan memperhatikan Dirimu, Masa Depanmu dan Nasibmu!

Hahaha!
Banyak yang bilang kalau aku juga menjelek-jelekkan orang lain pula!

Jadi sebagai ganti dari menggunakan Kejadian dan Subjek Nyata, aku mengunggah tulisan-tulisan si murid dan membiarkanmu untuk menelaahnya sendiri!

Baca juga: Topik Diskusi – Susah Diselamatkan

Kerjaanku juga berkurang!

Dua tugas pertama benar-benar menambah beban kerjaan, tapi Tugas [3] terbilang mudah.
Jawaban untuk Tugas [3] adalah langsung ke titik permasalahan.

Langsung ke titik permasalahan itu mirip dengan Petunjuk dari Mahaguru!

Kamu ingin berhasil mencapai Guru Yoga, lihatlah ke dalam batinmu sendiri, bukan ke luar!

Kenapa Guru Akarmu sampai harus melakukan perubahan hanya demi mengakomodir “perasaanmu” ataupun sudut pandangmu?


Hahaha!

Para praktisi yang ingin menjadi yogi juga harus belajar dan mengembangkan Kegigihan!

Si murid yang menulis kepada Mahaguru, jelas sekali berpikir untuk orang lain, mengukur orang lain berdasarkan kriteria pandangannya sendiri.

Kalau di dalam konsep Zen, contoh subjek nyata adalah ilustrasi yang terbaik.

Punya seorang Guru Akar yang memberikan petunjuk atas masalahmu supaya kamu bisa berubah ke arah yang lebih baik. Supaya orang lain juga mendapatkan manfaat yang sama. Tentunya semua orang juga belajar di saat yang bersamaan pula!

Bagi Mahaguru ataupun Buddha manapun, tiada yang namanya perbedaan atau pemisahan, oleh karenanya semua murid maupun bukan murid adalah SATU ADANYA!

Saat kamu belum mendapatkan keberhasilan dalam Guru Yoga, BERPIKIRLAH dengan keras sebelum kamu bertindak dengan menuruti kata hatimu!

Kamu merugikan si murid yang bersangkutan dengan mengambil Kesempatannya untuk mengorbankan Ego dan Kebanggaan Dirinya!


Hahaha! Sebenarnya cukup menarik kalau kamu melihat masalah dari berbagai sudut.

Aku sendiri menyukai seorang Guru Akar yang memperhatikan dan mengetahui berbagai kesalahanku, kemudian menunjukkannya kepadaku, baik di depan umum ataupun secara pribadi!
Bagaimana dengan kamu?

Kamu juga harus belajar mengenai Merelakan!



Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment