Monday, May 2, 2016

Terpaku, Melekat



Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 7 September 2011
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Fixation/Attachment 执着



F: 法师, 在吗?[Fashi, kamu sedang di sana?]

L: Ya. [是]

F: 想请教个问题。我们世尊加持的佛珠,我送给我的上海阿姨,她们说受不起。一个说戴了不见钱包,2000多元没了,一个索性整条断开了。
[Mau tanya. Japamala yang diberkati Mahaguru, aku berikan ke para bibiku dari Shanghai. Mereka bilang mereka tak layak menerimanya. Yang satu bilang dompetnya kena copet dan kehilangan lebih dari $2000. Yang satunya lagi bilang ia memutuskan untuk memotong japamalanya.]

L: Kamu baca artikelku mengenai Japamala Buddha? [读我写关于佛珠的文章?]

F: 我是否不该随便给她们?[Apakah aku sebaiknya tidak dengan gampang memberikannya kepada mereka?]

L: Duduklah dan berpikirlah dengan jernih. Cari jawabannya dari dalam hatimu. [坐下清澈的思考。向内找答案。]

F: 我再去看看![ Aku akan melihatnya kembali .]

Keesokannya. 隔天.

L: 你需要的是定。既然送出去,就不是你该操心的事了。明白吗? 根本就没有佛珠,又何来的尘埃?自寻烦恼.
[Yang kamu perlukan adalah keteguhan hati. Karena sudah diberikan, jangan sampai barang tersebut membuatmu kepikiran. Kamu paham? Sebenarnya tak ada yang namanya Japamala, jadi Penderitaan muncul dari mana? Dirimu sendiri yang mencari Penderitaan.]

F: 是啊,是她们自己心作怪,关我的佛珠什么事!要来的业障怎能怪佛菩萨?不过我就是缺乏定的智慧,怎么修才得定呢?
[Ya, hati mereka yang membuat kekacauan sendiri, tak ada hubungannya dengan japamala pemberianku! Kekuatan karma sedang menerpa mereka, mana bisa menyalahkan Buddha & Bodhisattva! Tapi aku memang kurang kebijaksanaan untuk bisa teguh, bagaimana caranya melatih supaya bisa Teguh Hati?]

~~~~~~~~~~~~

Aku mau tanya kepadamu.
Kalau kamu menawarkan kue ke orang-orang. Setelah dimakan, mereka mengomentari kalau kualitasnya tak begitu bagus.
Kamu akan berbuat apa?
Haha! Meminta mereka memuntahkan kembali kue tersebut?
Justru ini merupakan hal baik karena mereka jujur padamu, jadi kamu tak membeli kue dari tempat yang sama lagi untuk dibagi-bagikan dengan orang lain!

Di suatu rumah ibadah ada sebuah kejadian di mana seorang penjual bunga memohon kepada Buddha sebelum Tahun Baru Imlek.
Ia memohon supaya penjualan bunganya laris di musim perayaan, dan berjanji untuk membuat 3 karangan bunga plastik untuk dipersembahkan dan dipajang di aula utama selama setahun penuh.

Buket-buket itu akan dipindahkan di saat Hari Raya Waisak berhubung keterbatasan tempat. Di kedatangan yang berikutnya, ia membuat keributan dengan pengurus aula.
Aku mendatangi mereka yang sedang panas-panasnya berdebat.
Setelah menanyakan masalah yang terjadi.
Aku memberitahu si penjual bunga, bahwa ia telah melakukan apa yang telah dijanjikannya. Dan Buddha juga telah menerima persembahannya.
Apa, di mana, dan bagaimana rumah ibadah akan mengurus persembahannya bukanlah hal yang penting lagi.
Ambillah contoh, bila kamu mempersembahkan makanan kepada Buddha dan kemudian kamu membagikannya dengan orang-orang, kamu tak hanya memberikan persembahan kepada Buddha, tapi juga kepada orang-orang lain. Bukankah BERBAGI seperti ini merupakan hal yang lebih baik?!

Buket bunga dikarang dengan sangat baik, dan siapapun yang melihatnya akan (mendapat manfaat dengan) senang melihatnya sehingga ada rasa senang yang muncul. Sama halnya dengan makanan, karangan bunganya telah memberi manfaat bagi banyak insan dan ia telah memenuhi Janjinya pula.
Kutanya apakah sekarang dia bisa tidur dengan mudah tanpa harus memindahkan karangan bunganya.
Ia bilang: Ya. Dan ia tak akan memaksakan pemindahan bunganya lagi.

Saat kita menghadiahkan sesuatu ataupun memberikan persembahan, janganlah melekat pada bagaimana orang-orang akan menggunakannya.

Dan juga mengenai Japamala, tak ada yang namanya Japamala. Saat kita melekatkan karakteristik pada berbagai benda dan memaksa orang-orang untuk mengikuti mau kita, hal ini justru menciptakan Penderitaan bagi diri sendiri maupun orang-orang lain.

Apapun yang Mahaguru berkati, seperti saat beliau memberkati kita, kalau kita sepenuh hati menerimanya maka kita akan Terisi dengan Penuh.
Namun, Berkat ini akan “habis” dengan berjalannya waktu bila kita tak tekun mempertahankannya.

Mahaguru akan selalu senang untuk memberkati kita di segala waktu, kapanpun kita bersadhana, daripada kita pergi mencari berkat darinya dengan hadir secara fisik.


Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School



No comments:

Post a Comment