Monday, June 4, 2012

[04-06-2012] Bersarana dan Berlindung


Ditulis oleh Lotuschef – 3 Juni 2012
Diterjemahkan oleh Lotus Nino


Buddha Guru Lian-sheng memberikan pemberkatan sarana kepada para murid.


{W: Amitofo Fashi,
Saya ada beberapa pertanyaan mengenai membantu insan lain untuk berlindung (bersarana) kepada Maha Guru. Saya perlu bertanya karena saya pikir bersarana harus datang dari kemauan diri sendiri dan ada sumpah samaya yang harus dijaga antara Acharya dengan si murid.
  1. Bagaimana bila para dewa bumi, leluhur, musuh karma, menolak untuk bersarana karena beberapa hal tertentu?
  2. Mengenai leluhur kita, atau musuh karma dengan bentuk kelahiran mereka sekarang ini mungkin tidak sadar akan hal bersarana ini. Anggap saja leluhur saya yang terlahir kembali menjadi manusia tentunya tidak tahu mengenai hal ini. Lalu apakah membantu mereka bersarana kepada Maha Guru akan efektif dan berhasil?
  3. Membantu binatang untuk bersarana. Saya pernah baca kalau Maha Guru pernah melakukan hal ini secara pribadi. Lalu bagaimana kita sebagai murid bisa membantu binatang untuk bersarana? Berhubung kebanyakan binatang tidak akan sadar/tahu mengenai hal ini (menurut saya).
Bagaimana proses bersarana ini bisa membantu mereka?
Saya perlu bertanya lagi karena mungkin binatang tidak sadar kalau kita sedang membantu mereka untuk bersarana.
Saya harap fashi bisa menjelaskan kebingungan saya mengenai hal bersarana.. hehe}

LC: Hahaha. Kamu tahu mengenai para insan di dalam 6 alam samsara?
Mereka semua punya sifat sejati buddha yang sama dengan kita. Hanya saja karma mereka yang menyebabkan mereka bereinkarnasi menjadi berbagai macam bentuk.
Hehe. Saya jelaskan lebih detil lagi besok ya. Desktop saya tak tahu kenapa jadi pelan lagi. Ini saya sedang mengakses lewat iPhone.

Berikut ini adalah opini saya pribadi, teman-teman pembaca tentunya boleh berbeda pendapat.

Saya ingat pernah berbagi artikel mengenai sarana bagi para musuh karma seseorang.
Bersarana dalam hal ini sebenarnya adalah bagian dari permohonan maaf kepada mereka, dan memberikan yang terbaik kepada mereka semampu kita.
Di sini tentu saja si individu yang bersangkutan harus punya pemahaman mengenai cara kerja Karma dan siklus Samsara.
Saat membantu negosiasi dengan para musuh karma murid-murid, saya akan memberitahu mereka supaya membuang amarah, kebencian, dan pikiran untuk membalas dendam. Saya jelaskan kepada mereka mengenai penderitaan di 3 alam yang lebih rendah, mengenai ketidakbahagiaan hidup dengan penuh amarah dan kebencian serta menunggu kesempatan untuk membalas dendam.
Sungguh itu membuang-buang waktu, padahal sebenarnya mereka bisa bersarana kepada guru yang berkualifikasi dan tri ratna, kemudian membantu diri mereka sendiri untuk mengakhiri siklus penderitaan samsara selamanya.
Saya juga melimpahkan jasa pahala dari sadhana kepada mereka, kemudian mempersembahkan bunga-bunga teratai dan berbagai sumber daya lain supaya mereka bisa ‘menyambung hidup’ dengan nyaman.

Kiranya menerima sarana ini sama halnya dengan dokumen perjalanan ke tanah suci, dan bunga-bunga teratai itu adalah kendaraan untuk mengantar mereka ke sana. Pelimpahan pahala layaknya sumber daya yang akan digunakan mereka di tanah suci juga.
Tentu saja mereka punya pilihan untuk bersarana ataupun tidak; begitu juga untuk menerima permohonan maaf beserta dengan berbagai persembahan ataupun tidak.
Untuk kebanyakan dari mereka yang berada di 3 alam rendah, dengan telah mengalami berbagai macam penderitaan yang beberapa adalah konsekuensi untuk karma buruk mereka sendiri, mereka akan dengan senang hati menerima bantuan untuk bisa meninggalkan semua penderitaan itu selamanya.

Artikel-artikel seperti Pengebumian di Laut49 Hari; ……. adalah mereka yang ingin terbebas dari siklus samsara dan mencari bantuan lewat keluarga, teman-temannya, …..
Saya percaya meskipun mereka terlahir kembali sebagai manusia, membantu mereka untuk bersarana juga tidak akan merugikan mereka, dan kita malah sebenarnya memberi suatu bentuk bantuan kepada mereka.
Kita bisa membantu para binatang, roh,  dan dewa untuk bersarana, dan terserah mereka apakah mau menerima dan melatih diri untuk menyeberangkan diri mereka sendiri ataupun tidak.

Jadi janganlah membuat diri sendiri menderita dengan terlalu banyak berpikir! Ingatlah bahwa Patriak Zen ke-6, Hui Neng, bilang bahwa Semua Pikiran Adalah Buruk Adanya. :)
Dan ingatlah bahwa kita ini selalu berbagi kebaikan dan kebahagiaan kepada semua insan di sekitar kita, oleh karenanya jangan kuatir apakah bantuanmu akan diterima ataupun tidak.

Amituofo
Pure Karma
Lama Lotuschef
True Buddha School

No comments:

Post a Comment