Monday, May 28, 2012

Pelatihan Diri – Berbagai macam halangan

Ditulis oleh Lotuschef – 5 Mei 2012
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Cultivation – Obstacles

 

[caption id="attachment_6840" align="aligncenter" width="322" caption="Blazing Splendor"][/caption]

Berikut adalah ekstrak dari buku “Blazing Splendor” (Kemegahan yang menyala-nyala) oleh Tulku Urgyen Rinpoche.

 

Mengenai guru personalnya:

Samten Gyatso selalu berpikir bahwa menjadi seorang vajra acharya atau guru bagi insan lain adalah sebuah halangan pribadi, meski ia adalah seorang yang sukses dalam hal tersebut dan menjadi sangat terkenal.

Karena tujuan utamanya sebenarnya adalah menghabiskan hidupnya untuk melatih diri sendirian di dalam gua, dia meratap kepada saya, “Saya merasa bahwa seluruh hidup saya ini telah mengarah ke jalan yang salah – saya jatuh ke dalam kuasa rintangan.”

 

Di masa lampau, tradisi yang berjalan adalah si murid akan mematuhi perintah gurunya, yang akan mengatakan, “Pergilah ke tempat ini dan itu, lalu kibarkan bendera kemenangan realisasi (keberhasilan pelatihan diri).  Saat kamu telah mencapai keberhasilan, barulah kamu bisa benar-benar memberi manfaat bagi para insan.

Si murid kemudian akan pergi ke lokasi yang telah ditunjukkan dan berlatih dengan penuh fokus hingga mencapai keberhasilan.

Barulah setelah itu dia akan “turun gunung” untuk memberi manfaat bagi para insan.

Ya memang begitulah seharusnya. Tanpa mendapatkan ijin atau perintah dari sang guru, si murid tidak akan mulai bekerja demi menyejahterakan para insan sebagai seorang vajra acharya. Namun setelah menerima perintah atau ijin, si murid pasti harus menjalankan tugas tersebut.

 

Saat Samten Gyatso bertambah tua, dia sering berpikir, “Seharusnya saya tetap tinggal di dalam gua, tapi saya malah jatuh dalam kuasa rintangan.”

Ini bukan hanya sekedar omongan kecil belaka karena ia benar-benar merasakan hal tersebut.

Dia tak punya ambisi untuk menjadi vajra acharya atau duduk di tingkat yang lebih tinggi daripada orang lain.

 

Pernah sekali dia menjelaskan, “Menjadi sukses sebenarnya disebut sebagai rintangan yang menyenangkan. Kalau rintangan yang tak menyenangkan pasti gampang dikenali oleh semua orang, tapi kesuksesan/keberhasilan ini jarang dianggap sebagai penghalang jalan. Hambatan yang tak menyenangkan antara lain meliputi: difitnah atau terlibat dalam skandal, jatuh sakit atau bertemu dengan kegagalan dan kesialan.

Para praktisi yang berbakat bisa mengatasi hal-hal semacam ini. Mereka akan mengenali berbagai situasi tersebut sebagai halangan dan menggunakannya sebagai bagian dari jalan yang ditempuhnya (merubahnya menjadi sarana pendukung untuk mencapai keberhasilan).”

 “Tapi dengan halangan-halangan yang menyenangkan, seperti menjadi terkenal, punya banyak murid yang mengitarimu dan bekerja untuk kebahagiaan orang lain, maka kamu akan mulai berpikir, ‘Wah... sekarang saya benar-benar orang yang spesial. Saya bisa memberi manfaat bagi banyak insan. Semuanya baik-baik saja! Saya super sukses!’ – tanpa menyadari bahwa tergila-gila dengan kesuksesan adalah halangan besar dalam kemajuan spiritual.”

Saat hal ini terjadi, Samten Gyatso memberikan peringatan bahwa orang-orang seringnya hanya berpikir, “Kapasitas altruistik*-ku untuk memberi manfaat bagi para insan sedang bertambah besar!” Inilah yang mereka katakan pada diri mereka sendiri, padahal gagal melihat bahwa mereka sedang termakan umpan halangan.

*) Altruistik (kata sifat): menunjukkan perhatian yang tidak egois demi kesejahteraan orang lain.

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Saya bagikan potongan artikel di atas karena hal tersebut sering disertakan oleh Guru Akar kita dalam sesi ceramah dharma-Nya.

Kerendahhatian dan rasa puas adalah dua hal yang harus selalu dilatih oleh para praktisi.

Menolong insan lain akan lebih efektif saat si penolong telah sampai pada Realisasi atau Pencerahan – betapa benarnya!

 

Saya akan bagikan banyak materi yang bagus dari semuanya dan tidak membatasi pada ajaran-ajaran dari Guru saja. Saya percaya bahwa sharing dari teman yogi lain seperti ini malah akan menambah manfaat dari apa yang Guru Akar kita telah bagikan dengan kita semua.

Ingatlah bahwa Dharma tidak diatur di bawah Hak Cipta karena ia ada bagi mereka yang membutuhkannya. Kalau Anda tidak tahu arti dari berbagi dengan welah asih kepada semua insan, maka Dharma sama sekali tidak akan berguna bagi Anda.

 

Dharma juga berada dalam semua hal yang kita lakukan, oleh karenanya ia tidak punya Bentuk Yang Konstan atau Tetap.

Patuhilah Hukum Alam dan jangan mengganggu Keseimbangan Alam Semesta juga.

 

Amituofo
Pure Karma
Lama Lotuschef
True Buddha School

1 comment:

  1. [...] by lotuschef on May 5, 2012 Terjemahan Indonesia: Pelatihan Diri – Berbagai macam halangan [...]

    ReplyDelete