Monday, May 14, 2012

Nasehat Seorang Dewa Bumi (In Editing Progress)

Artikel asli ditulis oleh Lama LotusChef pada tanggal 22 Agustus 2011

Tautan ke artikel tersebut : 地神忠告

Diterjemahkan oleh Lotus Zhiwei Zhu

Disunting oleh Lotus Junhao

http://www.facebook.com/note.php?note_id=260569010627511

 

Pada sadhana pagi ini, saat sampai pada bagian memberikan perisai perlindungan (simabandhana) bagi rumah seorang saudara sedharma, seorang Dewa Bumi keluarga saudara sedharma itu muncul.


Aku berkata: 'Anda ada hal apa? Saya sedang pada tahap samadhi dalam sadhana ini.'


Ia berkata: 'Aku ingin merepotkanmu menyampaikan beberapa hal.'


Aku berkata: 'Bisakah di lain hari? Saya sedang dalam samadhi, tidak ingin terputus sebelum selesai.'


Ia berkata: 'Anda membuatkan simabandhana untuknya, ini adalah jodoh / afinitas. Ada afinitas, maka tolonglah membantu-Ku menyampaikan pesan!'


Aku hanya bisa menghentikan sesi sadhana, untuk mendengarkan Dewa Bumi ini.


Ia berkata:


"Anda beritahukan kepala keluarga rumah ini:




  1. Harus melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang ayah dan suami dengan baik! Janganlah begitu keluar dari kantor langsung keluyuran! Kehidupan sekarang adalah pilihan pribadinya, tentunya harus ditanggung dan diterima sendiri! Namun ia selalu menghindar dari kehidupan yang ia pilih sekarang ini, ini tidak sesuai dengan sifat seorang  pelatih diri (sadhaka)! Walaupun banyak sekali orang di dunia ini sama seperti dia, akan tetapi Kami yang menerima persembahannya, mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberitahunya apa yang benar.

  2. Harus baik-baik berbakti pada orangtua. Tindak-tanduknya saat ini tidak dapat dikatakan berbakti, kadang-kadang melawan orangtua. Harus diketahui bahwa mendaftarkan orangtua dalam Upacara Dharma itu hanyalah bagian kecil saja dari tanda berbakti, berbakti yang sebenarnya adalah 'melaksanakan secara pribadi'! Dia yang sekarang ini, masih sering membuat orangtuanya khawatir, cemas, apalagi mau dianggap berbakti, adakalanya tidak 'patuh', ini sangat tidak baik. Ia sering membanggakan diri sebagai seorang sadhaka, tetapi tindak-tanduk seperti ini, tidak tersembunyikan dari mata Dewa dan makhluk halus di alam semesta, tindakan berbakti ini benar-benar tidak ia laksanakan dengan baik.

  3. Mohon beritahu dia, jikalau menjadi  'manusia'  saja tidak dilaksanakan dengan baik, bagaimana mau menjadi Dewa? Bahkan Aku si Dewa Bumi kecil ini masih membutuhkan 'berkah dan kebajikan'. 'Berkah' itu apa? 'Kebajikan' itu apa? Biarkan dia merenungkannya dengan seksama! Seandainya dengan Aku si Dewa Bumi kecil ini saja tidak dapat kontak batih (yukta), bagaimana bisa beryukta dengan para Budha Bodhisatva?

  4. Mohon beritahukan padanya, jangan terus-menerus meminta! Ia sangat baik hati, tetapi setiap hari, ia selalu meminta. Ia pada dasarnya tidak mengerti prinsip yukta dalam melatih 'hati dan pikiran', 他根本不懂的修行「心性」相應的道理 persembahannya sangat tulus, tetapi berkah kebajikan dari persembahan kecil ini apakah bisa dibandingkan dengan yukta dari pelatihan (bhavana) hati?

  5. 5. Mohon beritahukan dia, jangan curiga apakah altar mandala mempunyai masalah? Apakah simabandhana ada masalah? Di sini ada  pemberkatan (adhistana) dari Dewata Utama (Yidam) Ksitigarbha, sangsi apa lagi? Yang ia telah cederai adalah kepercayaan dari Yidam, kepercayaan dari Acharya kalian, kepercayaan dari Jati diri sendiri, sadhaka yang seperti ini bagaimana bisa beryukta?

  6. Mohon beritahu dia, bhavana bukanlah seperti yang ia lakukan sekarang ini, menjapa mantra begitu cepatnya, sedikitpun tidak menaruh hati, ini sungguh telah salah. Bukankah Mahaguru kalian pernah mengajarkan? Apa yang ia pelajari? Menjapa mantra tanpa disertai perhatian dari hati, berapa banyakpun menjapa juga tidak ada gunanya.

  7. Mohon beritahu dia, doa pelimpahan jasa (parinamana) ucapkan sekali saja sudah cukup, Kami telah mendengarnya.

  8. Mohon beritahu dia, orang yang cerdas, masalah yang rumit dibuat sederhana, orang bodoh, masalah yang sederhana dibuat rumit. Hari ini ia dapat bekerja di perusahaan ini, menerima gaji sebesar ini, karena adhistana dari Mahaguru kalian, jasa besar sebesar langit! Masih tidak puas apa lagi? Sebaliknya ia malah seperti ini, tidak mengerti mengubah watak dan cara pandangnya, memohon kepada lebih banyak Dewa lagi, membakar lebih banyak kertas sembahyang lagi, juga tidak ada gunanya! Ia hanya bisa membuat masalah sederhana ini, menjadi rumit! Anda harus membantu-Ku memberitahunya hal ini, karena setelah masalah ia buat rumit, datang lagi ia memohon kepada Kami, semua hal ia sendiri yang perbuat, Kami bisa bantu apa?

  9. 9. Mohon beritahu dia, jangan lagi menggunakan perasaan sendiri memutuskan lingkungan! Memutuskan baik dan buruk. Karena semua itu pikirannya sendiri membohongi diri sendiri. Ini sungguh merupakan hal yang berbahaya. Kalau perasaannya benar, sekarang ia tidak akan ada begitu banyak kerisauan, karena semua kerisauan ini dibuat oleh diri sendiri!

  10. Mohon beritahu dia, ia tidak pernah introspeksi diri, ini adalah kesalahan paling besar dalam pelatihan diri. Kesulitannya, semuanya diperbuat dirinya sendiri, namun ia tidak pernah melihat masalah dirinya sendiri. Mahaguru Anda telah mengajarkan banyak sekali, namun ia sedikitpun tidak mendengar. Tidak refleksi diri, terus menerus menjapa mantra 100 suku kata Vajrasattva buat apa? Pelatihan diri tidak melihat keluar tetapi melihat ke dalam diri. Ia tidak mengerti hal itu. Ia hanya mengetahui mencari pengertian dari luar.

  11. Mohon beritahu dia, Kami para Dewa Bumi yang ada di sini, Tuan Tanah, mengharapkan meningkatnya kualitas karakter, sama seperti Tuan Tanah di rumahmu ini, berpakaian sangat indah, bahkan sudah berkedudukan sebagai Dewa Berkah dan Kebajikan. Kami iri dengan Tuan Tanah di sini. Kami ingin peningkatan kedudukan, tidak hanya mengandalkan pelimpahan jasa dari pembacaan Sutranya tetapi dengan mengandalkan peningkatan kualitas hatinya, barulah kedudukan Kami akan meningkat. Kalau ia asal-asalan melafalkan Sutra dan melimpahkan jasanya kepada Kami kemudian kedudukan Kami meningkat, maka bukankah kedudukannya ikut juga meningkat? Bukan begitu! Sadhaka itu menunjukkan hati dan pikirannya, membuat Dewa Bumi bersedia belajar, membuat Kami bersedia belajar, harus membuat Kami melihat tingkatan Anda! Anda sama sekali tiada pencapaian tingkatan, jasa kebajikan apa yang mau dilimpahkan kepada Kami? Buat apa Kami ikut serta anda melatih diri?

  12. Mohon beritahu dia, mulailah dari belajar menjadi manusia, menjadi manusia saja tidak beres, yang lainnya tidak perlulah diharapkan. Kehidupannya yang sekarang, adalah hasil adhistana Mahaguru kalian, akan tetapi ia, bukannya dengan tulus menghormati Guru, ini sangat tidak baik, ia harus bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Mahaguru kalian. Jika daya adhistana silsilah putus, kehidupannya sekarang akan sengsara. Kebaikan dan bhavana adalah dua hal. Namun kebaikan hatinya itu demi melindungi diri sendiri, bukannya mengembangkan Bodhicitta (hati Bodhisattva) tetapi hanya mengharapkan pembalasan berkah saja.


 Aku mohon Anda memberitahunya, Kami setiap hari menerima persembahannya yang tulus, tetapi Kami, tiada cara langsung memberitahukan nasehat ini padanya. Ini adalah nasehat tulus dari Kami para Dewa Bumi.


Dengan tenang saya mendengarkan-Nya berbicara sampai selesai, melihat-Nya, mengucap sepatah kata 'Om. Guru Liansheng Sidhi Hum.', turunlah Cahaya putih, membersihkan kotoran yang ada di tubuh-Nya.


Saya tahu, Anda bukan Dewa Bumi. Dari isi nasehat yang ingin Anda sampaikan, Anda bukan Dewa Bumi, akan tetapi.......


Mohon Anda terus melindungi saudara sedharma ini, saya akan menyampaikan nasehat-Mu.


Saudara sedharma! Bukankah ini sama dengan yang dikatakan padaku di dalam mobil kemarin? Anda harus benar-benar introspeksi diri, sampai Dewa Bumi keluarga kalian pun sudah mulai berbicara.


Semoga semua sadhaka, juga dapat belajar introspeksi diri, dari 'introspeksi diri' membersihkan semua jenis kebiasaan buruk, lalu bertobat atas semua jenis dosa yang telah diperbuat di masa lalu dan masa kini, agar karma buruk tidak bertambah. Maju dalam sadhana, memutuskan rintangan batin (klesha).


AmituoFo

Lotus Chef

Pure Karma

True Buddha School

No comments:

Post a Comment