Ditulis oleh Lotuschef – 3 Maret 2013
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Simplicity is the Key – Real & Fake Roses
Sempat ingat pernah menulis kalau Tantrayana adalah mengenai Kesederhanaan! :)
Kemarin tanggal 2 Maret 2014 dalam ceramah dharma Guru, beliau menanyakan: Kapankah bunga mawar yang asli dan palsu bisa sama atau setara?
[LC: Apa kamu sadar bahwa ceramah Guru sedikit diarahkan ke artikel yang kutulis sebelum ceramahnya hari ini?
--- Apa arti Aliran Satya Buddha Bagimu? ---
Cara-cara yang sederhana adalah pencerahan, bukannya yang rumit!!!
Mawar asli dan mawar plastik akan menjadi setara saat mereka dilempar ke dalam tong sampah.
Hehehe!!! Berarti aku tercerahkan liao!!!
Hahaha!]
[AA: Hehe aku juga berpikir hal yang sama. Singa dan anjing juga akan setara saat mereka dalam kondisi belum lahir atau saat mati.]
[LC: Guru menjelaskan mengenai cincin-cincin giok yang mengikat, dan sang putri membantingnya hingga pecah untuk memisahkannya.
Bagi si putri kecil, berharganya batu giok tidak ada artinya.
Kecantikan batu tersebut juga tidak ada artinya.
Berpikir dengan sederhana dan tidak berputar-putar.
Itulah pencerahan.
Bunga-bunga segar dan palsu hanyalah umpan untuk membingungkan saja.]
[AA: Sang putri dengan rantai giok sungguh kunci untuk melepaskan segalanya.
Sederhana, memecahkan kerumitan, dan tidak memberikan penilaian/harga pada apapun.
Aku kira itu satu cara untuk mengingatkan kita semua juga.
Hahaha.]
[LC: Seperti cerita Guru yang bertanya kepada seorang fashi saat menuju sebuah vihara dan melihat bendera berkibar: matanya yang mana yang melihat bendera vihara berkibar.
Si fashi menebak-nebak jawaban pertanyaan tadi dan menjawabnya: hatinya yang melihat!
Lalu guru bertanya kepadanya di mana hatinya?
Hahaha!
Jangan terlalu rumit!
Salam.]
---
Teman-teman sekalian yang terkasih, jangan buat hidupmu menjadi rumit sendiri. :)
Apakah itu mawar yang asli ataupun palsu, Ketulusan dalam Memberi Persembahan-lah yang diterima oleh para Buddha dan semuanya.
Kamu lihat perebutan kendali dan kekuasaan dalam Aliran Satya Buddha. Sungguh-sungguh hal yang sebenarnya bukan milik siapapun, dan jadi sangat menggelikan karena menunjukkan hasrat duniawi akan materi-materi duniawi yang tak penting!
Apa ada yang salah dengan mendirikan aliran mereka sendiri dengan berkat dari Guru?
Kenapa harus menikmati Buah dari kerja keras Guru?
Skenario terburuk adalah semua kandidat tak terkualifikasi sebagai Buddha Sejati. Bagaimana ceritanya mau duduk di atas Tahta Buddha Sejati?
Semua Buddha Sejati punya Tahta Teratainya masing-masing!!!
Kiranya dengan rendah hati kusarankan: mohonlah kepada Guru untuk membabarkan Sutra Avatamsaka supaya bisa menyelamatkan mereka yang masih bernafsu akan status, kuasa, kekayaan, dll.
Ketahuilah bahwa kamu semua tak pernah ditinggalkan oleh Buddha, karena Buddha pasti punya solusi yang paling sesuai dengan kategori orang sepertimu, semuanya demi menyelamatkanmu! :)
Salam semuanya.
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
No comments:
Post a Comment