Monday, July 18, 2016

Mati Tanpa Penyesalan?



Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 15 Juli 2016
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 死而无憾 To Die Without Regrets?


Kutipan 1:

Perlindungan Agung dari Vajrayana

Oleh Buddha Hidup Sheng-yan Lu

PENYAKIT TERMINAL

(dibagikan per 21 Juli 2011)
(Catatan: Terminal – sudah tak bisa disembuhkan lagi)

Aku hendak berterima kasih kepada Mahaguru atas pemberkatannya, semoga segala hal menjadi sempurna! Terima kasih sekali lagi!
Surat ini membuktikan bahwa:

  1. Pemberkatan mampu mengurangi ukuran tumor ganas.
  2. Obat diberikan oleh Mahaguru di dalam mimpi.
  3. Meski sekedar mimpi, namun detilnya sangat jelas dan mampu diingat kembali.
  4. Segalanya sempurna dan manggala seperti yang diperlihatkan.

Aku khusus memperhatikan para murid yang terkena serangan penyakit. Di dalam sesi konsultasi, preferensi diberikan kepada mereka yang menderita serangan penyakit. Mengapa? Karena aku percaya bahwa hal yang tak tertahankan di dalam hidup ini adalah menderita penyakit.

Mereka yang sakit, bila selalu mengingatku, Sang Mahaguru tempat mereka berlindung (bersarana), bila mereka selalu menjapa namaku, atau menjapa mantra hatiku “Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum”; aku akan muncul di hadapan mereka, memberikan obat untuk mereka, memberkati mereka, sehingga mereka selalu dalam kondisi yang baik dan bebas dari celaka. Mereka akan menjadi sehat dan bebas dari derita penyakit.

Aku adalah seorang sadhaka Tantra yang diminta oleh Buddha Shakyamuni untuk turun ke alam samsara dengan mengemban misi penyelamatan.

Disebutkan di dalam empat bagian Vinaya di mana Buddha mengatakan: “Mulai saat ini, kamu harus memperhatikan dan merawat si sakit. Bila kamu hendak memberikan persembahan kepadaku, lebih baik diberikan saja kepada si sakit.”

Sutra Brahmajala ada mengatakan: “Sebagai seorang praktisi agama Buddha, kita harus memperlakukan orang-orang sakit layaknya mereka adalah Buddha. Merawat orang sakit merupakan pahala pertama dari delapan jenis pengumpulan pahala. Seorang pemeluk agama Buddha harus memperhatikan dan merawat mereka yang sakit termasuk orang tua mereka, guru, bhiksu, murid dan orang-orang cacat yang menderita berbagai macam masalah.”

~~~~~~~~~~~~~~~

Kutipan 2:

PENYEMBUHAN KEBATINAN OLEH BUDDHA HIDUP LIAN-SHENG


Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Jason Yam (Hal 72 – 73)

PENYEMBUHAN KEBATINAN 

(dibagikan per 21 Juli 2011)

Anda dikenal sebagai seorang Buddha Hidup, bagaimana Anda menyembuhkan para pasien tanpa pengobatan?
Menyembuhkan suatu penyakit adalah salah satu kemudahan di dalam ranah Agama Buddha.
Ia bukanlah aspek yang paling penting dari ajaran itu sendiri.
Menyembuhkan seorang yang sakit adalah demi mengembangkan keyakinannya setelah ia pulih, sehingga ia akan beriman di dalam ajaran Buddha.
Metode penyembuhan seperti ini tidak ada wujudnya.
Sehingga sepenuhnya merupakan metode penyembuhan secara kebatinan.

Penyembuhan dapat dilihat dalam tiga hal:
Keyakinan si pasien, peran saya sebagai penengah yang, dengan ketulusan tertinggi, mengundang energi alam semesta untuk turun dan memancar, supaya menyembuhkan si pasien.

Di alam semesta ini, ada banyak ‘energi’.
Saat energi-energi tersebut diaplikasikan kepada pasien, maka penyakitnya akan tersembuhkan.
Mengatakan hal seperti ini di abad ke-20 akan terdengar tak masuk akal.
Namun demikianlah kebenarannya, mujizat terjadi dalam sekejap mata.
Ia efektif tanpa memerlukan konsultasi yang sering dilakukan ataupun dalam jangka panjang, dan si pasiennya juga tak dibatasi harus para murid saya sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~

Hahaha!
Lalu apa hubungannya kutipan di atas dengan “Mati Tanpa Penyesalan”?

Bila kamu mendengarkan Mahaguru Lu dengan penuh perhatian selama ini;
Memahami dan mengingat apa yang beliau ajarkan;
Menggunakan apa yang kamu pahami untuk bersadhana dan memberi manfaat bagi para insan;

Maka apakah kamu telah mengatahui berbagai Fakta tentang Ajal?
Seperti Fakta mengenai Tubuh Bardo dan berbagai tahap yang akan dilaluinya.

Ingatkah kamu akan suatu upacara di Vajragarbha Caotun di mana Maharugu bilang beberapa arwah menolak menaiki Perahu Dharma yang akan pergi menuju Tanah Suci?

AH! Inilah yang hendak kubahas!

Tanah Suci ada di depan mata, namun ditolak?

Arwah-arwah ini bukanlah mereka yang karma buruknya berat sehingga sampai terhalangi untuk berangkat dengan bantuan Mahaguru Lu!

Mereka ini adalah arwah-arwah yang mempunyai “Urusan yang Belum Selesai” yang menahan mereka untuk bertransmigrasi atau dari penyelamatan ke Tanah Suci!

Dulu sekitar bulan Desember 2008, aku bicara dengan seorang murid yang memaksa para leluhurnya untuk bersarana.
MENGAPA?
Ia telah bersarana kepada Mahaguru Lu selama lebih dari 10 tahun, mengapa memaksa para leluhurnya untuk bersarana sekarang?
Ia dengar bila melakukannya maka jalannya akan mulus karena ia merasa telah berbakti!
Oh! Ada 5 arwah yang berbeda yang berdiam di dalam dirinya.
DAN, setidaknya satu dari 5 arwah tersebut dulunya dibunuh olehnya!

Masalahnya tidak disebabkan oleh para leluhurnya, namun karena dosa-dosanya sendiri dari masa lampau dan sekarang!
Yang paling dibutuhkannya justru menolong para musuh karmanya dari masa lampau dan sekarang untuk bersarana, dan tekun bersadhana untuk memohon maaf dan membenahi segala kesalahan yang pernah dilakukannya!

~~~~~~~~~~~~~

Salah seorang lagi kuajak biacara adalah seorang kerabat yang menolak melepaskan kepergian neneknya, dan selalu menarik “perhatiannya” setiap hari dengan berbicara ataupun “berdoa” kepadanya.
Ia merupakan cucu kesayangan si nenek!
Demikianlah arwah mendiang neneknya dan juga ibunya, keduanya masih bergentayangan di sekitarnya, enggan meninggalkannya!

~~~~~~~~~~~~~~

Mahaguru Lu juga menceritakan bahwa ada beberapa arwah yang masih sangat melekat kepada barang-barang kepunyaan mereka seperti istri, rumah, uang, ketenaran, status,… dll.
Faktor-faktur utama itulah yang menahan mereka dari penyelamatan ke Tanah Suci, atau Transmigrasi sesuai dengan beratnya pengaruh karma mereka!

Jadi, bagaimana supaya bisa meninggal tanpa penyesalan?

Relakanlah!


Salam Metta,


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment