Friday, March 20, 2015

Qing Ming & Persembahan untuk Leluhur



Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 19 Maret 2015
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 清明祭祖 Qing Ming & Ancestor Offering




Dari arsip percakapan:

18 Mar 16:33 B : Hi Fashi
Tanggal 5 April adalah hari Qing Ming yang sebenarnya?

18 Mar 16:33 - Lotuschef Lama: Ya.

B: Jadi orang-orang biasanya berdoa satu bulan sebelum dan sesudahnya?

18 Mar 17:37 - Lotuschef Lama: Berdoa kepada para leluhur bisa dilakukan kapan saja, sayangku. Tapi kita melakukannya 3 kali dalam setahun, untuk membantu mereka yang tak bisa memberikan persembahan secara efektif kepada para leluhurnya.
Mereka membakar banyak barang tapi para leluhurnya tak mendapatkan satupun darinya. ��
Di situ bedanya. Kita bersadhana dan memastikan supaya persembahan diterima (oleh yang bersangkutan).

B: OK. Aku tahu. Aku cuman harus meyakinkan para kerabatku supaya tak harus pergi di hari tersebut. ��

19 Mar 13:53 - Lotuschef Lama: Ya begitulah. Orang-orang terlalu terpaku dan berpikir kalau mereka harus pergi di hari yang sebenarnya! Tapi intinya adalah Ketulusan. Mereka bisa saja pergi ke kuburan setiap hari atau hari apapun selama mereka ada waktu, untuk memberikan hormat dan salam.
Pikiran-lah yang paling menentukan. Ada beberapa orang yang punya tablet (papan loh) di rumah dan memberikan persembahan setiap harinya.
Beberapa lagi tak ingin ada papan loh di rumahnya, katanya mereka tak ada waktu untuk menyalakan sebatang dupa!

B: Oh, aku juga tak punya papan loh di rumah lol.

19 Mar 13:55 - Lotuschef Lama: Jangan buat sampai keadaan jadi tak menyenangkan. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka anggap benar. Setiap orang punya tingkat kebijaksanaan yang berbeda atau bahkan ada yang tak punya.
Tapi kamu selalu berpartisipasi dalam acara persembahan leluhur dan berbagai puja.
Serta dalam acara amal di mana kita melimpahkan untuk semua insan. Itu semua ada dalam janji saat kita berlindung (bersarana).

B: Ok.
Sebenarnya aku selalu melihat qingming di mana orang-orang membakar kotak koper dan barang-barang lain, dan aku bertanya-tanya apakah para leluhur mereka benar-benar menerimanya.
Berhubung semuanya dibakar bersama dan staf di rumah ibadah mencampurkan semuanya begitu saja.
Meski buatku terkesan tak ada artinya juga, tapi kita masih harus pergi, memberikan penghormatan dan membakarnya lol.

~~~~~~~~~~~

Teman-temanku sekalian yang terkasih,
Persembahan atau pelimpahan apapun untuk para leluhurmu, musuh karmamu, para dewa rejeki, … harus dilakukan dengan Tulus!

Kalau kamu pikir kamu harus melakukannya di hari Qing Ming yang sebenarnya, ya terserah juga.

Tapi jangan paksa orang lain untuk mengikuti maumu!

Membakar koper dan kotak berisikan berbagai barang persembahan juga belum tentu baik!

Karena pola pikirnya adalah membayar lebih banyak maka akan dianggap lebih berbakti, dan kemudian memuaskan hati nuranimu seakan-akan kamu telah berbuat hal yang Benar – betapa bodohnya hal ini. :)

Jangan salahkan aku juga.

Aku sudah pernah menjelaskan bahwa saat kamu melakukan persembahan di rumah atau di ruang terbuka, “sasaran penerima” yang kamu maksudkan belum tentu menerima apapun darimu.
LHO KENAPA?
Karena persembahan tersebut dianggap “Semua boleh mengambilnya” dan yang Terkuat akan merebut semua persembahan untuk diri mereka sendiri.

Banyak kejadian seperti ini.

Aku dan ibuku sering bermimpi akan mendiang nenekku yang melompat ke salah satu sudut atap rumah-rumah untuk berteduh dari hujan, dan ia tampak kedinginan pula, bajunya rusak dan terkoyak.
Artinya: Ia sangat membutuhkan bekal.

Makanan yang kita persembahkan kepadanya secara reguler, begitu juga dengan baju, rumah, uang; semuanya tak ada yang sampai ke tangannya sama sekali!

Para master yang melakukan penyeberangan Bardo memasang harga yang selangit untuk berbagai macam ritual tapi ternyata juga tak bisa menyeberangkan seperti yang dijanjikan. Nenekku terlantar dan miskin.

Banyak orang yang tiap kali mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk rumah ibadah dalam rangka persembahan untuk para leluhur, namun efektifkah mereka?

Mari kuberitahukan beberapa petunjuk kepadamu! :)

Kalau di suatu rumah ibadah tak pernah rukun, berarti dunia arwah telah mengambil alih dan semua dewata di sana telah pergi.
Jadi boleh dikata kalau sudah tak ada Hukum & Ketertiban.
Arwah-arwah yang suka menindas, agresif dan kuat, telah menguasai dan seperti menaklukkan semua arwah yang “lebih rendah”.

Di suatu rumah ibadah setempat, kepala biaranya melarang membakar kertas sembahyang, berhubung ia ingin ramah lingkungan dan ia pikir hal-hal seperti itu hanyalah tahayul belaka dan tak masuk akal.

Saat acara-acara persembahan untuk leluhur di masa Qing Ming, Zhong Yuan, …; rumah ibadah akan meletakkan duplikat papan loh para leluhur dalam barisan meja-meja beserta dengan dupa dan persembahan makanan dengan harga tertentu bagi mereka yang ingin memberikan persembahan untuk leluhur mereka yang abunya disimpan di suatu aula di rumah ibadah tersebut.

Yang lainnya, cukup membawa milik mereka dan melakukan persembahan di dekat tungku pembakaran kertas sembahyang.

Hahaha!

Betapa uang bisa mencemari!
Beberapa rumah ibadah memasang harga SGD 500 / nama marga untuk paket persembahan leluhur.
Para master di sana punya raut wajah yang menakutkan dan kamu pikir persembahanmu akan efektif tanpa adanya para dewata yang menjaga Hukum & Ketertiban?

Poin pentingnya adalah: Apakah kamu tulus dalam memberikan persembahan untuk para leluhurmu?

Jadi amatilah baik-baik si kepala biara atau mereka yang punya wewenang, apakah mereka memberimu perasaan yang tak enak?

Seorang kepala biara yang melarang persembahan dupa, menciptakan energi negatif dan menghilangkan ketulusan dalam memberikan persembahan!
Amatilah juga para bhiksu di rumah ibadah itu juga.
Apakah mereka saling berkelahi demi status, hirarki, kekuasaan? Berjuang supaya terkenal dan menjadi kaya?

Aku percaya bahwa melakukan persembahan sendiri dengan segala ketulusan adalah jauh lebih baik daripada membayar rumah-rumah ibadah atau para master yang palsu yang bahkan tak ditahbiskan, yang merokok berbatang-batang di upacara yang mereka pimpin, sembari mengutuk dan menyumpah pula.
Kalau kamu mengamati para master palsu ini, kebanyakan dari mereka mirip dengan binatang karena memang sebagian besar sudah jatuh ke alam binatang dengan segala karakteristik binatang pula!

Oh! Hal penting lainnya adalah kamu menjapa Namo Amituofo atau Guan Shi Yin Pusa atau para dewata lain pilihanmu di saat kamu membakar persembahan.

Festival Qing Ming sudah dekat, bijaksanalah!


Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment