Ditulis oleh Lotuschef – 25 Agustus 2015
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: GM‘s Answers 师尊的回答
Di sesi puja tanggal 23 Agustus 2015, waktu Seattle, Mahaguru Lu menjawab pertanyaan dari para murid mengenai Penyeberangan Bardo yang Meragukan.
[1] Menulis surat ke Mahaguru Lu, memohon Penyeberangan Bardo untuk orang tuanya.
Mahaguru Lu membalas suratnya: Sudah diseberangkan.
Beberapa waktu kemudian, si penulis surat bertanya kembali: Mahaguru bilang kalau sudah diseberangkan, tapi kenapa orang tuaku masih berkeliaran di sekitar saudara-saudaraku?
[2] Seorang lain lagi bertanya: Kenapa Mahaguru Lu bilang bahwa guru beliau Thubten Dhargye telah bereinkarnasi menjadi bayi dari seorang murid di Hong Kong, namun kemudian juga mengatakan kalau guru Thubten hadir di suatu sesi puja api homa?
Mengutip dari artikel Konsep dan Karakteristik Dharmadhatu:
Mengacu ke rekaman ceramah Mahaguru Lu:
- 2015年8月23日聖尊蓮生活佛盧勝彥開講「大圓滿九次第法」-彩虹雷藏寺
- 08/23/2015 Nine Stages Dharma of the Great Perfection Dzogchen by Grand Master Lu-Rainbow Temple
Dari arsip percakapan:
Ceramah pagi tadi benar-benar fantastis lol! :)
[1] 身外化身 -proyeksi tubuh astral keluar dari tubuh fisik!
Dan sebanyak mungkin untuk memenuhi segala sudut alam semesta ataupun untuk menjalankan tugas!
~~~~~~~~~~
Sama halnya, di dalam blog ini kamu juga akan menemukan banyak kisah seputar penyeberangan bardo! :)
[1] Seorang murid wanita yang bukan dari Ordo Satya Buddha, memohon layanan Penyeberangan Bardo untuk ayahnya yang baru saja meninggal dunia.
Ia kemudian bertanya kepada murid yang merekomendasikan layanan ini padanya, bagaimana ia bisa tahu kalau ayahnya benar-benar terseberangkan atau tidak!
Hehe!
Kuminta si murid untuk menyampaikan kepada wanita tersebut: supaya berbicara kepada mendiang ayahnya dan meminta konfirmasi!
Lalu salah satu dari keponakannya mendapatkan mimpi, si mendiang ayah datang dan mengeluh kalau ia tak suka tinggal di rumah ibadah dekat rumah kediamannya dulu.
Ia tak suka makanan vegetarian!!!
[2] Di artikel “49 hari”, seorang murid yang bukan dari Ordo Satya Buddha menghantui teman murid yang ikut serta dalam kelas kaligrafi bersamanya beberapa tahun lalu.
Ia dihantui mulai dari 3 minggu sebelum batas akhir 49 hari.
Kita bantu memberikan persembahan untuk musuh karma si murid namun gangguannya tak berhenti juga.
Saat “serangan” datang lagi, aku minta si murid untuk duduk di bangku (ia sedang berada di taman dekat rumahnya), dan pertama-tama mengundang kehadiran Guru Akar dan kemudian Maha Mayuri, dan terus menjapa mantra mereka.
Di saat yang bersamaan, aku juga melakukan hal yang sama di rumah.
Kutarik si murid ke dalam visi penglihatanku setelah mengundang Guru Akar & Maha Mayuri.
Aku melihat sekelibat bayangan berlalu di hadapan si murid.
Kemudian kuminta si “bayangan” untuk memberikan namanya dan menyebutkan kemauannya, supaya kita bisa membantunya.
Si murid lalu memberitahuku tentang teman sekelas kaligrafinya yang baru-baru ini meninggal dunia.
Ia menghubungi istri si almarhum pagi itu dan ternyata hari itu bertepatan dengan hari ke-49!
Aku membantunya melakukan Sarana (berlindung) untuk si almarhum, dan juga penyeberangan bardo di siang harinya.
Hahaha!
Aku bisa merasakan kehadiran si almarhum saat menuliskan sertifikat Sarana dan naskah doa untuk penyeberangan bardo.
Saat sampai di Empat Sumpah Sarana, kujelaskan arti Sarana kepada si almarhum, dan juga bahwa kita sedang membantunya untuk melatih diri dengan Maha Padmakumara putih dengan menuju ke tanah suci.
Setelah sesi tersebut, si murid bisa merasakan kalau “perasaan dihantui” tersebut sudah “menghilang”!
Teman-temanku sekalian yang terkasih,
Mahaguru menjawab dan menjelaskan bahwa karma masing-masing individu sangat berperan penting dalam menentukan ke mana almarhum akan menuju selanjutnya!
Dengan berkat-NYA, si individu mungkin bisa terselamatkan dan tak jadi terjatuh ke alam yang lebih rendah, atau bereinkarnasi dengan wujud yang lebih baik dari alam rendah, seperti menjadi binatang yang bertubuh besar di dalam Alam Binatang!
Saat melakukan Penyeberangan Bardo, kita melakukan yang terbaik untuk si almarhum.
Aku dulu mendanakan “angpao” dari sesi penjapaan sutra bagi orang meninggal untuk berbagai kegiatan bajik atas nama si almarhum.
Di Seattle, uang yang kuterima akan kumasukkan ke Kotak Dana di Vajragarbha Seattle ataupun kotak di Ruang Makan.
Saat aku kembali ke Singapura, uang aku danakan untuk acara amal ataupun pembangunan rumah ibadah!
Sekarang?
Dana kusalurkan ke berbagai kegiatan amal yang dipilih oleh Pure Karma dan juga untuk kegiatan Pembabaran Dharma!
Intinya yang terpenting adalah untuk Membantu si almarhum mengurangi karma buruknya!
Hahaha!
Kalau ada yang tak suka dengan gayaku ini mending jangan memfitnahku, lebih baik kalian pergi menjauh saja sudahlah cukup!
Yang mendapatkan tip manfaat demi menguntungkan diri sendiri, juga jangan memfitnahku! :)
Sama sekali tak ada masalah buatku, tapi kamu sendiri yang akan celaka!
Hehe!
Bukankah Dharma Maha Kesempurnaan sangat menarik?
Salam semuanya.
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
No comments:
Post a Comment