Ditulis oleh Lotuschef – 21 April 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: "TAO WU WEI" MIND 道无为心
Di atas adalah Guru Akarku, Padmakumara, Buddha Hidup Lian Sheng, yang selalu leluasa dalam situasi apapun.
PIKIRAN “TAO WU WEI” 道无为心
Ceramah Dharma oleh Buddha Hidup Lian Sheng, 11 Oktober 1996(diambil dari buku Pencapaian Tubuh Sinar Pelangi, Jilid I, hal. 244-247)
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Yuan Zheng Tang
Tingkat ke-8 dari pengembangan pikiran menurut Bhiksu Jepang Kobo Daishi adalah pikiran “Tao Wu Wei”. Pencapaian kebatinan di tingkat ini sebegitu tingginya hingga hanya ada sedikit orang saja yang bisa menjelaskannya dalam tulisan. Mungkin memang sebenarnya hal ini tak bisa dituliskan.
“Tao wu wei” adalah Tiada Aksi.
Saat Guru Padmasambhava pertama kali tiba di Tibet, beliau membangun sebuah vihara yang dinamakan "Ren Yun" 任运. Bahkan hingga hari ini banyak orang yang tak paham apa maksud kata “Ren Yun” tersebut. Sederhananya berarti kamu bisa menggunakannya di mana saja dan kapan saja.
Dalam kata lain, ia berarti “kapanpun”.
Sangat dekat dengan doktrin Taois “secara alamiah”.
Demikianlah “Tao Wu Wei” merupakan pengejawantahan konsep yang alamiah, kapanpun, dan tiada aksi.
Singkatnya, “Wu Wei” berarti membiarkan semuanya berjalan dengan alamiah.
Memang sangat susah untuk menjelaskan tingkat pikiran ini. Banyak orang memujiku karena kemampuanku untuk sering menggunakan istilah "Wu Suo Wei" 无所谓 (membiarkan apa adanya).
Saat ada desas-desus aku bangkrut dan tak berduit, aku membiarkannya saja.
Saat orang-orang mengomentari kalau kondisi Mahaguru berantakan dan pelatihan dirinya melenceng, aku membiarkannya saja.
Singkat kata, mau ada berapapun banyaknya komentar-komentar negatif, aku hanya membiarkannya saja.
Tentunya bila kamu mampu membiarkan apa adanya dan tak mencoba membela diri atas berbagai fitnah yang dilemparkan kepadamu, maka pikiranmu sudah sangat dekat dengan “Tao Wu Wei”.
Meski sudah sangat dekat, kamu masih belum sampai ujung. Ada perbedaan tipis antara “Tao Wu Wei” dengan “tebal muka”. Orang yang tak sensitif juga bisa saja tak menghiraukan semua komentar buruk yang dilontarkan kepadanya.
Di tingkat pikiran Tao Wu Wei ini, orang yang bersangkutan akan melakukan semua hal sesuai dengan hukum alam.
Oleh karenanya bisa dikatakan ia sangat dekat dengan Kebuddhaan dan Tao.
Sungguh disayangkan tak banyak orang di dunia ini yang bisa mencapainya.
Khususnya merujuk pada orang-orang China yang selalu menganggap reputasi sebagai nyawa kedua mereka.
Bagi mereka, kehilangan nyawa jauh lebih baik daripada kehilangan kehormatan.
Mereka yang mampu tak bergeming dan tak terganggu bisa dikatakan tergolong spesies langka!
Kebanyakan dari kita ingin punya nama baik.
Kita pun akan mati-matian memperjuangkan reputasi sendiri.
Apalagi mereka yang ingin terkenal, pasti tak akan membiarkan citranya dikotori oleh omongan jahat orang-orang.
Berhubung citra baik sudah menjadi hal yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari, maka sungguhlah sulit untuk menyingkirkan stigma (pemikiran atau cap) negatif.
Demi melindungi citra baik sendiri, kita tak bisa membiarkan hal tersebut terjadi, maka yang ada adalah perang habis-habisan terhadap mereka yang mencemarkan reputasi kita.
Demikianlah saat tak ada satu halpun yang penting, apapun yang kamu lakukan akan selaras dengan hukum alam.
Inilah yang disebut sebagai pikiran “Tao Wu Wei”. Aku hanya bisa menjelaskannya seperti ini, tak ada kata-kata lain yang bisa menjelaskannya dengan lebih baik.
Saat kamu sudah tak mempedulikan kehormatanmu lagi, kamu tak lagi meributkan besar kecilnya bagianmu, maka pikiranmu sudah sangat dekat dengan pengembangan pikiran tingkat ke-8.
Om Mani Padme Hum
Tanya-Jawab
Seorang murid bertanya: “Di tingkat pikiran seperti ini, roh semacam apa yang bisa kita undang?”
Mahaguru menjawabnya: “Kita bisa mengundang para Bodhisattva untuk membantu kita.
Karena mereka yang berada di tingkat pemikiran seperti ini bisa dianggap sebagai Bodhisattva atau dewata agung di dalam Taoisme.
Baik bodhisattva maupun dewata Taois selalu berusaha sebaik mungkin, dan mereka tak lagi mempedulikan reputasi sendiri.
Mereka lebih suka untuk menjadi suci, alamiah, dan mampu berdiam di dalam kekosongan.
Sebagai orang awam, kita selalu ingin menyelamatkan muka sendiri.
Saat kehilangan muka, kita tak akan mampu berhadapan dengan masyarakat.
Pepatah Tiongkok berikut sangat tepat menggambarkan situasi tersebut: "wu di zi rong" 无地自容 (terlalu malu untuk menunjukkan muka.)
Jadi memang sangat susah bagi manusia untuk mencapai tahapan pikiran ini.
Om Mani Padme Hum.
---
Sepuluh Tahap Pengembangan Pikiran 十住心论
Tahap 8 – “Pikiran seseorang yang merealisasikan keselarasan dengan satu jalan kebenaran” (nyojitsu ichidô-shin atau ichidô muishin):
Kondisi T’ien-t’ai dengan perspektifnya akan “kemanunggalan semua hal”, di mana si praktisi merealisasi bahwa sebuah momen memuat keabadian, sebuah pikiran memuat semua dunia yang mungkin ada, dan sebutir biji wijen memuat sebuah gunung, yang berarti non-dualitas antara satu dan banyak; dan antara kekosongan, pratityasamudpada, dan “di tengah antara mereka.”
---
Teman-temanku sekalian yang terkasih,
Guru sudah sering mengatakan kalau beliau tak mempedulikan MUKA, yang sama artinya dengan Reputasi Beliau!
Apapun yang orang-orang Lemparkan ke arahnya, Beliau Tetap Tak Bergeming!
Sudahkah kiranya kamu mulai Menyelaraskan diri dengan Alam? :)
Ceramah-ceramah baru-baru ini penuh dengan topik Keselarasan, apakah kamu menyadarinya?
SAAT kamu bisa melebur dengan Sinar atau para Bodhisattva, kamu sebenarnya Menyelaraskan Diri dengan Alam Semesta, tahukah kamu tentang ini?
Aku mengajarkan kepada beberapa murid cara untuk Melebur dengan air di Danau Toba.
Aku juga membagikan artikel Guru mengenai Melebur dengan Danau, Gunung, dll.
Mereka adalah berbagai dimensi di mana kita bisa melebur ke dalamnya Kapanpun!
Melebur berarti kamu mengambil (menyamakan) semua karakteristik Subjek atau Objek yang bersangkutan.
Demikianlah Yoga!
Lalu apakah syarat utamanya?
Guru telah berkali-kali memberitahumu!
Bebaskan dirimu dari segala kekangan dan peliharalah Kesucian Tubuh, Ucapan, dan Pikiran!
Hahaha!
Kalau kamu menganggap tulisan-tulisanku isinya “Memarahi orang-orang, Menjelek-jelekkan orang-orang, ...” KAMU gagal memahami bahwa mereka adalah bagaikan Koan Zen, yang bisa menjadi bahan pembelajaran!
Kamu belajar UNTUK TIDAK MENGULANG HAL YANG SAMA! :)
Dari ceramah-ceramah Guru mengenai 9 Yana, beliau dengan jelas sekali mengatakan bahwa tingkat pertama adalah Hinayana dan KUNCI UTAMANYA adalah “Tidak Mencelakai Siapapun”!
Maka pahamilah kenapa aku bilang “TAK ADA SATUPUN” di Komite Pusat yang berhasil beryoga dengan Guru, karena mereka belum bisa melewati Yana pertama?
Hahaha!
Apakah aku harus membela diri karena disalahpahami, dimarahi, dan difitnah, ... ?
Memangnya aku menulis apa?
Aku bilang bahwa Karma adalah tanggung jawab masing-masing dan tak ada hubungannya denganku!
Aku juga menyarankan VM Lian Ning dan semua yang mencoba “mencelakaiku”, supaya bertobat kepada Diri Mereka Sendiri, karena justru DIRI SENDIRI-lah yang harus menanggung buah karmanya, Bukan aku atau Orang lain!
Hehe!
Sungguh benar bahwa semua hal yang bertolak belakang dengan Sumpah Bodhisattva atau Samaya yang mereka pilih untuk lakukan dan masih dilakukan sampai sekarang tak ada hubungannya denganku.
Tara Putih sendiri mengatakan, seperti yang ditulis dalam karya tulis Guru “Pedang Pusaka Yogi”, bahwa banyak VM dan murid Aliran Satya Buddha yang akan jatuh ke 3 Alam Rendah.
Maka bisa saja ada yang bertanya: Bukankah berlindung (bersarana) kepada Tri Ratna menjanjikan kalau kita tak akan terjatuh ke 3 Alam Rendah?
Hahaha!
Tanyakan pada diri sendiri: Apakah sumpah saat Sarana atau Pentahbisan kau ucapkan dengan setulus-tulusnya?
Apakah kamu hidup dan menjalani semua sumpahmu tersebut, untuk menolong semua insan supaya bahagia, dan untuk berbagi Buddha Dharma dengan mereka semua sehingga mereka juga bisa mencapai Nirwana?
Sayang sekali, kebanyakan murid, tak hanya di dalam Aliran Satya Buddha, tapi juga di aliran-aliran lain, TAK TAHU APA YANG MEREKA LAKUKAN TERHADAP DIRINYA SENDIRI!
Kini tahukah kamu kenapa aku bilang bahwa aku hanya akan mendengarkan Guru?
Tahukah kenapa Komite Pusat menggunakan pernyataan tersebut untuk mengeluarkanku dari keanggotaan Sangha Satya Buddha?
Dan tahukah bagaimana Komite Pusat menunjukkan kepada dunia betapa bodohnya mereka?
Dan lihatlah semua tindakan mereka yang memusuhi dan bodoh ternyata tak mengangguku sama sekali?
Hahaha!
Aku tak terpengaruh sama sekali atas apa yang Komite Pusat dan semua anteknya lakukan.
Ingatlah selalu, Tak Ada Siapapun Yang Bisa Menyakitimu saat kamu punya pola pikir seperti di atas!
Dulu pernah menuliskan pengalamanku di artikel-artikel “Yang Kamu Bilang, Aku Bisa Melihatnya”.
Di hari pertama aku mengikuti pelatihan reverend, XR, si pengawas, saat berada di aula utama Vajragarbha Seattle berkata: Guru bilang aku punya Tanduk, lihat saja bagaimana aku akan berurusan denganmu! 师尊说我有角,看我怎样对付你! (dalam konteks Bahasa Mandarin, ini merupakan ancaman!)
Di kesempatan lain, aku kedinginan sewaktu bekerja di luar area dapur saat sedang menyiapkan bahan-bahan makanan untuk dimasak.
Aku bertemu XR di anak tangga vajragarbha.
Ia menuruni anak tangga dan berkata kepadaku:
Kamu ini sungguh kaya. Terlalu kaya biasanya lemah (tidak sehat). Kamu berikan uangmu padaku, maka kamu tak akan sakit! 你超级有钱,财多身子弱,你把钱都给我,你就不会生病!
Hahaha! Apa dia pikir bahwa dia mengguna-gunaiku supaya bisa mendapatkan kekayaanku?
Selama aku memberikan “semua uangku”, maka aku bisa segera sembuh?
Hahaha! Benar sekali! Tingkah laku yang mengagetkan dari seorang yang punya posisi administratif?!
Terima kasih kepada si XR ini, aku tak menyadari apa yang orang-orang bodoh coba lempar ke arahku.
Bukankah kita semua ini tumbuh berkembang dengan berbagai macam pengalaman?
Oh, dia sadar telah berbuat salah dan mewanti-wantiku untuk tak bicara macam-macam di saat Ceramah Dharmaku tanggal 7 November 2009.
开示时,你不要乱讲话! [Saat memberikan ceramah, jangan bicara macam-macam!]
Jadi dia tahu bahwa ancamannya padaku harus disembunyikan dari Guru dan dunia!
Kini cobalah menggunakan Kebijaksanaan Pengamatan yang Tajam: Siapapun di atas dengan pola pikir seperti itu, apakah menjadi Ancaman bagi hidupmu?
Tentunya ingatlah untuk menggunakan konsep Tiada Wujud dari Sutra Intan.
Kamu bisa mengosongkan semuanya kapanpun!
Salam semuanya.
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
Disunting dari Jurnal Lotuschef
Related Posts:
No comments:
Post a Comment