Artikel Buddha Hidup Sheng-yan Lu
Dibagikan oleh Lotuschef – 21 Juli 2011
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: The Commentary Sword of True Buddha [Let Him Go!]
Sekarang ini Aliran Satya Buddha sudah berkembang menjadi sebuah aliran religius yang cukup besar. Ritual-ritual Tantra Satya Buddha juga beragam, hidup, dan mencakupi semuanya. Demikianlah seorang praktisi Satya Buddha yang dengan penuh perhatian melatih dan mencoba memahami sadhana yang dilatihnya, pasti akan mampu mencapai tingkatan spiritual yang lebih tinggi dan bisa mencicipi citarasa Dharma; ia pasti mampu memasuki ajaran-ajaran Buddha Dharma yang mendalam.
Namun, aktualisasi praktek bukanlah suatu komitmen yang hanya sekedar diucapkan di mulut saja. Ia harus diaplikasikan (digunakan). Kiranya mohon jangan sekedar menggunakan gelar “sadhaka Satya Buddha” kalau si praktisi yang bersangkutan masih saja merupakan orang yang kebingungan – yang mendamba ketenaran dan kekayaan, yang tak mampu menahan godaan status dan uang, atau malah yang lebih orthodoks daripada orang biasa.
Aku sendiri tak menyangkal kenyataan bahwa di dalam aliran kita ada banyak murid yang masih bertikai demi ketenaran dan kekayaan. Ada orang-orang yang menggunakan nama Aliran Satya Buddha demi kepentingan mereka sendiri. Ada yang melahap sendiri uang yang dikumpulkan untuk tujuan amal. Malah ada juga yang terus-menerus bertikai dengan sesamanya demi posisi pimpinan, ketua, dan kepala biara.
Aku, Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yan Lu, sangat tahu akan semua hal yang sedang terjadi. Meski aku tak mengeluarkan sepatah katapun, namun di dalam hati aku tahu semuanya dengan detil. Aku mendesah dari lubuk hatiku yang paling dalam: ini adalah “tunas yang terbakar dan biji-biji yang rusak” (orang-orang yang sudah tak bisa diperbaiki/dituntun). Mereka sungguh tak punya berkah dan hubungan karma yang baik.
Kita, para sadhaka, harus bisa melepaskan harta, melepaskan ketenaran dan status, mengorbankan waktu, dan bahkan hidup kita, supaya sepenuhnya jujur dan tulus dalam keinginan kita untuk mengaktualisasikan pelatihan spiritual. Hanya dengan begitulah baru kita dianggap sebagai seorang Bodhisattva yang sejati, bukannya pergi mencari uang, bertikai demi status dan ketenaran!
Aku ingin mengingatkan semua muridku dengan serius:
Waktu kan berlalu,
Umurpun berkurang setiap detiknya,
Bagaikan seekor ikan yang menatap garis air yang kian menurun,
Kesenangan ada di mana?
Berlatih dengan ketekunan yang luar biasa,
Layaknya memadamkan api yang sedang membakar kepala,
Merenungkan ketiadakekalan,
Selalu waspada,
Tidak memanjakan diri dalam berbagai aktivitas yang tak bermakna.
Aku selalu melihat mereka, para murid yang terhanyutkan oleh ketenaran dan kekayaan; kucoba menahan air mataku sebisa mungkin sambil bergumam: “Lepaskanlah dia! Biarkan dia pergi!”
---
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
No comments:
Post a Comment