Sunday, August 3, 2014

Transkripsi untuk Sesi Sadhana – Sabtu, 12 Juli 2014


Pranala ke rekaman video: 12 July 2014 Event A
Dipimpin oleh Lotuschef – 12 Juli 2014
Ditranskripsikan dan diterjemahkan oleh Lotus Nino


Untuk langkah sadhana selengkapnya, harap mengacu ke: Sadhana Pertobatan & Penyucian Kembali [Sadhana Shri Vajrasattva dari Empat Prayoga dengan tambahan anotasi]

---

Padmapani Avalokiteshvara © Rishigallery.com

Hari ini kita memperingati Hari Pencerahan Bodhisattva Avalokiteshvara dan di tahun ini jatuh pada tanggal 15 Juli. Jadi yidam untuk hari ini adalah Bodhisattva Avalokiteshvara.


Mengawali


Sebelum kita memulai sadhana, sebenarnya kita perlu mandi dan berganti dengan baju yang bersih, atau juga bisa mencuci tangan. Hal itu sebagai salah satu bentuk penyucian.
Kemudian pikiran dalam kondisi santai, dan untuk memulai aku ingin kamu mengosongkan diri, membuang semua qi (prana) yang basi dan tak bergerak, dan juga membuang semua ketidakbahagiaan.
Jadi kamu bisa meneriakkan kata “Ai” (bahasa mandarin untuk “Cinta”), meluruskan tulang belakangmu, menghirup satu tarikan napas yang dalam, dan mengosongkannya dari Dantian-mu (Ladang Penghasil Obat) – sebuah lokasi tiga atau empat jari di bawah pusar.
Dengan hitungan waktu yang kamu tentukan sendiri, teriakkan “Ai” 3x.
Kamu juga bisa mengikutiku.

Biasanya aku akan bertanya apakah kamu mencintai Mahaguru atau tidak. Dan dalam Bahasa Mandarin, Cinta adalah “Ai.”
Jadi mari kita lakukan di hitungan ke-3.
Tarik satu nafas yang dalam, di hitungan ke-3, teriakkan “Ai”, dan di hitungan ke-3 selanjutnya teriakkan “Ai” lagi.
Itulah cara mengosongkan.
Siap?
Satu, dua, tiga, “Ai!”
Satu, dua, tiga, “Ai!”
Satu, dua, tiga, “Ai!”
Ok, kita sudah siap.
Kamu merasa gembira? Ok?
Kamu seharusnya akan merasa ringan dan bahagia. Dalam suasa hati yang gembira.
Sebelum kita mulai sadhana, kamu harus punya pola pikir semacam ini.

Kini kita hirup tiga nafas mendalam.
Dengan setiap tarikan nafas, bayangkan dirimu menarik  sinar putih dalam jumlah besar, pelan-pelan sinar tersebut memenuhi tubuhmu.
Dengan menggunakan Kekuatan Pikiranmu, gerakkan sinar tersebut ke tanganmu, lalu gerakkan jari-jarimu sedikit; kemudian pelan-pelan arahkan ke bawah lagi hingga ke kakimu.... gerakkan jari-jari kakimu sedikit.
Saat melakukan hal tersebut, kamu menahan nafas!
Saat tubuhmu sudah dipenuhi dengan sinar putih ini, kamu akan merasa nyaman.
Dan saat nafasmu sudah tak bisa ditahan lagi, sekali lagi dengan menggunakan pikiranmu bayangkan semua pori-pori tubuhmu terbuka dan pancarkan sinar tersebut ke luar.

Barusan ini kamu telah membuang semua hal yang hitam, semua yang tak menyenangkan. Jadi saat kamu menarik sinar berwarna putih, ia akan memenuhi dirimu, dan kamu kemudian akan memancarkan sinar putih tersebut. Jadi tak ada lagi kegelapan. Okay?
Berhubung kamu telah membuang semua kegelapan, kini kamu bersinar bagaikan bola lampu.
Seperti saat kamu menghidupkan listrik, berarti kamu menarik sinar ke dalam tubuhmu. Ia akan memenuhimu dan kamu akan memancarkan sinar tersebut.
Seperti bola lampu hemat energi, kamu perlahan-lahan menjadi semakin terang.
Kalau belum tahu bagaimana, kamu bisa mencoba menghidupkan lampu dengan fitur pengatur keredupan. Pelan-pelan dari redup kamu atur hingga menjadi semakin terang.
Begitulah kiranya kamu juga akan menjadi semakin terang benderang.

Jadi saat kamu menjapa mantra Guru ataupun mantra-mantra lainnya, bayangkan dirimu adalah bola lampu tersebut, kamu menjadi semakin terang benderang – ini berarti kamu berbagi kebaikan, sinar, energi, kecemerlangan alam semesta, dan semua hal yang baik dengan semua insan.
Ingatlah selalu: Berbagi! Dan kamu akan baik-baik saja.

Sekarang kita menarik tiga nafas panjang dan memulai sadhana.


Visualisasi Empat Batin Yang Tiada Batasnya


Kita lakukan visualisasi Empat Batin Yang Tak Terhingga (Empat Apramana).
Kita membayangkan Silsilah Satya Buddha:
Namo Vairochana Buddha, Buddha Locani, Amitabha Buddha, Padmakumara, dan Buddha Hidup Lian Sheng.
Bayangkan mereka memberkati kita dengan begitu banyak sinar.
Bayangkan sinar tersebut memenuhi diri kita, dan kita kemudian membagikan sinar tersebut dengan memancarkannya lewat pori-pori tubuh kita untuk semua insan.
Ingatlah: Kita tidak memilih mau diberikan kepada siapa. Kita berikan kepada semua insan tanpa membeda-bedakan!
Ini adalah salah satu bentuk Bodhicitta – Beramal Dharma.

Kamu merasa nyaman? Ya, pastinya!

Kita membentuk mudra tangan Padmakumara dan menjapa mantra panjangnya 7x:
[Mantra Guru Akar versi panjang]


Penyucian


Kita memasuki tahap Mantra Penyucian. Kita menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran.
Bila kamu telah melakukan visualisasi sebelum ini dengan baik, kamu sebenarnya sudah cukup bersih dan suci sekarang.
Kita menjapa mantra dewa bumi juga.
Mari mulai: [Mantra-mantra Penyucian]


Mengundang


Kita melakukan pengundangan. Pertama-tama dengan visualisasi:
Bayangkan kita menembakkan sebuah sinar putih yang besar ke arah alam semesta bagaikan menjulurkan kedua tangan dengan penuh ketulusan, memohon semua dewata untuk memuliakan sesi sadhana ini dan memberkati kita semoga semuanya menjadi penuh keberuntungan dan sempurna.
Pertahankan visualisasi tersebut, dan kita japa mantra pengundangan:
[Mantra Pengundangan]
[Dengan tulus mengundang: nama-nama dewata]


Maha Namaskara


Kita melakukan Maha Namaskara.
[Empat Maha Namaskara]


Persembahan Mandala


Kita melakukan Persembahan Maha Mandala.
Bentuklah mudra persembahan mandala, kita bayangkan persembahan berupa bunga, dupa, penerangan, teh, buah, dan keong pengabul harapan, air suci, sabun mandi cair, dan berbagai jenis batu permata mulia, harta, emas, perak, perunggu, kristal, giok, pakaian yang bagus, gaun, setelan jas, berbagai jenis makanan, biji-bijian, manisan, beras, daging babi, sapi, ayam, ikan, kepiting, udang, dan berbagai macam makanan yang ditata dengan apik, serta semua persembahan yang kamu bawa sendiri.
Mereka berubah menjadi sinar kuning keemasan yang memenuhi seluruh alam semesta.
Kamu juga bisa mempersembahkan tarian, lagu, dan musik.

Bayangkan Guru Akar, para guru silsilah, yidam untuk sesi ini, dan semua Buddha, Bodhisattva, dari tiga masa dan sepuluh penjurunya, menerima dengan senang hati.
Seluruh alam semesta kini dipenuhi dengan sinar kuning keemasan.

Kita juga mempersembahkan untuk para penghuni surga, dan juga mengubah persembahan untuk semua insan di enam alam samsara dalam bentuk hujan sinar putih.
Saat hujan sinar putih tersebut menyentuh para insan, ia berubah menjadi sinar dalam berbagai macam warna – artinya semua insan menerima apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
Kita juga bisa membayangkan kita bisa mendengar tawa bahagia mereka, yang menandakan bahwa semua insan di enam alam samsara menerimanya dengan sukacita.
Pertahankan visualisasi ini, kita japa ayat dan mantranya.
[Ayat dan mantra Persembahan Maha Mandala]


Empat Perlindungan (Sarana)


Ok sekarang memasuki tahap Empat Sarana:
Kita bayangkan Guru Akar, para guru silsilah, buddha, dharma, sangha, dari tiga masa dan sepuluh penjuru memancarkan sinar yang menyatu ke arah kita dan memberkati kita. Kemudian kita pancarkan sinar tersebut untuk berbagi dengan semua insan di sekitar kita.
Ingatlah: ini juga merupakan amal dharma!

Kita bisa membayangkan diri kita, dan semua di sekeliling kita, berubah menjadi seperti lautan sinar. Di sini, tak ada lagi diskriminasi ataupun membeda-bedakan, karena semuanya adalah cahaya – sinar sebagai sebuah kesatuan di mana kita semua adalah satu.
Kita japa Mantra Sarana 3x.
[Mantra Sarana]


Perlindungan Diri


Kita melakukan perlindungan diri.
Kita tarik sebuah sinar yang cemerlang ke dalam diri kita dan memenuhi seluruh tubuh.
Kita japa [Mantra Perlindungan Diri 7x].

Bayangkan diri sendiri berubah menjadi vajra bersilang yang memancarkan sinar, dan kita kembalikan mudra vajra anjali ini ke chakra mahkota, lalu bayangkan kita menembakkan sinar biru ke arah alam semesta (angkasa), dan kemudian kita tarik lagi ke bawah. Kita tempatkan ke sisi depan, belakang, kiri dan kanan kita.
Bayangkan mereka bagaikan tonggak pilar yang bersinar dengan warna biru, mulai berputar searah jarum jam. Mereka berputar semakin cepat dan cepat.
Kita berterima kasih kepada para dharmapala yang telah membimbing dan melindungi kita di segala waktu.


Sutra Maharaja Avalokiteshvara


Kini kita menjapa Sutra Maharaja Avalokiteshvara (Gao Wang).
Lakukanlah visualisasi berikut:
Kita bayangkan teratai berkelopak delapan perlahan-lahan mekar di chakra hati kita. Bodhisattva Maharaja Avalokiteshvara duduk di tengah teratai tersebut. Di sekeliling teratai adalah para buddha dan bodhisattva yang namanya tertulis di dalam sutra tersebut.

Sekarang kita punya sekuntum teratai di chakra hati kita yang memancarkan sinar cemerlang bagaikan bintang – sesungguhnya ini berarti kita punya mandala Bodhisattva Maharaja Avalokiteshvara, yang merupakan Tanah Suci!

Saat di dalam chakra hatimu ada tanah suci, kamu tak lagi dinaungi kegelapan, kekuatiran, penderitaan, keinginan, nafsu, amarah, kebencian; semua yang kamu miliki sekarang adalah kebijaksanaan, welas asih, bodhicitta untuk semua insan.

Pertahankan visualisasi ini dan kita japa Sutra Maharaja Avalokiteshvara.
[Sutra Maharaja Avalokiteshvara]


Mantra Penyeberangan Amitabha


Kini kita membentuk mudra Penyeberangan.
Kita bayangkan Amitabha muncul dari alam semesta, dan dari chakra hati Amitabha terpancar sinar cemerlang berwarna merah jambu.
Warnanya terdiri dari putih, merah, dan merah jambu.
Sinar merah jambu ini memberkati semua insan yang secara sadar maupun tak sadar kita celakai dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka seperti babi, sapi, ayam, ikan, kepiting, udang, kecoa, cicak, nyamuk, bakteri, dan virus.

Saat semua mahluk ini menerima berkat sinar dari Buddha Amitabha, karma buruk dan ketidakbahagiaan mereka terhapuskan.
Mereka menjadi jernih nan suci bagaikan kristal, dan kita bisa membayangkan mereka dengan bahagia duduk di atas perahu dharma berbentuk teratai.
Bayangkan teratai-teratai emas tersebut berubah menjadi titik-titik sinar keemasan, yang kemudian berubah menjadi sungai keemasan yang mengalir ke chakra hati Amitabha.

Pertahankan visualisasi tersebut, dan kita japa mantra penyeberangan 7x.
[Mantra Penyeberangan Amitabha]


Guru Yoga


Kini kita membentuk mudra tangan Guru Padmakumara.
Kita bayangkan Padmakumara muncul dari alam semesta, memberkati kita dengan sinar putih, merah, dan biru.
Ingatlah untuk duduk tegak, tulang punggung harus lurus, maka kamu akan mendapatkan pemberkatan!

Kemudian bayangkan bija aksara HOM dari roda mantra di chakra hati Padmakumara berputar dan menembakkan sinar putih cemerlang ke arah chakra hatimu.
Dalam sekejap, sekuntum teratai bersinar putih muncul di dalam chakra hatimu.
Teratai bersinar putih ini terus memancarkan sinar putih yang cemerlang, memenuhi dirimu dan memancar ke luar.
Kamu membagikan sinar ini dengan semua insan.
Kita pertahankan visualisasi ini dan mulai menjapa mantra Guru.

Kini ingatlah: kamu bagaikan bola lampu! Sekali dihidupkan, maka kamu terus memancarkan sinar.
Kamu bisa menghitung hirupan nafasmu untuk menarik dan memancarkan sinar.
Terserah bagaimana caramu melakukan, yang penting begitu kamu sudah bersinar, kamu akan terus bersinar – layaknya bola lampu, saat kamu sudah menyambungkannya dengan listrik, ia akan terus hidup hingga kamu mematikannya.
Begitu kamu bersinar, jangan dimatikan. Teruslah hidup dan memancarkan sinar!
Kita mulai menjapa mantra.
[Mantra Guru Padmakumara. 108x]

Kamu merasa nyaman?
Begitu kamu bersinar, kamu akan merasa lebih ringan, lebih cerah, ada kegembiraan yang muncul dari dalam dan terpancar keluar. Pertahankan visualisasi ini.


Yidam Yoga Bodhisattva Avalokiteshvara


Kita membentuk Mudra Teratai dan membayangkan Bodhisattva Avalokiteshvara muncul dari alam semesta, memberkati kita dengan sinar putih, merah, dan biru.
Oh, kamu seharusnya sudah menjadi lebih terang sekarang!

Kini kita bayangkan di dalam chakra hati-Nya ada sebuah roda mantra dan di dalamnya ada sebuah bija SEH (juga dikenal sebagai HRIH).
Cari informasi mengenainya bila kamu tak tahu bija tersebut.
Kemudian bayangkan bija SEH ini menembakkan sinar putih cemerlang ke arah chakra hati kita.
Dalam sekejap, sinar putih ini berubah menjadi sebutir batu mani yang duduk di atas sebuah teratai putih di dalam chakra hati kita.
Dengan berputarnya batu mani tersebut, ia memancarkan berbagai macam sinar sebanyak variasi Bodhisattva Avalokiteshvara, seperti Tara Hijau, Tara Putih, Tara Kuning, Tara Merah, dan seterusnya.
Kita pertahankan visualisasi ini, dan kita japa mantra 6 Aksara sebanyak 108x.

Duduklah dengan tegak, tarik ke dalam dirimu segala macam hal yang baik dan bagikan dengan semua di sekelilingmu.
Ingatlah: Kamu bersinar dan menjadi semakin terang dengan mantra yang kamu japa.

Saat menjapa mantra ini, berikan tekanan pada bagian “OM”. Di dalamnya ada getaran yang memancar ke luar memenuhi segala kekosongan semesta. Mantra 6 Aksara ini memenuhi setiap sudut di dalam enam alam samsara.
Mari kita mulai: [Mantra Bodhisattva Avalokiteshvara. 108x]


Sembilan Langkah Pernafasan Buddha


Sampai di sini, kita bisa melakukan 9 langkah pernafasan.
Bagi yang tak tahu caranya, berikut aku hanya memberikan tiga langkah dasarnya saja.

[1]
Tutuplah Lubang Hidung Kirimu dengan jari.
Dimulai dengan membayangkan Guru Akar duduk di depanmu, dan dari lubang hidung Guru, beliau memancarkan sinar putih, dan kamu menghirup sinar putih tersebut lewat Lubang Hidung Kananmu.
Saat ia memasuki tubuhmu, warnanya berubah menjadi Merah.
Tutuplah kedua lubang hidungmu (supaya prana yang dihirup tak bocor).
Jadi sinar putih yang berubah menjadi merah tersebut kini turun melewati Nadi Kanan menuju ke Dantian.
Aku sudah beritahu tadi kalau Dantian berada tiga atau empat jari di bawah pusarmu – kadang juga dinamakan sebagai perut kecil.
Dari Dantian, sinar merah naik melewati Nadi Kiri, dan kamu menghembuskannya lewat Lubang Hidung Kiri.

Apapun yang keluar adalah berwarna hitam. Jadi di sini kamu sebenarnya sedang membersihkan sistem tubuhmu.
Seperti setelah bersadhana barusan, kamu telah menjadi bersih dan menjadi seperti bola lampu, jadi apapun yang keluar darimu tidak gelap lagi.
Namun, bagi para pemula, saat kamu sedang melakukan pernafasan ini, ia sebenarnya sedang membersihkanmu. Ia membersihkan semua kegelapan darimu. Jadi bila kamu merasa lelah setelah bekerja seharian, kamu bisa melakukan pernafasan ini.

Sembilan langkah membuatnya menjadi satu set, dan kamu bisa melakukannya dalam tiga set.

Kini kuncinya adalah caramu menghitung waktu dan kamu harus duduk dengan tegak, lidahmu harus menyentuh langit-langit mulut sehingga lubang dari mulut akan tertutup; jadi ada seutas nadi yang lurus dari sana ke arah bawah. Prana tak akan keluar dari mulutmu karena ia diblokir (oleh lidah yang menyentuh langit-langit mulut).

Saat kamu menghirup dari Lubang Hidung Kanan, hitunglah waktunya – bila kamu seorang pemula, mulailah dengan 3 hitungan: kamu menghirup [satu... dua... tiga...], tutup Lubang Hidung Kanan, bawalah turun, bayangkan dan gunakan kekuatan pikiranmu, dorong ke arah bawah.
Kamu harus menutup dua lubang hidungmu sehingga prana tak bocor keluar!
Doronglah ke bawah lewat Nadi Kanan ke arah Dantian dalam tiga hitungan juga.
Lalu dalam tiga hitungan, dari Dantian naik lewat Nadi Kiri hingga mencapai Lubang Hidung Kiri (ingatlah saat prana berada di dalam, ia berwarna merah) lalu hembuskan.

Bila kamu sudah bersih, dan mampu mencapai yoga, apa yang kamu hembuskan/pancarkan adalah sinar putih – semua yang baik.
Namun bila kamu butuh pembersihan, saat kamu lelah, kamu bisa menghembuskannya dalam warna hitam untuk mengosongkan semua hal yang tak baik (bila kamu masih ada hal tak baik yang perlu dikosongkan).
Bila kamu kelelahan atau merasa tertekan, maka kamu pasti punya sesuatu yang tak baik yang perlu dibuang dalam bentuk asap hitam atau gelap.

[2]
Selanjutnya, bukalah Lubang Hidung Kiri dan hiruplah sinar putih dalam tiga hitungan.
Ia memasuki tubuhmu dan menjadi merah, turun lewat Nadi Kiri ke arah Dantian, dan dalam tiga hitungan lagi dari Dantian ia menuju ke Lubang Hidung Kanan, hembuskanlah dalam tiga hitungan.

[3]
Kini hiruplah dari Kedua Lubang Hidung dalam tiga hitungan, lalu tutup kedua lubang hidungmu, bawalah turun lewat Nadi Kiri dan Nadi Kanan ke arah Dantian.
Dari Dantian, arahkan ke atas melewati Nadi Tengah ke chakra mahkotamu.
Saat ia mencapai chakra mata ke-3, bayangkan ia merekah layaknya bunga yang mekar. Di sini terserah kamu mau menghitung tiga hitungan atau tidak. Bunga tersebut lalu menutup dan kamu menghitung tiga hitungan dan membawanya turun ke Dantian lagi.
Saat bunga tadi mekar, buatlah sinar tersebut berputar mengitari kepala, kemudian kamu bisa menutupnya dan menghitung tiga hitungan, lalu membawanya turun kembali ke Dantian.
Dari Dantian, hitunglah tiga hitungan dan gerakkan ke atas melewati Nadi Kiri dan Nadi Kanan kembali ke kedua lubang hidung untuk dihembuskan keluar.

Itu semua adalah tiga variasi dasar dan dianggap sebagai set no.1

Untuk set no.2:
Hirup dari Lubang Hidung Kiri » Dantian » Lubang Hidung Kanan » hembuskan.
Lalu hirup dari Lubang Hidung Kanan » Dantian » Lubang Hidung Kiri » hembuskan.
Lalu hirup dari kedua lubang hidung » Dantian » Nadi Tengah » mekar seperti bunga » Dantian lagi » kedua nadi menuju kedua lubang hidung » hembuskan.

Untuk set no.3:
Hirup dari kedua lubang hidung » Dantian » Nadi Tengah » mekar seperti bunga » Dantian lagi » kedua nadi menuju kedua lubang hidung » hembuskan.
Lalu hirup dari Lubang Hidung Kanan » Dantian » Lubang Hidung Kiri » hembuskan.
Lalu hirup dari Lubang Hidung Kiri » Dantian » Lubang Hidung Kanan » hembuskan.

Sampai di sini berarti kamu telah menyelesaikan 9 langkah yang berarti 1 set.

Biasanya aku lebih suka bila kamu melatihnya di rumah, jadi saat kamu bergabung dalam sesi sadhana bersama, kamu sudah bisa melakukannya dengan mudah dan lancar.


Tahap Penutup


Saat kamu telah menjadi teratai yang memancarkan sinar putih, menjadi batu mani, kamu sebenarnya sudah berada dalam kondisi samadhi; jadi kita tak ada hal lain lagi untuk sesi ini.
Bahkan saat kamu melakukan visualisasi Avalokiteshvara, dan kamu membangun mandala sang bodhisattva, kamu sudah berada di dalam tanah suci, dan kamu juga berada di dalam kondisi samadhi, bersinar serta memancarkan (membagikan) cahaya.
Bila kamu bisa mempertahankan kondisi memancarkan cahaya, kamu selamanya berada dalam samadhi, kamu tak pernah keluar dari samadhi, kamu terus-menerus memancarkan cahaya di segala masa.
Saat kamu menghirup dan menghembuskan nafas, bukalah semua pori-pori tubuhmu, maka kamu bagaikan bola lampu yang berjalan, okay?!


Mantra Hati Delapan Yidam Utama


Kita menjapa mantra delapan yidam utama.
[Mantra-mantra 8 yidam utama]


Amitabha Buddha Vandana


[Namo 36 triliun 119 ribu dan 500 Amitabha Buddha. 3x]


Pelimpahan Pahala


Kamu bisa melimpahkan pahala (dari sadhana ini), dan aku menyarankan supaya kamu melimpahkannya untuk semua insan, semoga mereka terbebaskan dari segala macam penderitaan, dan semoga semua insan dalam kondisi yang baik, bahagia dan sehat.

Kini kita bayangkan sebuah vajra bersilang duduk di atas teratai bersinar putih. Kita pancarkan sinar dari vajra dorje yang kita pegang sehingga vajra bersilang dan teratai tersebut memancarkan sinar yang sangat terang dan semakin menyebar luas seiring dengan suara lonceng vajra yang kita dentangkan. [Teriakkan “WUN!”]


Membenahi dan Meneguhkan


Kini kita membayangkan Vajrasattva muncul dari alam semesta dan dengan tulus kita memohon agar semuanya menjadi penuh keberuntungan, dan semoga semua permohonan kita dikabulkan, serta semua kegelapan dihilangkan sepenuhnya.
Sebelum menjapa mantra ini, kita bayangkan kalau kita “menghidupkan lampu” lagi, atau kamu mungkin tak pernah mematikannya sama sekali. Sewaktu menjapanya, pancarkan sinar putih yang cemerlang lagi.
[Mantra 100 Aksara Vajrasattva. 3x]


Maha Namaskara


[Maha namaskara kepada semua Buddha] Kita berterima kasih kepada semua Buddha yang selalu memberkati kita.
[Maha namaskara kepada semua Bodhisattva] Kita berterima kasih kepada semua Bodhisattva yang selalu memberkati kita.
[Maha namaskara kepada semua Dharmapala] Kita berterima kasih kepada semua Dharmapala yang selalu melindungi kita.


Mantra Paripurna


Kita japa mantra paripurna.
[Mantra paripurna. 3x]


Terima kasih teman-teman sekalian. Amituofo.
Dengan ini sesi sadhana kita hari ini sudah selesai.
Bila ada pertanyaan, silakan layangkan ke purekarmaservices@gmail.com.
Terima kasih semuanya.

Related Posts:


No comments:

Post a Comment