Friday, August 2, 2013

Drukpa Kunley, Sang Suciwan Gila – Nirwana



Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 16 Juli 2013
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Drukpa Kunley, The Divine Madman – Nirvana



Dikutip dari The Divine Madman, The Sublime Life and Songs of Drukpa Kunley:

Berikut adalah bagian akhir dari buku “The Divine Madman”.

[Karena ia merasa perlu memberikan pertanda yang penting, yang akan mampu mengulang pesan-pesannya kepada para insan, maka ia tak sepenuhnya melebur tubuhnya,
 

Demikianlah di dunia manusia ini ia meninggalkan berbagai miniatur yang sangat luar biasa: Shakyamuni, Avalokiteshvara, Tara Sang Penyelamat, Jowo Atisha, Hayagriwa dan Maha Sukha Dewata, serta para Buddha lainnya.
 

Ia juga meninggalkan banyak Ringsel.]

Jowo Atisha? Guru?
Hahaha!

Ringsel artinya Sarira. Guru katakan hanya mereka yang telah mencapai kesucian dalam pelatihan Buddha dharma-lah yang bisa menghasilkan sarira seusai tubuhnya dikremasi.

Dalam kasus mereka yang telah mencapai kebuddhaan, mereka bisa memilih untuk bertransformasi menjadi Sinar Pelangi dan “melebur” atau mentranformasikan tubuhnya menjadi berbagai Sarira, atau bahkan mempertahankan tubuhnya sebagaimana adanya.

Karena dia bisa memilih apa yang ingin dia tinggalkan, bukankah hal tersebut membuktikan bahwa dia telah mencapai Kesempurnaan Agung dan Ati Yoga?


Teman-teman sekalian sudahkah membaca buku ini?
Beberapa karya aktivitasnya ditulis di dalam Wikipedia – Drukpa Kunley juga.

Sajak mengenai Kebahagiaan
Aku bahagia karena aku seorang Yogi yang bebas.
Jadi aku semakin mampu menembusi kebahagian batinku.
Aku bisa melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita,
Karena dengannya aku bisa membantu mereka memasuki jalan pencerahan.
Dari luar aku terlihat bodoh,
Namun di dalam, aku hidup dengan sistem spiritual yang jelas.
Dari luar, aku menikmati arak, wanita dan musik.
Namun di dalam, aku bekerja untuk memberi manfaat bagi semua insan.
Dari luar, aku terlihat hidup untuk kesenangan diri sendiri saja.
Namun di dalam, aku melakukan semuanya di saat yang tepat.
Dari luar aku terlihat seperti pengemis compang-camping
Namun di dalam, aku adalah seorang buddha yang penuh kebahagiaan.

Lagu mengenai Sukacita
Seorang perempuan muda menemukan sukacitanya dalam cinta. Seorang lelaki muda menemukan sukacitanya dalam seks. Seorang pria tua menemukan sukacitanya dalam riwayat hidupnya. Inilah ajaran mengenai tiga sukacita.
Ia yang tak tahu kebenaran, pasti akan kebingungan. Mereka yang tak punya tujuan, tak akan mampu berkorban. Mereka yang tak punya keberanian, tak akan menjadi seorang Yogi. Inilah ajaran mengenai tiga ketidakpunyaan.
Bahkan bila seseorang tahu laku kebijaksanaan, tanpa melatihnya maka tak akan muncul realisasinya. Dan bahkan bila seorang guru menunjukkan jalan bagimu, kamu masih harus menjalaninya sendiri.

Lima Jalan Kebatinan
Aku melatih disiplin diri. Aku bermeditasi setiap hari.
Aku menganut ajaran cinta kasih. Aku bekerja layaknya seorang ibu dan ayah dari semua insan.
Aku melakukan sadhana dewata yoga. Aku membayangkan diriku sebagai seorang Buddha dalam penyatuan dengan alam semesta.
Aku membaca buku semua ajaran agama dan mempraktekkannya semua di saat yang tepat.
Hidup ini adalah guruku dan kebijaksanaan batin adalah pembimbingku.


[Bahkan bila seseorang tahu laku kebijaksanaan, tanpa melatihnya maka tak akan muncul realisasinya. Dan bahkan bila seorang guru menunjukkan jalan bagimu, kamu masih harus menjalaninya sendiri.]

Aku juga berbagi konsep yang sama, bukan?
Akupun mengatakan: Guru bisa melengkapimu dengan berbagai sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan untuk mendaki sebuah gunung, dan bahkan membawamu hingga ke kaki gunung.
Namun, mampukah kamu mencapai Puncaknya dengan usahamu sendiri?

Melatih diri sungguhlah antara Gurumu dan dirimu sendiri.
Orang-orang lain tak bisa mengumbar berkat dan janji yang mampu membawamu hingga ke puncak.

Karena dengan mempraktekkan “Jalan-jalan Kebijaksanaan”, kamu akhirnya akan mencapai realisasi.

Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment