16-3-2011
Religious Belief Conflicts
16-3-2011 Konflik Kepercayaan Beragama
Translated by Lotus Nino
Sumber:
Tujuan Sang Buddha saat Beliau melepaskan tahta dan harta
kerajaan-Nya adalah untuk mencari cara untuk menyelamatkan para insan dari
berbagai penderitaan.
Kalau kita mempelajari berbagai ajaran dari para
Guru/Nabi/Rasul, maka kita akan sampai pada tujuan yang sama: menyelamatkan
semua insan dan supaya mereka semua dapat hidup dengan bahagia, bebas dari
segala macam penderitaan.
Sekarang kalau melihat mereka yang merendahkan
kepercayaan-kepercayaan agama lainnya dengan berpikir bahwa kepercayaan mereka
adalah yang Terbaik dan Paling Benar, maka merekalah yang sebenarnya
menciptakan penderitaan bagi diri mereka sendiri dan para insan di sekitarnya.
Saya dengan segala kerendahan hati menyarankan, bila Anda jatuh
ke dalam kategori ini, maka pelajarilah apa yang diajarkan oleh agama-agama
lain (yang Anda rendahkan tersebut) dan bebaskan diri Anda sendiri dari
kebodohan semacam ini.
Faktor paling umum adalah dengan menyadari bahwa kita semua ini
merupakan Saudara & Saudari, dan oleh karenanya harus hidup bersama dengan
penuh Kerukunan. Mereka yang lebih beruntung tidak lupa untuk menolong mereka
yang kurang beruntung. Dan ini juga disebut sebagai Amal.
Saat Anda mempedulikan semua insan dan memprioritaskan mereka di
atas diri Anda sendiri, maka itulah Bodhicitta – sebuah ‘faktor’ penting yang
harus dimiliki oleh para insan.
Ada berita yang sangat mengagetkan: seorang anak perempuan
memaksa ibunya agar mau dibaptis. Ia melarang ibunya untuk berhubungan dengan
vihara tempat ibunya bersarana (berlindung) yang telah dikunjunginya selama
bertahun-tahun. Anak ini mengancam untuk tidak mengakui ibunya lagi dan
mengusirnya dari rumah sehingga ibunya tidak punya tempat tinggal lagi.
Hal yang sama juga seperti organisasi-organisasi agama tertentu
yang menyatakan bahwa ajaran merekalah yang paling otentik (asli) dan yang
lainnya adalah palsu. Justru ajaran seperti inilah yang membuat mereka sendiri
menjadi palsu!
Kerukunan Beragama menjadi sebuah hal yang sangat penting di era
sekarang ini. Banyak orang yang berpendidikan dan bisa membedakan mana yang
benar dan mana yang kacau, oleh karenanya sungguh sedih bila masih mendengar
adanya diskriminasi kepercayaan beragama.
Ada teman sedharma yang juga mengalami hal yang sama. Dia
melakukan bisnis yang sangat aktif dengan sebuah biara, tapi saat diketahui
bahwa dia memeluk Tantrayana, bukannya Mahanaya, maka biara tersebut langsung
memutuskan hubungan bisnis dengannya. Sumber-sumber mengatakan bahwa kepala
biara tersebut yang mengambil keputusan demikian.
Haha! Tampang (luaran) benar-benar menipu khan???
Kepala biara ini ‘seharusnya’ punya pengalaman yang sangat bagus
dengan ajaran-ajaran Buddha, bukan?
Saran saya sih jangan terlalu mempercayai apa yang hanya dilihat
oleh mata Anda sendiri dan juga ‘pengetahuan’ yang lebih bersifat dugaan-dugaan
yang ditanamkan kepada Anda.
Kalau kita semua mengikuti langkah si kepala biara ini, ini sama
saja dengan ditarik lebih jauh dan lebih jauh lagi dari Buddha. Setujukah
teman-teman?
Dan bila ada diskriminasi dari ordo-ordo Buddhis manapun, maka
mereka pastilah ‘palsu’ berhubung Buddha mengajarkan Kesetaraan – semua dan
setiap insan adalah sama. Di sini Tidak Ada Diskriminasi terhadap semua insan,
baik mereka yang terlihat maupun yang tidak terlihat oleh mata.
Anda gunakanlah Jalan Utama Berunsur Delapan dalam kehidupan Anda
sehari-hari maka Anda akan mampu menjalani hidup dengan lebih baik tanpa
menghiraukan kepercayaan/agama apapun yang Anda anut. Dengan cara yang sama,
Anda juga akan membuat semua insan di sekeliling Anda turut mendapatkan
kebahagiaan.
Amituofo
/ Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
No comments:
Post a Comment