Monday, December 5, 2011

4-12-2011 [16-3-2011 16-3-2011 Konflik Kepercayaan Beragama]



16-3-2011 Religious Belief Conflicts
16-3-2011 Konflik Kepercayaan Beragama
Translated by Lotus Nino
Sumber:

Tujuan Sang Buddha saat Beliau melepaskan tahta dan harta kerajaan-Nya adalah untuk mencari cara untuk menyelamatkan para insan dari berbagai penderitaan.

Kalau kita mempelajari berbagai ajaran dari para Guru/Nabi/Rasul, maka kita akan sampai pada tujuan yang sama: menyelamatkan semua insan dan supaya mereka semua dapat hidup dengan bahagia, bebas dari segala macam penderitaan.

Sekarang kalau melihat mereka yang merendahkan kepercayaan-kepercayaan agama lainnya dengan berpikir bahwa kepercayaan mereka adalah yang Terbaik dan Paling Benar, maka merekalah yang sebenarnya menciptakan penderitaan bagi diri mereka sendiri dan para insan di sekitarnya.

Saya dengan segala kerendahan hati menyarankan, bila Anda jatuh ke dalam kategori ini, maka pelajarilah apa yang diajarkan oleh agama-agama lain (yang Anda rendahkan tersebut) dan bebaskan diri Anda sendiri dari kebodohan semacam ini.

Faktor paling umum adalah dengan menyadari bahwa kita semua ini merupakan Saudara & Saudari, dan oleh karenanya harus hidup bersama dengan penuh Kerukunan. Mereka yang lebih beruntung tidak lupa untuk menolong mereka yang kurang beruntung. Dan ini juga disebut sebagai Amal.

Saat Anda mempedulikan semua insan dan memprioritaskan mereka di atas diri Anda sendiri, maka itulah Bodhicitta – sebuah ‘faktor’ penting yang harus dimiliki oleh para insan.


Ada berita yang sangat mengagetkan: seorang anak perempuan memaksa ibunya agar mau dibaptis. Ia melarang ibunya untuk berhubungan dengan vihara tempat ibunya bersarana (berlindung) yang telah dikunjunginya selama bertahun-tahun. Anak ini mengancam untuk tidak mengakui ibunya lagi dan mengusirnya dari rumah sehingga ibunya tidak punya tempat tinggal lagi.

Hal yang sama juga seperti organisasi-organisasi agama tertentu yang menyatakan bahwa ajaran merekalah yang paling otentik (asli) dan yang lainnya adalah palsu. Justru ajaran seperti inilah yang membuat mereka sendiri menjadi palsu!

Kerukunan Beragama menjadi sebuah hal yang sangat penting di era sekarang ini. Banyak orang yang berpendidikan dan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang kacau, oleh karenanya sungguh sedih bila masih mendengar adanya diskriminasi kepercayaan beragama.


Ada teman sedharma yang juga mengalami hal yang sama. Dia melakukan bisnis yang sangat aktif dengan sebuah biara, tapi saat diketahui bahwa dia memeluk Tantrayana, bukannya Mahanaya, maka biara tersebut langsung memutuskan hubungan bisnis dengannya. Sumber-sumber mengatakan bahwa kepala biara tersebut yang mengambil keputusan demikian.

Haha! Tampang (luaran) benar-benar menipu khan???

Kepala biara ini ‘seharusnya’ punya pengalaman yang sangat bagus dengan ajaran-ajaran Buddha, bukan?

Saran saya sih jangan terlalu mempercayai apa yang hanya dilihat oleh mata Anda sendiri dan juga ‘pengetahuan’ yang lebih bersifat dugaan-dugaan yang ditanamkan kepada Anda.

Kalau kita semua mengikuti langkah si kepala biara ini, ini sama saja dengan ditarik lebih jauh dan lebih jauh lagi dari Buddha. Setujukah teman-teman?

Dan bila ada diskriminasi dari ordo-ordo Buddhis manapun, maka mereka pastilah ‘palsu’ berhubung Buddha mengajarkan Kesetaraan – semua dan setiap insan adalah sama. Di sini Tidak Ada Diskriminasi terhadap semua insan, baik mereka yang terlihat maupun yang tidak terlihat oleh mata.


Anda gunakanlah Jalan Utama Berunsur Delapan dalam kehidupan Anda sehari-hari maka Anda akan mampu menjalani hidup dengan lebih baik tanpa menghiraukan kepercayaan/agama apapun yang Anda anut. Dengan cara yang sama, Anda juga akan membuat semua insan di sekeliling Anda turut mendapatkan kebahagiaan.


Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School

No comments:

Post a Comment