20-12-2011 Marici Mantra - Avoiding a
Land and Mud Slide
20-12-2011 Mantra Marici
– Terhindar dari Bencana Lumpur dan Tanah Longsor
Translated by Lotus Nino
Sumber:
Petikan artikel dari
buku Shizun No.148: Kekuatan Mantra
Artikel No.4: Terhindar
dari Bencana Lumpur dan Tanah Longsor
Diterjemahkan dari
Bahasa Mandarin ke Bahasa Inggris oleh: Lotus Cheng
Diedit oleh: Luljeta
Subasic
Dikoreksi oleh: Mimosa
---
Saya pernah melakukan
diskusi seputar agama Buddha dengan Venerable
Zhou Ying.
“Guru Lu, Anda mengklaim
bahwa Anda telah tercerahkan. Bolehkah saya bertanya apa itu pencerahan?”
「Saya menjawabnya, “Itu tidak terlukiskan oleh kata-kata.”」
“Lalu bagaimana
seseorang mengetahuinya?”
「Seperti halnya hangat atau dingin, Anda pasti tahu saat Anda
merasakannya.」
“Kalau hanya begitu mah
anak umur tiga tahun juga bisa mengatakannya!” kata Venerable Zhou Ying.
「Memang benar. Tapi Anda perlu bertanya kepada diri Anda sendiri
apakah hati Anda telah benar-benar leluasa atau tidak.」
“Apakah Tao punya
bentuk?”
「Seperti halnya Tao itu sendiri, ia tidak berbentuk.」
“Kalau Tao tidak punya bentuk,
lalu bagaimana ia mencapai keseimbangan?” tanya Venerable Zhou Ying.
「Dengan alamiah akan mencapainya.」
Karena telah
mempraktekkan Zen selama dua puluh tahun, Venerable Zhou Ying merasa bahwa dia
dapat membungkam saya kali ini dan untuk selamanya dengan membahas Buddha
dharma dengan saya. Ia hanya butuh satu kelemahan dari jawaban-jawaban saya
untuk membuat saya bertekuk lutut.
Saya tersenyum dan tetap
mantap dengan semua yang saya sampaikan.
“Guru Lu, Anda tidak
membabarkan agama Buddha maupun Taoisme. Orang-orang sedang membicarakan Anda!”
「Sekarang saya tanya Anda: apakah puncak yang tertinggi terhubung
dengan lautan yang terdalam?」
Venerable Zhou Ying
berkata, “Kenapa Anda harus menyertakan para roh?”
「Meski
kuatnya bagaikan alam semesta, hal tersebut tidak lebih dari sekedar gelembung.
」Begitulah
saya menimpalinya.
Venerable Zhou Ying kini
tidak bisa menanyai saya lebih lanjut.
Kali ini dia bertanya,
“Guru Lu, Anda mengklaim punya kekuatan supranatural. Bisakah Anda menunjukkan
beberapa bukti kepada saya?”
「Saya
ingin menyelamatkan nyawa Anda!」Saya katakan itu kepadanya.
“Menyelamatkan nyawa
saya?” Dengan agak kurang yakin, Venerable Zhou Ying menyeringai ke arah saya
dan berkata “Saya dapat menyelamatkan diri saya sendiri. Saya tidak butuh
bantuan Anda.”
「Bukan
masalah apakah Anda telah tercerahkan atau belum. Tapi ada bencana yang sedang datang ke arah Anda.」
“Ah sampah! Ini mah
sekedar akal-akalan peramal.”
「Anda mau percaya atau tidak ya terserah Anda.」
“Baiklah, kalau begitu
katakanlah apa yang akan saya alami!”
「Ada empat orang berbaju hitam yang sedang berada di sekitar
Anda, dan mereka ingin mengambil nyawa Anda!」
“Lalu bagaimana saya melindungi diri saya?”
「Anda japalah Mantra Bodhisattva Marici.」
Saya bicara dengan
singkat dan jelas kepada si bhiksu. 「Japalah
Mantra Bodhisattva Marici: Om Marichiyeh Svaha.」
Saya
menambahkan, 「Saat Anda menjapa mantra tersebut,
Anda juga harus melanjutkan dengan doa ini:
Lindungilah saya terhadap gangguan
dari para penguasa.
Lindungilah saya dari para pencuri.
Lindungilah saya dalam perjalanan saya.
Lindungilah saya dari berbagai bencana api dan air.
Lindungilah saya dari bahaya peperangan.
Lindungilah saya dari serangan supranatural.
Lindungilah saya dari segala macam racun.
Lindungilah saya dari serangan binatang buas, serangga beracun dan semua musuh.
Lindungilah saya di semua tempat dan semua waktu.」
Lindungilah saya dari para pencuri.
Lindungilah saya dalam perjalanan saya.
Lindungilah saya dari berbagai bencana api dan air.
Lindungilah saya dari bahaya peperangan.
Lindungilah saya dari serangan supranatural.
Lindungilah saya dari segala macam racun.
Lindungilah saya dari serangan binatang buas, serangga beracun dan semua musuh.
Lindungilah saya di semua tempat dan semua waktu.」
Venerable
Zhou Ying berkata, “Anda melihat ada empat orang berpakaian hitam di sekitar
saya, sedangkan saya tidak melihatnya. Anda juga ingin saya menjapa Mantra
Bodhisattva Marici. Saya bisa melakukannya. Anda lalu berkata bahwa saya akan
bertemu dengan sebuah bencana. Bila ternyata tidak terjadi, saya akan
mengekspos diri Anda sebagai seorang penipu, dan pencerahan diri Anda tidak
akan lagi berarti selain hanya berupa pengetahuan batin belaka saja.”
Saya
katakan kepadanya 「Sungguh semuanya benar-benar terserah
Anda.
」
Venerable Zhou Ying merangkapkan kedua tangannya dan
pergi.
Sebenarnya, saat si
bhiksu pertama kali mendatangi saya, saya sudah tahu bahwa dia pasti akan
menghadapi sebuah bencana. Saya yakin
karena ada empat orang berbaju hitam yang merupakan pejabat alam roh yang
menunggunya.
Empat orang pejabat ini berjalan di
depan si bhiksu dan mereka ingin memasuki rumah saya, tapi saya segera
menghentikannya sebelum mereka bisa masuk. Oleh karenanya mereka hanya bisa
berputar-putar di sekitar lokasi sambil menunggu si bhiksu.
Inilah cara saya menyelamatkan para
insan secara diam-diam. Banyak dari mereka yang menghadapi berbagai bencana dan
mereka tidak perlu tahu tentang hal itu. Saya juga tidak membiarkan mereka
mengetahuinya. Saya bantu mereka melewati berbagai situasi yang dihadapi tanpa
sepengetahuan mereka.
Sebenarnya di dalam hidup kita pasti ada berbagai macam tingkat
bencana yang akan terjadi. Buddha Shakyamuni telah mengetahui hal seperti ini
saat Beliau berkata, “Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian.”
Oleh karenanya:
Tiga alam kehidupan diliputi oleh api
yang menghanguskan.
Bahkan mereka yang telah ditahbiskan juga belum tentu aman terlindungi.
Ketidakkekalan pasti mendatangi kita.
Bahkan mereka yang telah ditahbiskan juga belum tentu aman terlindungi.
Ketidakkekalan pasti mendatangi kita.
Tenangkan
pikiran Anda dan persiapkan diri Anda untuk perjalanan terakhir.
Saya sadar bahwa orang-orang takut
akan bencana dan kemalangan yang akan menimpa mereka. Oleh karenanya, saya tiap
hari melatih diri dan secara diam-diam membantu para insan melewati
masa-masa sulit mereka. Saya japakan Mantra Bodhisattva Marici dan saya limpahkan
pahalanya untuk Venerable Zhou Ying.
Dengan bantuan saya, Venerable Zhou Ying akan terselamatkan.
* * *
Venerable
Zhou Ying tinggal seorang diri di gubuk kecil di dalam Gunung Bagua di
Changhua, Taiwan.
Dia
melatih meditasi Zen dan duduk bersila dalam postur yoga.
Bhiksu
ini dulunya adalah seorang murid yang pergi belajar ke Jepang. Namun, saat di
Jepang, dia mengembangkan rasa ketertarikan yang kuat akan agama Buddha dan
lalu ditahbiskan menjadi seorang bhiksu di biara Zen yang terkenal dari Ordo
Soto-shu di Kyoto; oleh karenanya garis silsilahnya datang dari Jepang.
Saya
mengetahui bahwa garis patriak Aliran Zen telah berhenti di Patriak Ke-6, Hui
Neng, karena ada perselisihan mengenai jubah dharma Patriak ke-5. Sejak saat
itu, agama Buddha aliran Zen terbagi menjadi lima ordo, yaitu: Ordo Lin Ji
(Ordo Rinzai). Ordo T’sao Tung (Ordo Soto-shu), Ordo Wei Yang, Ordo Yun Men dan
Ordo Fa Yen.
Agama Buddha Aliran Zen dikenal dengan ajarannya mengenai hati.
Nama Zen atau Dhyana
digunakan untuk aliran ini sejak awal Dinasti T’ang. Zen atau Dhyana berarti pelatihan pikiran seseorang, yang berarti
proses kontemplasi (perenungan) akan kebenaran itu sendiri. Di sini yang
dilatih adalah ketenangan, meditasi reflektif.
Patriak pertama,
Bodhidharma, yang berasal dari India bagian Selatan, datang ke China pada saat
Dinasti Liang untuk mentransmisikan ajaran-ajaran
Ordo Hati Buddha. Metode-Nya menekankan pada pentingnya meditasi ketenangan dan
penjapaan tanpa suara. Hal tersebut mengekspresikan Hati Buddha dan berfokus
dalam melatih konsentrasi dan pemurnian. Metodenya terlihat seperti duduk
bermeditasi, oleh karenanya dikenal sebagai Zen atau Aliran Meditasi.
Aliran Zen menekankan
hal-hal berikut:
Menghapus (tidak
memerlukan) bahasa tertulis,
Pencerahan langsung dari hati (pikiran) kita,
Mencapai Kebuddhaan melalui Pencerahan, dan
Diskusi aktif mengenai Prajna atau kebijaksanaan.
Pencerahan langsung dari hati (pikiran) kita,
Mencapai Kebuddhaan melalui Pencerahan, dan
Diskusi aktif mengenai Prajna atau kebijaksanaan.
Di suatu malam yang
berbadai, Venerable Zhou Ying sedang bermeditasi sendirian di dalam gubuknya.
Hujan sudah turun selama tiga hari tiga malam berturut-turut. Venerable Zhou
Ying telah mengetahui bahwa pasar di kaki gunung telah terendam. Jika hujan
masih berlanjut, maka banjir pasti tidak akan terhindarkan.
Tiba-tiba di luar gubuk
terdengar tangisan seorang anak. Suaranya berbaur dengan suara hujan.
“Mami! Mami!”
Venerable Zhou Ying menengadahkan
kepalanya dan mendengar:
“Mami! Mami!” Kata-kata
itu terus terdengar berulang kali dan pastilah suara tangis anak.
Saat dia coba dengar
lagi dengan lebih detil, suaranya menjadi “Marici! Marici! Marici!”
Ia lalu menjapa
sepenggal mantra, “Om Marici Yeh Svaha.”
Di tengah-tengah hujan
yang deras, Venerable Zhou Ying segera bangun dan mengenakan jas hujannya dan
sepatu bootnya. Sambil memegang sebuah obor di tangannya, dia bergegas keluar
dari gubuknya untuk mencari anak yang sedang menangis itu.
“Mami! Marici!”
Sebenarnya itu Mami atau
Marici? Dia tidak bisa membedakannya.
Suara isak tangis
tersebut berputar dari arah depan ke belakang, lalu dari kiri ke kanan,
seakan-akan seseorang sedang bermain petak umpet dengannya.
Dia berjalan dalam badai
selama satu jam.
Tiba-tiba suara tangisan
tersebut menghilang. Dia menunggu cukup lama dan mencoba mendengarkan. Ternyata
tidak ada suara bising sedikitpun di sekitarnya dan dia segera sadar bahwa
memang tidak ada orang di sekeliling lokasi. Kalau memang tidak ada keluarga
yang tinggal di area pegunungan ini, lalu mana mungkin bisa bertemu anak yang
menangis di sini?
Venerable Zhou Ying
cepat-cepat kembali ke gubuknya hanya untuk menemukan bahwa gubuknya telah
hilang. Tanah longsor telah mengubur gubuknya di bawah tumpukan batu dan
lumpur, menjadi sebuah gundukan tanah.
Bebatuan dan lumpur
terus longsor dari puncak gunung, dan dia kini sedang berada dalam ancaman
bahaya yang serius. Dengan penuh ketakutan, Venerable Zhou Ying segera
mengungsi dari area tempat ia bermeditasi selama dua tahun.
Nyawanya terselamatkan,
tapi gubuknya bersama dengan semua benda miliknya telah hilang.
Saat direnungkan
kembali, Venerable Zhou Ying sadar bahwa dia harus melewati bencana ini. Dia
ingat bahwa hal ini telah diramalkan oleh Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen
Lu. Empat pejabat alam arwah yang berbaju hitam telah menunggu untuk
menangkapnya. Buddha Hidup Lian-sheng telah menyarankan dirinya untuk menjapa
Mantra Bodhisattva Marici dan menekankannya sebagai mantra perlindungan
dirinya.
Meski Venerable Zhou
Ying di dalam hidupnya melatih Zen, dia juga terekspos kepada ajaran-ajaran
dari ordo-ordo lain. Dia pernah menjapa Mantra Bodhisattva Marici di masa
mudanya dan sekarang masih dapat melanjutkan menjapa mantra tersebut atas saran
saya.
Demikianlah dikatakan:
Saat Anda membakar dupa,
Anda akan dilindungi.
Saat Anda mengkonsumsi
makanan, Anda akan penuh dengan energi.
Mami!
Marici!
Mereka terdengar sama.
* * *
Setelah meninggalkan
Gunung Bagua, Venerable Zhou Ying mencari perlindungan di berbagai vihara dan
biara di seluruh Taiwan. Dia telah terbiasa hidup layaknya seorang pertapa dan
melatih diri sendirian di dalam gubuk kecilnya. Ia menikmati cara latihan yang
hampir mirip seorang pertapa. Setelah mengalami bencana ini, dia berpindah
jalur dari semula yang menyendiri seperti pertapa ke hidup bersama dengan
masyarakat. Hal ini merupakan pengalaman yang baru baginya.
Dia lalu bertemu dengan
banyak teman yang juga melatih diri dan mendengar banyak pembicaraan mengenai
Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen Lu. Secara umum, sebagian besar akan
mengkritik saya dan menganggapnya sebagai hal negatif. Pengaruh anggapan
seperti itu ternyata malah menyebar luas. Oleh karenanya kebanyakan para
pelatih diri cenderung menolak diri saya dan hanya ada beberapa saja yang
memilih untuk tidak berkomentar. Beginilah yang terjadi di dalam kalangan
agama.
Venerable Zhou Ying
mendengarkan dan punya pandangannya sendiri tapi ia tidak mengutarakannya. Saat
orang-orang memanggil saya sebagai seorang Mara atau orang sesat, dia hanya
duduk diam karena dia tahu mengenai kebenaran yang terjadi. Dia ingin
membersihkan nama saya tapi jelas-jelas kalah jumlah, pasti tidak akan menang
melawan massa. Dia akhirnya memutuskan untuk berdiam diri di dalam percakapan.
Venerable Zhou Ying lalu
mengunjungi saya dan mengatakan apa yang telah didengarnya.
Dia berkata, “Kenapa
Anda tidak mengubah pendekatan Anda dalam menyelamatkan para insan dan
menggunakan sebuah cara yang baru dan berbeda sama sekali? Anda bisa mulai
dengan membangun fondasi baru dari sana.”
Saya menimpalinya, 「Pikiran orang-orang mengenai saya telah terbentuk. Kelihatannya
mudah untuk memulai semuanya dari awal lagi, tapi sungguh akan membutuhkan
usaha dan waktu yang tidak sedikit untuk merubah berbagai macam hal. 」
“Tapi Anda setidaknya
harus punya harapan!”
「Saat
orang telah membentuk pemikirannya tentang Anda, maka akan terus demikian
selamanya. Saya sudah terbiasa dengan hal seperti ini dan bukan masalah lagi
buat saya. 」
“Anda pikir hal itu
tidak perlu?” tanya Venerable Zhou Ying.
「Ya. Saya menerima fitnah dan kritikan
untuk memperbaiki diri saya. Saya menerimanya sebagai bagian dari disiplin
spiritual saya!」
“Tapi
reputasi Anda jatuh!”
「Reputasi tidaklah berarti dalam konteks
disiplin spiritual seseorang. Pengalaman seperti itu justru dibutuhkan agar
orang bisa mencapai kebuddhaan.」
Venerable
Zhou Ying mengangguk.
Saya
beritahukan kepada Venerable Zhou Ying, 「Saat saya
hendak pergi meninggalkan guru saya, Venerable Liao Ming, dan turun gunung,
Beliau bilang kepada saya bahwa orang seperti saya hanya punya tiga pilihan.
Pertama adalah segera memasuki
Nirvana.
Kedua adalah mengasingkan diri di
dalam gunung dan tidak keluar lagi.
Atau pilihan terakhir, adalah dengan berpura-pura jadi orang gila di
antara orang-orang.」
“Oh!”
Saya
tersenyum dan melanjutkan, 「Saya bahagia
dan berpuas diri, dan saya tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan
mengenai saya.」
“Apakah
Anda punya penyesalan?” tanya Venerable Zhou Ying.
「Tidak!」
“Apakah
Anda terluka?”
「Tidak!」
“Bagaimana
dengan pujian dan ejekan, penderitaan dan kehormatan?”
「Mereka tidak berarti apa-apa buat
saya!
Buat saya, hidup hanyalah seperti
sebuah permainan dan saya hanya mencoba menjalaninya secara penuh.」
Dengan rasa hormat yang
tertinggi, Venerable Zhou Ying meminta saya untuk naik ke kursi dharma saya. Ia
lalu bernamaskara di hadapan saya sebanyak tiga kali dengan penuh ketulusan.
「Kenapa
Anda bernamaskara?」
“Untuk berterima kasih.
Anda telah menyelamatkan nyawa saya!”
「Saya
tidak menyelamatkan Anda. Anda menyelamatkan diri Anda sendiri!」
“Itu karena Anda
menginstruksikan kepada saya mengenai hal-hal yang perlu saya lakukan!”
Saya terdiam.
Sebelum meninggalkan
tempat saya, Venerable Zhou Ying mengatakan hal ini kepada saya, “Saya merasa
ingin meninggalkan dunia manusia yang penuh penderitaan ini.”
Saya katakan kepadanya, 「Sebenarnya semuanya tergantung pada
hati Anda. Bila hati Anda telah bebas leluasa, maka itu sungguh sama saja
dengan telah meninggalkan dunia ini.」
“Maksud
Anda, saya perlu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan dunia ini?”
「Bukan! Karena sebenarnya tidak ada
dunia manusia untuk Anda mulai.」Saya katakan demikian.
Venerable
Zhou Ying merenungkan kata-kata saya sebentar dan akhirnya menganggukkan
kepalanya. Dia mengerti akan apa yang saya maksudkan dan berkata: “Saya mengerti tentang prinsip tersebut.
Tapi melatihnya sampai akhirnya mampu menguasainya adalah proses menjadi
seorang Buddha Yang Sejati!”
Saya
tuliskan sebuah syair:
Satu
dua tiga empat lima enam tujuh,
Tenangkan pikiran dan naik ke Surga Sebelah Barat.
Saat kata-kata Buddha ini diucapkan, sepertinya terdengar sungguh mudah,
Namun kenyataannya orang terlalu sering tersandung dan jatuh ke kubangan lumpur.
Tenangkan pikiran dan naik ke Surga Sebelah Barat.
Saat kata-kata Buddha ini diucapkan, sepertinya terdengar sungguh mudah,
Namun kenyataannya orang terlalu sering tersandung dan jatuh ke kubangan lumpur.
---
Ini
karya tulis Shizun, bukan saya.
Hahaha!
Amituofo
/ Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
No comments:
Post a Comment