Saturday, October 19, 2013
Lebih Menderita berarti Lebih Banyak Berkat!
Ditulis oleh Lotuschef – 17 Oktober 2013
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: More Suffering More Blessing!
Foto di atas diambil di Ipoh, kediaman Lotus YS, lokasi sesi puja api homa kita, beserta dengan tim relawan reguler Pure Karma dari seluruh belahan dunia. :)
Suatu hari saat kita sedang mempersiapkan persembahan untuk homa puja, seorang saudari sedharma berkomentar: More Suffering More Blessing! (Lebih banyak penderitaan berarti lebih banyak berkat!)
Kuberitahu dia kalau itu tak benar!
KENAPA?
Karena saat ada Harapan akan Berkat sebagai hasil dari kamu anggap sebagai Derita, berarti yang kamu lakukan menjadi tak ada artinya, karena di sana kamu tak punya Ketulusan!
Buddha mengajarkan kita untuk meninggalkan Penderitaan dan menggapai Kebahagiaan – dengan pola pikir seperti inilah kita melatih diri.
Lalu masih adakah yang namanya Penderitaan?
Hahaha!
Bukankah semuanya diciptakan oleh diri sendiri?
Saat kita sedang membakar kertas sembahyang setelah selesai sesi puja, saudari ini berkata dia harus membakar setiap jenis kertas!
Kertas sembahyang yang dipersembahkan itu didedikasikan atas nama seluruh peserta, dan siapapun yang membakar jenis manapun juga sama saja!
Tapi kalau kamu pikir bahwa dengan membakar lebih banyak maka kamu dapat lebih banyak berkat atau pahala, maka lebih baik jangan dibakar saja!
Itu karena saat kamu menjadi egois dengan memikirkan dirimu sendiri dan menghilangkan kesempatan orang-orang lain untuk membakar kertas tersebut maka sudah menunjukkan kalau kamu Tak Punya Ketulusan!
Sama halnya dengan dupa hio yang disponsori oleh orang lain, seperti yang ada di rumah ibadah, maka betapa sia-sianya dirimu bila kamu pikir semakin banyak yang kamu persembahkan = semakin banyak berkat yang kamu dapatkan.
Kuberitahu seorang murid di Ipoh bahwa bila kamu mengambil hio di rumah ibadah untuk kamu persembahkan dan memohon berkat, atau memohonkan untuk orang tertentu, ini sama artinya dengan kamu berhutang kepada mereka yang membeli hio tersebut!
Namun bila kamu mempersembahkan hio yang dibeli oleh orang-orang lain dan memohon agar semua insan diberkati dengan kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan, ini tentunya lain cerita!
Apakah kamu mensponsori hio yang kamu persembahkan ke dalam tungku dupa?
Aku sempat lihat beberapa orang mengambil berbundel-bundel hio sehingga orang lain tak kebagian setelah selesai sesi puja.
Dengannya kamu tak akan pernah bisa membereskan hutang-hutang karmamu, tapi malah menambahnya terus!
Saranku: Lebih baik jangan melakukannya!
Apalagi sebagian besar hio untuk upacara yang diadakan Pure Karma disponsori oleh Lotuschef – apa kamu mau berhutang kepada seorang Reverend?
Berhutang kepada Reverend berarti kamu berhutang kepada Semua Insan lho!
Salam semuanya.
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
Labels:
Bahasa Indonesia,
berkat,
derita,
hutang karma,
lotuschef,
Pola Pikir
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment