Wednesday, November 14, 2012

Tanya Jawab Seputar Pencerahan – Kekuatan Transendental [2]


Diringkas dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Lama Lotuschef – 10 November 2012
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: Enlightening Interviews – 神通 Transcendental Powers [2]


[Catatan: Penerjemah telah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga keakuratan dari naskah asli. Bagaimanapun juga, kami menghargai berbagai kemungkinan perbedaan interpretasi teman-teman pembaca. Dengan rendah hati memohon semuanya untuk membaca dengan Pikiran Terbuka.]

Pertanyaan ke-11: Kekuatan Transendental datang dari mana?
Pertanyaan ke-12: Apakah Kekuatan Transendental itu dikembangkan?

問的人說:「換句話說,神通是不是潛力的開發?佛可以任運神通,濟度眾生。而眾生皆有佛性,我們只是尚未開發而已,是嗎?」

Pertanyaan: Dalam kata lain, Kekuatan Transendental dikembangkan dari Kekuatan/Energi Potensial? Para Buddha bisa menggunakan Kekuatan Transendental dengan alamiah dan leluasa untuk menyelamatkan para insan. Begitu juga halnya, semua insan juga punya sifat sejati kebuddhaannya, kita hanya belum mengembangkan Potensi ini saja, benarkah demikian?

Guru kemudian memberikan sebuah analogi.
Seorang wanita cantik memelihara seekor burung beo. Suatu hari ia berjalan keluar dari kamar mandi menuju ruang tamu dengan telanjang.
Beo berkata: Aku sudah pernah lihat! Aku sudah pernah lihat!
Si wanita menimpali: Kalau berani sekali lagi bilang seperti itu, aku akan cabuti semua bulumu!
Keesokan harinya, seorang tamu yang botak datang berkunjung.
Beo berkata pada si tamu: Apakah (kamu menjadi botak) karena kamu telah melihat si wanita sedang telanjang?

Cerita ini mengilustrasikan bahwa kita jangan sampai salah berpikir kalau Kekuatan Transendental itu dikembangkan. Kita ini belajar Buddha Dharma, bukannya melatih Kekuatan Transendental.
[Maksudnya tidak semua lelaki yang botak disebabkan karena melihat si wanita tadi telanjang.]

Belajar Buddha Dharma adalah Zen.
Belajar Buddha Dharma adalah Stabilitas.
Belajar Buddha Dharma adalah Kebijaksanaan.
Belajar Buddha Dharma adalah Afirmasi (Penegasan).

Bagaimana halnya dengan yang kamu lihat dan dengar? Mata Dewa dan Telinga Dewa, Membaca Nasib dan Membaca Pikiran, Tubuh-tubuh astral, Sepenuhnya mampu merelakan; semua ini muncul secara alami dan merupakan hasil dari transformasi ilusi.

Mengenai Kekuatan Transendental, kita ada cara pandang seperti ini.

Kekuatan Transendental bukan untuk dikembangkan, tapi kembangkanlah Kebijaksanaan Buddha beserta dengan afirmasi hasil akhirnya.
Dengan Afirmasi, tanpa mengharap Kekuatan Transendental-pun, mereka akan muncul dengan alami (tidak diminta dan akan muncul dengan sendirinya). Jadi hal ini sebenarnya sebuah masalah yang tidak ada, karena tidak bisa merelakan [yang tidak ada ini] tapi malah mengharap [yang belum ada]. Oleh karenanya dalam proses afirmasi, Kekuatan Transendental akan muncul dengan sendirinya. Kalau terlalu menekankan/memprioritaskan Kekuatan Transendental, pasti akan Tersesat.

Mengejar Kekuatan Transendental adalah Mengejar [Ilusi].
Mengembangkan Kekuatan Transendental adalah Mengembangkan [Ilusi].

Kekuatan Transendental yang gagal, malah membuat orang yang bersangkutan jadi [shen jing – Gila].
Kekuatan seperti ini bisa dengan mudah membuat orang jadi gila, karena semua orang gila punya [perasaan, penglihatan, pendengaran palsu]. Seperti ini, semuanya jadi sia-sia!

Banyak orang selalu menghubung-hubungkan antara Afirmasi Sifat Kebuddhaan dengan Kekuatan Transendental, ini pada dasarnya Salah. Orang-orang ini berpikir bahwa berbagai kekuatan tersebut adalah Hasil Akhir dari afirmasi tingkat-tingkat kebuddhaan/kebodhisattvaan, mereka sungguh-sungguh salah!

Ada berbagai macam Kekuatan Transendental atau Hubungan atau Komunikasi dengan:
Roh binatang – tingkat rendah
Penyihir – tingkat rendah
Roh hantu – tingkat rendah
Dewa – tingkat menengah
Bodhisattva – tingkat tinggi
Buddha – tingkat tertinggi

Menurut pengetahuan saya, banyak roh tingkat rendah yang menyaru sebagai para bodhisattva tingkat tinggi, dan banyak insan yang tertipu oleh mereka, bahkan mereka yang bisa berkomunikasi dengan para roh juga tak terkecuali. Begitulah maka jangan terlalu terpaku dalam aspek-aspek seperti ini. Harus selalu ingat hal ini!
Kita ini yang belajar Buddha Dharma:
  1. Belajar Kebijaksanaan Buddha Dharma “Jalan Tengah” dari Bodhisattva Manjushri dan Nagarjuna.
  2. Belajar Kebijaksanaan Buddha Dharma “Yogacara” dari Bodhisattva Maitreya dan Asanga.

Kita perlu mempelajari [Ajaran] dan [Afirmasi].
Kita bukannya Mengembangkan Kekuatan-kekuatan Transendental.
Ingatlah! Ingatlah! Satu pikiran yang salah maka akan menjadi Mara!


---

Teman-teman sekalian yang terkasih, tujuanku menerjemahkan dua artikel yang mengesankan dan sangat mencerahkan ini, setulusnya adalah untuk berbagi ajaran-ajaran Guru mengenai Konsep-konsep yang Benar.
Guru memberikan nasihat kepada kita semua [untuk tidak mengejar atau melekat pada Kekuatan Transendental].

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef


Related Posts:



No comments:

Post a Comment