Saturday, February 15, 2014

Lotuschef Bermain-main – Kenapa Tak Mendengarkan Buddha?


Ditulis oleh Lotuschef – 13 Februari 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Lotuschef at Play – Why Didn't Listen to Buddha? 为何没听世尊的?



Di atas adalah rupang Buddha Shakyamuni di Biara Zen Chung Tai, Puli – Taiwan.

Banyak para sadhaka yang percaya bahwa Jalur Keras (Asketisme) atau 苦行 adalah cara melatih diri yang benar.

Dan seringkali mereka membuat diri sendiri kekurangan asupan untuk menjaga Kesehatan Tubuhnya, padahal hal tersebut dibutuhkan untuk mampu melanjutkan bersadhana! :)

Buddha Shakyamuni setelah melatih Jalur Keras tersebut dan hampir meninggal, akhirnya menyadari bahwa menyiksa diri sendiri malah membawa kemunduran, bukannya kemajuan dalam pelatihan diri.

Demikianlah, meski para sadhaka lain lalu mengejek dan mencercanya, beliau mulai makan dan beristirahat dengan cukup.

Dan beliau akhirnya mencapai Kebuddhaan, tapi sayangnya mereka yang melatih Asketisme tak mampu mencapainya!

Bahkan hingga sekarang, para insan masih mengagumi para sadhaka yang:
  1. Hanya makan sekali sehari
  2. Tidak menjaga/merawat kesehatan tubuh fisiknya
  3. Menyiksa batang tubuhnya.

Hahaha! Upacara Usnisa Wijaya barusan di Taipei membuatku menulis artikel ini.

Rumah Ibadah penyelenggara tersebut selalu melakukan penjapaan Dharani Usnisa Wijaya secara terus-menerus tanpa henti dari pagi hingga malam, selama 7 hari.

Kata-kata Buddha tentang menjaga kesehatan diri supaya bisa bersadhana dalam kondisi baik dan konsentrasi penuh sepertinya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri?

Kenapa justru bangga dengan TANPA HENTI?

Kita semua tahu bahwa Tubuh Manusia ini punya banyak keterbatasan, sehingga kalau kamu memaksa diri sendiri dan orang-orang lain dengan cara tersebut sungguh bukan merupakan cara yang tepat!

Sama halnya dengan para murid yang diminta atau dipaksa untuk duduk di area VIP karena para “boss” mereka harus menunjukkan apresiasi atas alokasi tempat-tempat duduk tersebut!

Ya dipikirkan saja, kenapa para “boss” tersebut malah tak bergabung dengan para pengikutnya?

Bodhicitta?

Demi Memperbaiki Keadaan, bukankah kenyamanan para pengikut jauh lebih berarti daripada memberi muka kepada penyelenggara acara?!

Orang-orang yang melekat pada ide atau dari ide yang dijejalkan oleh orang-orang yang mereka pikir adalah otoritas yang berwenang atas suatu subjek atau masalah, rela begitu saja menyerahkan diri mereka untuk dikendalikan orang-orang lain!

Menjapa tanpa henti selama 7 hari 7 malam tanpa asupan nutrisi yang cukup bagi tubuh dan pikiran, malah sebenarnya melanggar ajaran dari Buddha.

Guru mengajarkan kita untuk menghargai kesehatan tubuh fisik ini supaya bisa bersadhana dengan baik.

Terus-menerus menekan diri sendiri hingga ke titik batas pasti akan menimbulkan penyakit.

Bagaikan mesin, tubuh sendiri akan rusak saat kebablasan digunakan.

Aku sempat melihat bahwa rumah ibadah lain juga akan segera melakukan hal yang sama!

Hahaha!
Kurangnya Kebijaksanaan Universal Buddha merupakan masalah dengan orang-orang ini!
Kenapa menyuruh orang-orang untuk berada di bawah guyuran hujan?
Mohon dipikirkan: Apakah Guru atau Buddha akan melakukan hal tersebut?

Kenapa?

Aku ingat pernah mendengarkan sebuah ceramah tentang derita besar dan banyaknya keringat yang dikucurkan untuk merencanakan hingga memulai proses pembangunan sebuah rumah ibadah.

Dalam hati aku bertanya kepada orang tersebut: Lah kenapa membangun rumah ibadah kalau begitu?

Hari ini sepertinya cocok untuk berbagi ajaran fundamental dari Buddha – 4 Kebenaran Mulia!

Sebelum membangun rumah ibadah, PIKIRAN DULU:
  1. Apakah aku butuh sebuah rumah ibadah untuk membabarkan Buddha Dharma?
  2. Apakah aku punya alternatif-alternatif lain?

Kenapa sekarang kamu mengeluh tentang kesulitan, kurang istirahat dan lain-lainnya?

Aku percaya bahwa bila kamu memang benar-benar ditugaskan untuk menyelesaikan suatu proyek, maka Semua Dewata akan menolongmu dan kamu bahkan tak akan punya waktu untuk mengeluh tentang rasa lelah atau kurang dukungan atau kurang dana!!!

Ambillah Pure Karma sebagai contoh; kita selalu mendapatkan tempat pribadi untuk menyelenggarakan acara puja baik dalam lingkup dalam negeri maupun luar negeri.
Ongkos yang kita keluarkan juga rendah, dan tak perlu cerita ke sana kemari kepada orang-orang untuk mendaftar ini dan itu seperti promosi dagangmu yang memberi janji kepada mereka akan Kekayaan dan Daya Kekuatan, yang akhirnya tak bisa kau penuhi!

Aku sendiri percaya pada Jodoh dan juga Kebebasan Memilih.

Saat kamu butuh bantuan dan kamu tulus mencari bantuan karena mau berubah, maka Buddha akan mengirimkan bantuan yang kamu butuhkan.
Namun bila kamu dibohongi atau ditipu oleh mereka yang berkedok agama, maka itu karmamu sendiri, dan jodohmu dengan Buddha masih kurang.

Kita ini bagaikan Mobile Altar (Altar yang Bergerak), kalau kamu percaya omongan Guru!
Jadi kamu sesungguhnya tak butuh sebuah rumah ibadah untuk bisa bersadhana dengan baik! :)

Kalau kamu menonton ceramah yang aku sampaikan di Vajragarbha Seattle tanggal 7 November 2009, kamu akan paham kenapa aku menjadi target untuk disingkirkan dari Aliran Satya Buddha juga!

Aku membagikan ajaran sadhana Mahamudra, bertransformasi menjadi Guru, dan juga mengubah semua insan menjadi Guru!
Dan kini dengan Guru mengajarkan Dharma Maha Kesempurnaan, kiranya kamu sudah mulai paham kalau yang aku bagikan selama ini mirip dengan yang Beliau ajarkan juga?

Seorang saudari sedharma bertanya kepadaku kenapa dirinya selalu tak mampu memahami apa yang Guru katakan.

Kalau kamu paham akan Karma dan punya secercah pencerahan, kamu pasti mampu menjawabnya sekarang! :)

Jadi Berhentilah Menyiksa Diri Sendiri maupun orang lain yang mengikutimu!

Ingatlah selalu bahwa Buddha mengajarkan berbagai cara untuk menemukan Kebahagiaan abadi dan menyebarluaskannya pula!

Kalau kamu tak bahagia, atau pikiranmu penuh dengan kekuatiran kalau Lotuschef menginginkan posisimu atau ingin mengendalikanmu dan orang-orang lain, sekarang cobalah sadar diri!

Lotuschef tak pernah tertarik dalam hal apapun yang menciptakan emosi negatif!

Oh ya, Guru pun mengatakan bahwa Membanding-bandingkan adalah akar dari Perselisihan!

Bagiku, Perselisihan akan mengarah kepada PERANG!

Guru juga bilang bahwa di tahun Kuda ini akan ada Perang Kecil. Apakah kiranya kamu yang jadi pencetusnya?


Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef



Related Posts:

No comments:

Post a Comment