Sunday, September 2, 2012

Lotuschef Bercakap-cakap – Agama Buddha & Mitos



by LOTUS NINO on SEPTEMBER 2, 2012
Ditulis oleh Lotuschef – 29 Agustus 2012
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Lotuschef in Chat – Buddhism & Myths
Kemarin Sabtu aku menghadiri sebuah acara.
Saat si pembicara sedang membahas topiknya, aku melihat ke arahnya selama beberapa menit dan sepertinya “scanner” (pemindai)-ku mulai aktif dengan sendirinya!
:) Segera kututup mataku saat menyadari bahwa pemindaiku mulai bekerja.

Aku ingat janjiku untuk tidak memindai para politisi di masa mendatang setelah pernah memindai para kandidat presiden saat aku sedang berada di Seattle dan bahkan memilih salah satu dari mereka yang akhirnya benar-benar terpilih.
Terlalu ngeri untuk melakukan hal itu lagi!
Aku merasa aku sedang bermain-main dengan dan mengacaukan Keseimbangan Alam Semesta.

Tapi saat aku menutup mataku, figur si pembicara ini bersinar di dalam pandanganku untuk beberapa saat.
Dari sini aku menarik kesimpulan bahwa semua insan sebenarnya berbentuk Sinar, seperti yang pernah aku bahas beberapa waktu lalu.
Seberapa besar intensitas sinar yang dipancarkan oleh seorang individu akan tergantung pada Tingkat Kesehatan dan Karma dari si individu yang bersangkutan.
Oleh karenanya, semakin terang dan semakin lama sinar tersebut bertahan di dalam pandanganku, berbanding lurus dengan tingkat kesehatan dan “energi” karma yang “tersimpan” di dalam tubuh individu tersebut.
Betapa menariknya???
Hahaha!

Saat puja api homa hari Minggu kemarin, aku berbagi ajaran dengan teman-teman yang hadir mengenai cara memvisualisasikan berbagi sinar dari tiap lubang pori-pori tubuh kita.
Setelah sesi tersebut, JC bilang kepadaku kalau ia merasa cara berbagi (sinar) seperti ini jauh lebih baik.
:) metode ini diajarkan oleh Guru, saat Beliau berkata “tubuh ini semuanya penuh dengan mata”.
Di dalam ceramah-Nya baru-baru ini, Guru juga berkata bahwa ada cara/metode yang tak terhingga banyaknya untuk melatih diri.
Apakah kamu juga menyadarinya?
Banyak hal yang Ia bagikan di ceramah-Nya saat itu.

Ada acara makan buffet setelah acara tersebut selesai.
Saat aku berjalan melewati barisan antrian buffet, ada orang yang dengan baik hati menunjukkan bagian makanan vegetarian kepadaku.
Aku tertawa dan sambil memberitahunya kalau aku bukanlah seorang vegetarian murni, karena di dalam Tantrayana kita menyeberangkan roh hewan dan lainnya sebelum kita mengkonsumsinya – yang artinya adalah membersihkan dan mengkuduskan makanan tersebut.
Jadi kita di dalam Tantrayana tidak harus menjadi vegetarian.
Ia kemudian memberitahuku kalau ia adalah seorang Pemikir Bebas (Freethinker).
Hahaha!
Sungguh merupakan sebuah Pola Pikir akan Kemelekatan dan Keterpakuan.
  1. Seorang berkepala gundul dan mengenakan “seragam” pasti adalah seorang Bhiksu/Bhiksuni dan secara alamiah harus bervegetarian.
  2. Orang ini akan mencoba dan lalu berkotbah untuk menarikmu ke dalam alirah kepercayaannya.
  3. Ada berbagai macam hal yang Boleh Dilakukan dan Tidak Boleh Dilakukan yang diajarkan/diturunkan oleh para orang bodoh yang dianggap sebagai Kebenaran.

Aku menjelaskan bahwa Agama Buddha adalah sebuah cara untuk hidup dengan bahagia dan berbagi kebahagiaan tersebut dengan semua insan. Kita tidak perlu bergabung atau berlindung (bersarana) dengan suatu aliran untuk belajar dan melatih apa yang Buddha bagikan dengan semua insan.
Agama Buddha mengajarkan Kebenaran, bukan Mitos.
Saat kamu telah melatih diri sampai pada tingkat yang lebih tinggi, kamu akan menyadari bahwa Tidak ada Kebenaran dan Tidak ada Mitos sama sekali. Semua materi duniawi dan berbagai tindakan yang berhubungan dengannya hanya ada untuk sementara waktu saja dan demi kemudahan belaka.

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom.
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment