Wednesday, September 14, 2011
Orang Awam Mengukur Buddha! – Menghormati Guru
Ditulis oleh Lotuschef – 8 September 2011
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Layperson measures Buddha! –Respect Guru 凡人衡量佛!- 尊师
Sungguh sedih mengetahui banyak yang tidak betul-betul mematuhi 3 hal yang diminta oleh Guru:
Menghormati Guru / Menghargai Dharma / Tekun Bersadhana.
Mari kita bicara mengenai ‘Menghormati Guru’.
Seorang master memberikan ceramah dharma pada acara sadhana bersama hari Sabtu di Vajragarbha Seattle.
Dia meminta untuk menghentikan semua fotografi yang menggunakan lampu flash karena sinar dari flash tersebut melukai mata Guru dan menimbulkan ketidaknyamanan!
Hahaha! Lalu apa hubungannya hal ini dengan Menghormati Guru?
Ia memang tampak jelas sangat memperhatikan kesehatan Guru. Tidak diragukan lagi.
TAPI, MENGHORMATI???
Jika dia menghormati Guru, ia seharusnya tidak menggunakan perspektif (pandangan) awam/pribadi untuk memberikan pertimbangannya atas nama Guru. Seharusnya mengkonsultasikan dulu hal tersebut dengan Guru sebelum mengeluarkan pernyataan yang bersangkutan.
Seperti salah satu master yang baru-baru ini juga mengatakan: Ajaran-ajaran dharma Guru dilindungi oleh Hak Milik Guru.
Tahukah teman-teman bahwa kebanyakan orang dengan kemampuan mata ke-3, ke-4, dan ke-5 juga mempunyai kemampuan alamiah untuk melindungi dirinya dari sinar-sinar buatan?
Mata mereka akan sensitif terhadap Energi Sinar yang tak terlihat oleh mata telanjang atau mata orang awam.
Di situlah perbedaannya!
Seorang Buddha dapat mengendalikan Alam Semesta dan oleh karenanya mampu merubah kondisi-kondisi buruk menjadi baik, kapanpun!
Apakah kita tidak pernah melihat kemampuan Guru?
Februari 2009 – Upacara puja Maha Mayuri di Caotun, Taiwan.
Guru membabarkan dharma Maha Mayuri dan memanggil awan untuk menutupi matahari sehingga kita yang duduk di luar tidak kepanasan. Hawa sejuknya juga membuat kita nyaman sehingga bisa mendengarkan ajaran-ajaran yang diberikan-Nya dengan lebih serius.
Padmakumara/Vajrasattva/Usnisha Vijaya/ dan lainnya semua memancarkan sinar putih yang menyilaukan.
Tapi sinar tersebut tidak menyebabkan ketidaknyamanan, melainkan memberikan rasa hangat, damai, nyaman dan bahagia.
Beberapa murid selalu menemui kegagalan dalam usahanya mencari tanah yang cocok dalam rangka membangun sebuah vihara. Mereka sepertinyatelah membeli beberapa petak tanah tapi selalu tak bisa mendapatkan ijin hukum untuk melakukan pembangunan di atas tanah tersebut atau ada beberapa klausul / faktor manusia yang menghalangi proyek mereka.
Kalau dilihat, kebanyakan dari mereka sudah membeli tanah terlebih dahulu dan kemudian datang sambil membawa peta dan rancangannya untuk ditunjukkan kepada Guru sambil meminta pemberkatan.
Dengan rendah hati, aku sarankan mereka untuk lebih dulu datang membawa peta yang menggambarkan lokasi yang diajukan beserta dengan rancangannya kepada Guru supaya Beliau dapat menunjukkan titik lokasi yang tepat kepada mereka.
Dengan cara ini, Guru dan semua Dewata akan menunjukkan sebuah titik di mana para insan akan mendapatkan manfaat dengan adanya vihara di lokasi tersebut.
Hahaha! Mereka setuju dengan saran saya dan datang untuk berkonsultasi dengan Guru.
Menghormati Guru, dalam pandanganku adalah memohon petunjuk dan pengarahan dari-Nya.
Kita tidak membuat pernyataan atas nama-Nya yang sebenarnya merupakan pendapat pribadi, dan jika orang yang membuat pernyataan tersebut belum mencapai ‘Tingkatan Membuktikan’ [证量], maka dia sudah pasti tidak dalam kapasitasnya untuk Bicara Atas Namanya sendiri, apalagi atas nama Guru.
Mari bagikan juga pendapat teman-teman.
Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School
Labels:
Bahasa Indonesia,
Guru,
lotuschef,
orang awam,
Renungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Saya sering mengungkapkan pendapat pribadi saya tentang Budha Dharma di wall Facebook saya, dan tentunya dibaca juga oleh teman2 Facebook saya, entah itu berlebihan atau tidak.Hehehe.
ReplyDelete