Wednesday, July 16, 2014
Mengalungkan Pisau di Leher?
Ditulis oleh Lotuschef – 11 Juni 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: A Knife At The Throat [用刀掐脖子]?
Teman-teman sekalian, berikut adalah sebuah perjalanan menarik bersama Pure Karma, menggunakan Harta Dharma di sepanjang Jalan Bodhi.
Bawalah serta apa yang telah kau dapatkan dalam hal Harta Dharma. :)
Ayo!
Secara taktis, kamu bisa “menihilkan” ancaman seperti yang tampak di gambar di atas. :)
Apa yang ingin kusampaikan di sini?
Aku sedang membicarakan mengenai orang-orang yang “BERPIKIR” kalau mereka telah mengalungkan pisau di lehermu.
BENAR SEKALI! Bukan secara fisik, tapi secara pikiran atau khayal belaka!
Berikut mengacu ke artikel karya tulis Mahaguru Lu, buku No.231 [Kisah-kisah Legenda Raja Dharma – Istri dan Anak Lelaki Raja Ashoka] ~ 法王的大传说 - 阿育王的妻儿.
Diambil dari halaman 46 – 49.
Aku sudah pernah mengunggah artikel ini ke dalam blog.
Mahaguru mengisahkan tentang Balasan Karma kepada Raja Ashoka, dari istri dan anaknya. Mirip seperti sejarah yang terulang kembali.
Di dalam sejarah, Raja Ashoka percaya akan sebuah ramalan bahwa anak laki-lakinya yang baru saja lahir sangatlah cerdas, namun di masa mendatang akan membunuh ayahnya, Sang Raja sendiri.
Demikianlah Raja Ashoka kemudian mengusir istrinya dengan memenjarakannya. Bayi laki-lakinya dibuang ke padang belantara dan dibiarkan hingga mati.
Si anak ternyata selamat dan mencoba beberapa kali untuk menyelamatkan ibundanya dan juga membunuh ayahnya, Raja Ashoka.
Ibunya sebegitu sedihnya atas ketidakadilan yang dialaminya hingga akhirnya meninggal. Begitu juga dengan anaknya, setelah berkali-kali gagal membunuh ayahnya, ia meninggal karena begitu marah dan benci.
Mahaguru lalu bertanya kepada semua, kiranya siapa Sang Raja, Si Istri, dan Si Anak, di dalam kehidupan kali ini?
Aku di sini menyarankan Si Istri dan Si Anak yang juga mencoba beberapa kali untuk menyingkirkan Sang Raja dalam kehidupan kali ini, untuk membaca The Merchant of Venice (Si Pedagang dari Venesia) karya William Shakespeare, demi keselamatan dirimu sendiri.
Hahaha!
Karma ya tanggung jawab masing-masing pribadi, tak membeda-bedakan.
Dan Alam Semesta adalah sebuah kondisi Keseimbangan yang Agung. :)
Kalau kamu kelebihan menagih dari jumlah hutang Sang Raja kepada kalian berdua, pada akhirnya kalian berdualah yang akan menjadi berhutang kepada Sang Raja.
Bila kalian sendiri tahu kalau menciptakan hutang karma semacam ini akan menjebloskan kalian berdua ke Neraka Vajra, masihkan tetap dilanjutkan?
Kini, daripada berpikir bahwa apa yang kuungkap itu “menjelek-jelekkan” kalian berdua, bukankah seharusnya kalian berterima kasih kepadaku karena telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkanmu dari menciptakan karma buruk yang lebih mendalam?
Hahaha! Kamu juga perlu berterima kasih kepada Sang Raja yang berwelas asih dengan mengirimkanku untuk menghentikan aktivitas “bunuh diri” kalian!
Saatnya sadar diri!
PISAU tersebut tak pernah terkalungkan di leher Sang Raja ataupun leherku!
Hahaha!
Ada beberapa orang yang tak bisa dicelakai oleh siapapun.
Perjalanan kita berakhir di sini!
Salam semuanya.
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
Labels:
ashoka,
Bahasa Indonesia,
hutang karma,
Karma,
lotuschef,
menagih,
merchant of venice
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment