Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber:
Diambil dari Buku No.23 – Cerita-cerita Pengalaman Spiritual Yang Sangat Menakjubkan
“Kencing di atas kepala Lu Sheng Yen”, dari halaman 74-77
Ditulis oleh Mahaguru Sheng-yen Lu
Diterjemahkan dari naskah asli oleh Lotuschef – 17 Agustus 2011
Ringkasan:
[Artikel ini ditulis dengan gaya sudut pandang orang pertama seperti pada artikel aslinya.]
Dua hari sebelum melakukan inaugurasi vihara Satya Buddha yangbaru, kaki sebelah kiriku terluka, sehingga aku berjalan dengan agak pincang. [Ini adalah firasat pertama.]
Di hari inaugurasi, aku duduk di kursi “naga”. Sandaran tangannya terbuat dari ukiran kepala naga dan kumisnya terbuat dari kawat tembaga. Setelah duduk, aku sandarkan tanganku di atasnya.
Tapi tanganku kemudian tergores oleh kumis kawat ini dan saat kuangkat untuk dilihat dengan lebih dekat, ada tetesan-tetesan darah karena goresan tadi.
Wah! Ini menyebabkan tubuh Buddha terluka (berdarah).
Aku tetap bertahan dan tidak menunjukkan luka ini. Aku tetap meneruskan memberikan ceramah dharma.
Tapi aku mendapat beberapa pertanda lagi. [Ini adalah pertanda kedua.]
Tidak lama setelah insiden tadi, saat sedang bermeditasi, aku melihat seorang Vajra Acharya yang merupakan kepala vihara dari salah satu vihara Satya Buddha. Ia berdiri di atas kepalaku, membuka kancing celananya dan mengencingiku.
Sungguh-sungguh kencing di atas kepala Lu Sheng Yen.
Aku merasa ini bukan pertanda yang baik. [ini adalah pertanda yang ketiga.]
Aku pada dasarnya adalah orang yang jujur dan mudah percaya, jadi juga dengan mudah dikhianati.
Aku sebaik mungkin berusaha untuk mempercayai orang-orang namun sering dikhianati oleh mereka juga.
Aku punya filosofi bahwa semua mahluk itu baik. Karena hidup di alam samsara, maka tak terelakkan punya kemelekatan/keinginan untuk menang (mengalahkan yang lain).
Kemelekatan ego seperti ini akan menjadi Keserakahan, Kebencian dan Kebodohan.
Kita para sadhaka harus bisa mencintai insan lain daripada diri sendiri.
Ini adalah Empat Macam Bodhicitta: Aspirasi, Tujuan Suci nan Mulia, Matang Sepenuhnya, Bodhicitta yang Tak Terkaburkan (Kebenaran Tertinggi).
Meski aku sering dikhianati oleh orang lain, aku tidak mengeluh, sebaliknya aku berharap mereka memahami hatiku dan merubah sifatnya yang terlalu mencintai diri sendiri menjadi mencintai semua mahluk.
Vajragarbha XX ini. Vajra Acharya XX ini. Enyahkanlah nafsumu, ai! (mendesah)
Beberapa hari ini, di dalam meditasiku, aku melihat seorang Vajra Acharya lain yang mendaki hingga ke atas kepalaku. Ia berdiri tegak, menggunakan tangannya untuk menyeka baju lhama-nya dan kencing di atas kepalaku.
Ai! (mengeluh). Ternyata ada lagi. [Firasatku muncul lagi.]
Aku harap semua murid Satya Buddha yang suci bisa mematuhi “14 mula sila Tantrayana”, “50 sila pengabdian kepada Guru”, …..
Dengan tekun membaca dan mematuhi doktrin-doktrin sila.
Berusaha menghindari pelanggaran terhadap doktrin sila tersebut supaya tidak terjatuh ke tiga alam rendah dan tidak bisa terbebas lagi.
Para murid yang suci. Berhati-hatilah! Berhati-hatilah!
Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef
Edited 2 July 2016
[...] Apakah dia salah satu dari yang kencing di atas kepala Guru??? [...]
ReplyDelete