Pages

Friday, April 3, 2015

Yoga Tanpa Melatih Diri Lagi (Abhavana Yoga)?



Ditulis oleh Lotuschef – 22 Maret 2015
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 无修瑜伽 No Cultivate Yoga?



Baca juga:

Saat berkunjung ke Taiwan kemarin, murid Z memberitahu grup-nya yang penuh dengan orang-orang yang antusias, bahwa para murid yang duduk di bagian belakang telah berlindung (bersarana) kepada Mahaguru Lu selama lebih dari 20 tahun dan telah mencapai tingkat Yoga Tanpa Pelatihan Diri Lagi (Abhavana Yoga)!!!

Hahaha!

Teman-temanku sekalian yang terkasih,
Mari kita ingat-ingat kembali!

Di dalam Mahamudra, tingkat puncaknya adalah Abhavana Yoga!
Apa yang Mahaguru Lu katakan mengenai orang-orang di tingkat ini? :)

Mohon bacalah topik [Mahamudra] dan khususnya bagian [Abhavana Yoga].
Beserta dengan 2 artikel acuan di atas.



7 Maret 2015 di Vajragarbha Caotun, banyak orang yang menyaksikan murid di atas sedang kerasukan dan ambruk di saat Abhiseka.
Dan kembali terjadi lagi saat ia pergi mencariku.

Sayang sekali mereka yang mencoba membantunya ternyata “memijat” titik akupuntur He Gu-nya dengan terlalu agresif sehingga titik tersebut bengkak parah.
Pertama kali aku bertemu dengannya di Vajragarbha Caotun adalah saat Mahaguru pertama kali menganugerahkan abhiseka Maharaja Avalokiteshvara (Gao Wang).

Ia duduk di luar ruangan dan seorang VM berada di dekatnya.
Si VM tak berani mendekatinya, ia hanya berdiri sekitar 1.5 meter sambil memberi “instruksi”!

Saat aku datang untuk menolongnya, si VM cepat-cepat pergi.

Kemudian tetua kita, VM CZ datang dan mulai memijat titik He Gu-nya, bahkan saat aku telah memberitahunya kalau “bukan itu” (masalahnya). Maksudku adalah murid ini sedang kesurupan.

Ia tetap tak menghiraukanku dan setelah beberapa saat ia mulai merasa bahwa metodenya tak efektif. Lalu sebelum beranjak ia bilang kalau akan meminta Mahaguru menengok murid tersebut.
Aku mencoba untuk menstabilkan kondisi si murid.
Kami membantu mengantarkan murid tersebut ke lokasi mobil yang sedang menunggu Mahaguru.

Setelah Mahaguru selesai memberikan “mo-ding” (berkat jamah kepala), beliau menepuk murid ini dua kali dan sebelum pergi berkata “semuanya akan baik-baik saja”.

Sejak saat itu, aku bertemu dengan murid ini beberapa kali saat ia menghadiri puja yang diadakan oleh Pure Karma dan kebanyakan dari peserta yang sering hadir juga tahu cara menolongnya (siap membantu saat ia mulai lunglai).
Kita cegah sebelum dia terjatuh ke lantai ataupun supaya kepalanya tak terbentur lantai saat ia ambruk.

Mereka yang menyaksikanku menolongnya pertama kali cukup kebingungan melihat aku tak melakukan apapun selain memberitahunya untuk menjapa Mantra Guru. Aku juga meminta semua yang hadir untuk turut menjapanya dengan keras.

Teman-temanku sekalian yang terkasih,
Segala hal yang terjadi pada murid ini, semuanya berasal dari dalam dirinya sendiri.
Jadi untuk menyelesaikan masalahnya, kita mengikuti petunjuk di saat itu – untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Demikianlah yang kulakukan kepada murid ini pada beberapa tahun terakhir.

Pada foto di atas, kamu akan melihat banyak bola-bola sinar.

Inilah bukti “Abhavana Yoga”! :)

Tiap kali ia ambruk, aku mulai memintanya dan semua yang hadir untuk menjapa mantra Guru dengan keras.
Ini membuat semua perhatian menjadi tersatukan dan kemudian aku berbicara dengan roh yang sedang mempermainkan murid ini.
Aku juga meminta murid ini untuk menjapa mantra Guru, supaya ia bisa menarik kembali kesadarannya dari kendali si roh yang mempermainkannya.

Hal pentingnya adalah: Aku tak menggunakan paksaan atau kesaktian transendental untuk menekan atau mengusir roh tersebut. 

Ingatlah selalu bahwa agama Buddha mengajarkan “Tiada Perselisihan/Argumen/Pertengkaran”!

Roh yang menempel pada si murid tersebut sudah “memperpendek” periode kemarahan dan ketidaksenangannya dalam beberapa tahun ini pula!

Yang terakhir di Taiwan hanya berlangsung kurang dari 5 menit saja.
Di beberapa sesi terdahulu bisa berlangsung selama 30 menit.

Murid Z, seorang murid di mana Mahaguru Lu menginstruksikan kepadaku untuk mengajarinya dasar-dasar sadhana, belum sampai pada tahap “mengetahui” apa itu [Abhavana Yoga]. Bukankah begitu?

Lagipula auranya terlihat seperti alam binatang, jadi sudah pasti dia sama sekali tak tahu apa itu [yoga], apalagi Yoga Tantra Tertinggi di dalam Mahamudra!

Ia juga salah satu yang mendorong para murid ke hadapanku, pertama-tama memberitahuku kalau mereka butuh bantuan berhubung mereka adalah murid-murid baru, atau kalaupun tidak ia akan memberitahu para murid untuk memanfaatkan kesempatan untuk menjebakku memberikan “wen-shi” (konsultasi pribadi)!

Dia juga salah satu orang yang suka mengejar mereka yang mengenakan Mahkota 5 Buddha! :)

Demikianlah Mahaguru berkata: Jangan langsung percaya apapun yang orang lain katakan, atau mereka dengan status atau sosok tertentu katakan.
Harus bijaksana!
Saatnya sadar!

Melatih diri sungguhlah tergantung pada diri sendiri, dan tak ada faktor luaran yang bisa mencuri apapun yang dirimu telah capai lewat usaha & ketekunanmu sendiri!

Kalau kamu bisa [mengikuti petunjuk/situasi untuk menyelesaikan persoalan] berarti kamu paham mengenai [cara mengaplikasikan pengetahuan dharma sesuai dengan situasi yang dihadapi].

Berhubung semuanya sudah ada di dalam dirimu, dan jawabannya berada di dalam dirimu sendiri, maka tak perlu menyia-nyiakan waktu mencari hal-hal lain di luaran sana. Setujukah?


Jadi dari tulisan-tulisan di atas, kamu seharusnya akan mampu memahami yang Mahaguru dan Buddha katakan bahwa [Tak ada dharma yang dibabarkan dan Tak pernah membabarkan dharma apapun]!

Hahaha!


Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment