Pages

Friday, November 23, 2012

Pentingnya Melatih Chi (Prana)

Guru melakukan Tinju Vajra

Dibagikan oleh Lotuschef – 26 Juni 2011
Tim Penerjemah: True Buddha Foundation Translation Team
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: The Importance of Cultivating Chi
Sumber artikel: Buku No. 154 – 智慧的光環 [Aura Kebijaksanaan], Bab 55, ditulis oleh Buddha Hidup Sheng-yen Lu
Image © a5739james


BAB 55 – Pentingnya Melatih Chi (Prana)


Seorang tabib pengobatan China memberitahuku kalau ia pernah mengobati penyakit seorang bhiksu senior.
Saat ia memeriksa denyut nadi sang bhiksu, ia terkejut mengetahui meridian dan nadi-nadinya menunjukkan tanda-tanda tersumbat.
Malah terdeteksi semua nadinya telah rusak dan membentuk peradangan Yin atau nadi-nadi yang tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Si tabib juga bercerita mengenai seorang biarawati senior yang telah sakit sejak kecil.
Sirkulasi chi dan darahnya sangat terganggu.
Ia terus-menerus mengalami derita siksaan penyakitnya dan sungguh mengibakan.
Kalau si biarawati tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, bagaimana ia bisa menyelamatkan para insan?

Tabib bertanya pada bhiksu senior, “Dengan kondisi kesehatanmu seperti ini, bagaimana kamu bisa melatih diri?”
Bhiksu menimpalinya, “Kami melatih pikiran, bukan tubuh.”
“Tapi bukankah sama pentingnya untuk menjaga kesehatan kita dan melatih chi?” si tabib menanggapi.
“Itu ajaran sesat!” Begitulah si bhiksu senior membantahnya.
Aku secara pribadi tidak setuju dengan pandangan si bhiksu senior.

Coba pikirkan tentang Patriak Zen Bodhidharma, yang berlayar ke utara dari India dan menjadi patriak Zen tionghoa yang pertama.
Ajaran Dharma-nya adalah dengan cara transmisi pikiran, dan inti pikiran secara rahasia ditransmisikan antar para patriak.

Namun saat Bodhidharma mengamati kesehatan para bhiksu Shaolin, yang duduk bermeditasi, mulai menurun karena duduk dalam jangka waktu yang lama, beliau kuatir kalau mereka malah tersesat di dalam latihan meditasinya.

Dari situlah beliau mengajarkan mereka seni bela diri dan juga Latihan Transformasi Otot/Tendon (Yi Jin Jing).

Bodhidharma berkomentar: “Saat sirkulasi chi dan darah lancar, maka tubuh akan berfungsi dengan penuh keleluasaan. Dengan tongkat kayu aku memukul, dan akupun berteriak, begitulah penyakit seseorang disembuhkan dengan obat yang tepat.”

Patriak Bodhidharma sebenarnya mengatakan bahwa praktisi yang hanya melatih pikirannya saja namun melupakan pelatihan tubuhnya kemungkinan besar akan tersesat. Oleh karenanya kita punya pusaka Kung Fu Shaolin yang diwariskan turun-temurun sejak saat itu.

Buddhisme Tantra punya penekanan yang seimbang pada pelatihan pikiran dan tubuh secara bersamaan. Kesehatan kita adalah fondasi yang paling dasar dari pelatihan diri kita.
Buddhisme Tantra juga dengan jelas menyatakan: “Melatih chi sama pentingnya dengan mengharmoniskan pikiran. Saat pikiran berada dalam kondisi harmonis, chi kita juga tenang dan lancar.”

Saat orang sedang tertimpa masalah, pikirannya akan terganggu, dan dari situ chi-nya menjadi tak seimbang.
Orang yang melatih chi akan mengalami sirkuasi chi dan darah yang lancar, sehingga tubuhnya terasa nyaman.
Pikirannya akan secara alami menjadi damai dan, pada akhirnya, semua rintangan kotorannya akan tercabut bersih.

Ajaran-ajaran Tantra di sini meliputi Latihan Tinju Vajra untuk membantu memperlancar chi.

Aku menganjurkan pentingnya melatih chi bila si praktisi berharap untuk bisa memadukan pikiran dengan chi.


Amituofo
Lama Lotuschef
Pure Karma
True Buddha School


Related Posts:

No comments:

Post a Comment