Pages

Tuesday, February 25, 2020

Mempersembahkan Arak dan Daging Kepada Buddha 酒肉供佛



Karya tulis Mahaguru Lu Sheng Yan, Buku No.154 ‘Aura Kebijaksanaan’ 智慧的光環.
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh True Buddha Foundation Translation Team
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: Offering Wine and Meat to the Buddha


Bab 32 – Mempersembahkan Arak Dan Daging Kepada Buddha


Sewaktu kepala Buddhisme Tibet dari Ordo Gelug, Yang Mulia Ganden Tripa, mengunjungi Vajragarba Seattle, beliau menghadiahkan sebuah jubah dharma kepadaku.

Di saat beliau berkunjung ternyata bertepatan dengan hari ulang tahun seorang Vajra Buddha yang dipujanya.

Yang Mulia kemudian meminta para bhiksu di Vihara Vajragarbha untuk membantunya membeli sebotol arak, daging sapi dan kambing dari supermarket.
Beliau hendak bersadhana dan memberikan persembahan kepada Vajra Buddha.

Kemudian, seorang bhiksu bertanya kepadaku secara privat, “Bolehkan kita mempersembahkan arak dan daging kepada para Buddha?”

Kujelaskan kepada si bhiksu bahwa dalam pandangan tradisi Sutra, minum arak dan makan makanan berdaging dianggap melanggar sila. Namun tidak begitu halnya di dalam ajaran Tantra.

Buddhisme Tantra menganggap bahwa semua Buddha adalah mahluk yang berdiam di dalam pikiran non-diskriminatif.

Oleh karenanya, di mata para buddha, arak dan daging tak terlihat sebagai arak dan daging.

Sebagai contoh, di mata manusia, arak adalah arak.
Di mata Asura, arak adalah pedang dan pisau.
Bagi setan kelaparan (preta), arak menjadi api yang membakar.
Mahluk neraka melihat arak bermanifestasi menjadi kolam darah.
Namun, bagi para buddha, arak adalah nektar berkualitas.

Aku katakan:
Terhadap praktisi yang suci, arak dan daging yang dikonsumsi akan menjadi suci.
Sehingga tindakan mengkonsumsi arak dan daging juga suci.
Sebaliknya, terhadap praktisi yang kotor, arak dan daging yang dikonsumsi akan menjadi kotor.
Demikianlah maka tindakan mengkonsumsi arak dan daging menjadi kotor.
Mohon renungkan baik-baik dan pahamilah kebenarannya!

Seorang praktisi dengan pencapaian nyata mampu mengubah arak menjadi nektar, dan daging menjadi makanan yang bersih.
Karena ia menyeberangkan roh dari hewan yang dijagal, maka tak ada bahaya tindakan jahat yang timbul di dalam mengkonsumsi arak dan daging.

Seorang praktisi yang tak punya stamina batin akan meminum arak hingga mabuk, dan makan daging karena rakus. Demikianlah ia melanggar sila utama Buddhisme Tantra, dan menciptakan karma berat bagi dirinya sendiri, yang akan menariknya ke Neraka Vajra saat ia meninggal dunia.

Di luaran, kedua skenario nampak mirip, namun mereka terpisahkan oleh kutub suci dan tidak suci!

Aku merasa sama saja dan tidak membeda-bedakan dalam mempersembahkan makanan vegetarian ataupun berdaging kepada para buddha.
Namun bila kamu ingin mengkonsumsi arak dan daging, kamu harus paham akan kapasitas stamina batinmu sendiri.
Bila terkorupsi oleh konsumsi daging dan arak, maka lebih baik menjalani sila dengan ketat dan menahan diri dari mengkonsumsi arak dan daging!


Amituofo
Lotuschef
Pure Karma Vihara
True Buddha School


No comments:

Post a Comment