Pages

Thursday, December 15, 2016

Dharma Yoga Mulaguru



Karya tulis Mahaguru Lu: Buku No. 45 – 坐禪通明法 The Art Of Meditation
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris dan dipublikasikan oleh Lei Zang Si Singapore
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: The Root Guru Response Method


BAB 26 – Dharma Yoga Mulaguru


Saat ini, ada lebih dari 4000 orang murid di Taiwan yang telah berlindung (bersarana) secara formal kepadaku. Di luar negeri, ada ribuan yang telah bersarana (termasuk warga negara Amerika dan Eropa). Jumlah muridku semakin bertambah. Ini terjadi saat aku belum mengumumkan secara terbuka bahwa aku akan menerima murid.

Aku selalu menerima murid hanya saat mereka sendiri telah membangkitkan niat Bodhi. Aku tak pernah memaksa siapapun untuk bersarana kepadaku. Banyaknya murid tidak menjadi soal buatku. Mereka boleh datang dan pergi sesuka hati berhubung semua ini ditentukan oleh kondisi. Bila mereka menemukan guru lain yang lebih baik, mereka boleh juga bersarana kepada guru tersebut.

Aku ada sebuah citra (gambar) Dharma di mana aku mengenakan mahkota 5 Buddha di atas kepalaku, memakai jubah 3 lapis, di leher tergantung japamala, di tangan kanan memegang vajra dorje dan tangan kiri vajra lonceng. Saat ini aku tinggal di Amerika Serikat, para murid di Taiwan hendak membuat patung porselen dengan model sesuai dengan foto tersebut. Mereka meminta opiniku dan aku menjawab “ya”.

Namun ada beberapa orang yang merasa bahwa karena Lu Sheng Yan masih hidup, sombong sekali memperbolehkan patungnya dipuja oleh orang-orang, lagipula tidak pantas meletakkan patung diri sendiri di sisi para Buddha dan Bodhisattva.

Bila hal tersebut dilakukan, maka banyak gosip akan bermunculan, yang malah mengalahkan niat awalnya. Orang-orang ada yang bilang bahwa orang hidup yang disembah oleh orang lain akan pendek umur atau tertimpa kesialan. Ini karena di antara orang-orang yang bernamaskara kepada para Buddha adalah para pendeta agung dan bhiksu mulia, sedangkan Lu Sheng Yan tak akan kuat menerima sembah sujud mereka. Menurut mereka, seharusnya patungku jangan dibuat.

Pada kenyataannya, saat kubilang bahwa hal tersebut bukanlah masalah, aku punya penjelasannya tersendiri. Saat Vajra Master mengenakan mahkota 5 Buddha, berarti para Buddha dari 5 penjuru berdiam di atas kepalaku. Mereka adalah: Vairocana di pusat, Aksobhya di Timur, Ratnasambhawa di Selatan, Amitabha di Barat, dan Amoghasiddhi di Utara. Mereka ini para Bhagawan Guru di 5 penjuru.

Saat mereka berdiam di atas kepala, berarti 5 Buddha sedang menuangkan nektar kebijaksanaan ke dalam Vajra Master. Dengan cara ini, Vajra Master menjadi terpenuhi, memiliki kesaktian supranatural yang setara dengan 5 Buddha, bersama dengan kebijaksanaan, kebajikan dan kefasihan mereka, serta berkarya demi memberi manfaat bagi para insan.

Saat para insan bernamaskara kepada seorang guru yang mengenakan mahkota 5 Buddha, berarti pahalanya setara dengan bernamaskara kepada 5 Buddha. Demikianlah ada sajak yang berbunyi:
“Kemuliaan dan kesaktian para Buddha di 5 penjuru,
Menaklukkan para mara di seluruh belahan dunia.
Saat Vairocana Buddha muncul di atas kepala,
Segala hormat dan sujud melahirkan Kebenaran.”

Orang-orang cenderung berpikir bahwa mereka sedang bernamaskara kepada Lu Sheng Yan, padahal bukan; mereka sedang bernamaskara kepada 5 Buddha di atas kepalaku. Di antara kelima Buddha, semuanya berdiri sejajar sama mulianya dan layak dipuja oleh para insan, termasuk para pendeta agung dan bhiksu mulia, apalagi saat 5 Buddha ditambah dengan guru dengan pencerahan sempurna (yang telah merealisasikan Kebijaksaan Cermin Maha Sempurna nan Agung).

Dengan mempertimbangkan semua aspek tersebut, para insan tentu saja boleh memuja patungku, hal tersebut tak akan menghilangkan kebahagiaanku, yang ada malah mereka akan terberkati. Aku mampu memancarkan cahaya untuk memberkati si pemuja. Inilah yang dinamakan “seseorang yang telah merealisasikan transformasi menjadi ratusan tubuh yang sama.”

Kini aku hendak menjelaskan cara memuja sang guru: Foto di mahkota adalah yang paling dihormati, jadi foto atau patung tersebut boleh diletakkan di tempat yang tinggi. Nyalakanlah dupa dan berdoalah. Persembahan meliputi: bunga, dupa, pelita, teh, buah, beras, air bersih.
Japalah mantra empat sarana:
Namo Guru bei, Namo Buddha ye, Namo Dharma ye, Namo Sangha ye.

Kemudian japalah: “Aku bersarana kepada Ordo Ling Xian dan semua patriak di masa lampau, dan mendoakan supaya semua insan mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan.
Aku bersarana kepada 5 Buddha dan Altar, mendoakan supaya semua insan terbebas dari penderitaan.
Aku bersarana kepada semua Buddha di 10 penjuru dan dari 3 masa, mendoakan supaya semua insan di 6 alam samsara segera mencapai pencerahan terunggul, dan bersarana kepada Tanah Buddha Teratai.”

Dengan menangkupkan kedua belah tangan, praktisi kemudian memvisualisasikan: “Guru Lu Sheng Yan, mengenakan jubah hitam, dengan lapisan luar jubah berwarna coklat, di depan dadanya ada japamala 108 butir, tangan kanan memegang vajra dorje dan tangan kiri vajra lonceng, raut wajah yang sempurna nan mulia. Aku sedang mengenakan mahkota 5 Buddha, sebuah mahkota merah, yang bersulamkan 5 Buddha, dengan 2 gulung pita (yang menggantung di sisi kanan dan kiri) yang menopang mantra kebijaksanaan 6 aksara: “Om Mani Padme Hum”. Guru Lu duduk di atas tahta teratai, dan kamu duduk di hadapannya.”

“Visualisasikan dari titik di antara kedua alis Guru, cahaya putih memancar ke titik di antara kedua alismu. Inilah Cahaya Cermin Sempurna nan Agung, yang akan menghancurkan 5 agregat dan 8 kesadaranmu.
Kemudian visualisasikan di tenggorokan Guru Akar memancarkan cahaya merah yang kuat, menyinari ke tenggorokanmu, yang menghancurkan keserakahan dan nafsumu, sehingga kebijaksanaan agung muncul.
Akhirnya, visualisasikan di hati Guru memancarkan sinar biru yang kuat ke hatimu, menaklukkan dan menghancurkan kebodohanmu.”

Di saat ini, Guru Lu Sheng Yan di dalam visualisasimu bukan lagi Lu Sheng Yan, namun adalah Mahapadmakukara di Tanah Teratai. Mengenakan mahkota 5 Buddha, Mahapadmakumara duduk di atas tahta teratai nan suci. Ia menggunakan welas asih dan kebijaksanaan untuk menyelamatkan para insan dan memberi manfaat kepada mereka.

Di dalam hatimu, japalah dengan lembut, mantra hati Guru Lu Sheng yan dan Mahapadmakumara sebanyak 108 kali:
"Om, ah, hum-guru bei, ah-ho-sa-sa-ma-ha-Lian Shen, siddhi hum."

Setelah membacanya sebanyak 108 kali, duduklah dengan tenang untuk bermeditasi. Setelah sesi meditasi usai, bernamaskaralah kepada para Buddha.

Mantra hati tersebut bisa diinterpretasikan sebagai berikut: “Mudra hati yang penuh welas asih dari Avalokiteshvara Bodhisattva adalah vajra master sejatiku. Semua insan, mulai dari para penghuni Surga hingga setan kelaparan, akan mendapatkan Vajra Dharma dan berangkat menuju Tanah Buddha Mahapadmakumara.”

Saat melatih “memuja mulaguru,” pikiranmu harus berkonsentrasi pada mulaguru.
Jangan sampai pikiran buruk muncul. Visualisasikan pengejawantahan dharma sang mulaguru.
Realisasikan kontemplasi “jalan tengah” (di mana semua objek adalah kosong namun tidak kosong, ilusi namun bukan ilusi).

Praktisi metode ini akan menerima berkat cahaya dari Guru Lu dan Mahapadmakumara. Mereka akan tersucikan. Cahaya kodrat diri mereka akan mengangkasa dan melebur dengan cahaya dari Alam Dharma. Segala karma buruk mereka akan terhapuskan. Mereka akan mendapatkan Kebijaksanaan Dharma agung dan segala kesaktian, mengubah kesadaran menjadi kecerdasan, dan merealisasikan pencerahan yang sempurna.

Di Amerika Serikat, aku punya seorang murid wanita yang bernama Karin D. Sreenway. Ia melatih “dharma yoga mulaguru” dan mendapatkan keberhasilan dengan sangat cepat. Ia menyaksikan kodrat Buddha-nya sendiri dan cahaya cermin sempurna nan agung dari mulaguru. Karena sangat bahagia, ia menuliskan sebuah sajak dan surat kepadaku untuk menunjukkan realisasinya.

Poin-poin penting dalam melatih dharma ini:

  1. Memuja gambar atau foto atau patung porselen mulaguru.
  2. Di dalam bervisualisasi, fokuskan pikiranmu pada pengejawantahan Guru yang penuh nuansa Dharma dan mohonlah pemberkatan cahaya dari mulaguru.
  3. Semua mantra harus dijapa tanpa suara (penjapaan vajra). 
  4. Bervisualisasi terlebih dahulu, baru kemudian menjapa mantra.
  5. Persembahan dan namaskara harus dilakukan sesuai dengan prosedur ritual. Bernamaskara kepada tubuh Dharma sang guru, dengan 5 Buddha di atas kepalanya. Makna dan artinya sangat penting. “Dharma yoga mulaguru” sangatlah penting. Para praktisi dharma ini akan mendapatkan kontak batin yang agung.


Amituofo
Lotuschef
Pure Karma
True Buddha School

No comments:

Post a Comment