Pages

Thursday, October 29, 2015

Penyaluran Abhiseka



Ditulis oleh Lotuschef – 31 Desember 2011
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Empowerment Transfer



Sebenarnya ini merupakan salah satu topik yang dijelaskan dengan detil oleh Guru Akar kita.

Mengapa kita butuh Penyaluran Abhiseka dari Guru Akar kita?
Bagaimana caranya? Dan apa manfaatnya?


Di dalam Tantrayana, Penyaluran Abhiseka dilakukan secara langsung oleh Guru Akar kepada setiap individu.

Bisa secara verbal, bisa secara tertulis, melalui peragaan fisik, ataupun secara transendental saat kita sedang bersadhana ataupun di dalam mimpi…


Suatu saat aku menulis sebuah laporan berisikan berbagai kegiatan yang telah kita lakukan beserta dengan rencana-rencana di masa mendatang.

Salah satunya adalah Tinju Vajra.
Tinju Vajra merupakan kombinasi Tinju Tai-ji dan Shorinji Kempo.

Tak dinyana aku menerima jawaban tertulis (dari administrator) bahwa Tinju Vajra butuh Abhiseka Langsung dari Mahaguru, yang berarti Mahaguru harus hadir secara fisik (untuk memberikan abhiseka).

Aku telah menonton dan mengikuti Mahaguru setiap malam saat beliau berlatih Tinju Vajra seusai sesi makan malam di Seattle.

Di berbagai belahan dunia, juga banyak orang yang hadir secara fisik untuk menyaksikan Mahaguru memperagakan Tinju Vajra di berbagai acara seusai acara makan.

Kalau kamu mampu “melihat”, Mahaguru sebenarnya memberkati kita dengan begitu banyak Energi Cahaya di sesi-sesi tersebut lewat Tinju Vajra yang diperagakannya.

Hahaha!

Apakah ini tak dianggap sebagai Abhiseka Tinju Vajra yang secara pribadi ditransmisikan langsung oleh Guru Akar?

Sepertinya pola pikir “orang awam” telah merasuk ke dalam dan mencengkeram filosofi agama Buddha, dan Ordo Satya Buddha pun tak terkecualikan di dalam serangan ini!

Saat menonton siaran langsung upacara yang dipimpin oleh Mahaguru, kita pun bisa merasakan penyaluran energi tersebut.

Apakah kiranya layar monitor punya Kesaktian Transendental?

Sewaktu membaca buku-buku karya tulis Mahaguru pun kita bisa merasakan kehangatan dan semacam gelombang “listrik” menyebar dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh.

Si buku lantas punya Kesaktian Transendental?

Hahaha!
Bukan begitu! Bukan si layar ataupun si buku, tapi Guru Akar kita, Buddha Hidup Lian Sheng!

Mereka yang mampu merasakan hangatnya pusaran energi dari kepala dan kemudian perlahan-lahan turun untuk menghangatkan seluruh tubuh, acungkanlah tangan dan kakimu!!!

Ingatlah untuk turut serta bersama Mahaguru tiap Sabtu ataupun tiap kali beliau memimpin upacara.

Catatan: Aku tak menganjurkan kita untuk tak mengindahkan Peraturan dan Sila.
Aku hanya ingin supaya kita mampu menggunakan ajaran-ajaran Mahaguru untuk menganalisa dan menentukan apa yang boleh dan yang tak boleh dilakukan.

Seperti yang Sang Buddha ajarkan: Menyeimbangkan Welas Asih dengan Kebijaksanaan demi kebaikan semua insan.


Aku juga heran kenapa saat Mahaguru bilang bahwa kita di Tantrayana menggunakan toga (kain panjang yang diselampirkan di bahu dan membungkus tubuh bagian atas), namun para anggota komite pusat mengesampingkannya lewat rapat khusus. Mereka memutuskan dengan segera untuk menghentikan pemakaian toga dan menggantinya dengan gantungan kain seremonial berwarna coklat yang digunakan oleh ordo non-tantrayana.


Mengadakan rapat untuk menimpa perkataan Guru Akar sendiri?
Menurutku, hal seperti ini tak boleh terjadi di dalam Tantrayana di mana Guru Akar merupakan Guru yang mutlak, dan kita tak boleh meragukan ajaran-ajarannya.

Aku juga telah mengatakan bahwa saat menjapa mantra, kita juga mengikuti pelafalan Guru Akar untuk mendapatkan penyaluran berkat silsilah yang relevan.

Kiranya kamu meletakkan Guru Akar di Tempat yang Layak dan Sepantasnya?


Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School


No comments:

Post a Comment