Pages

Wednesday, December 10, 2014

Milarepa & Marpa


Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 21 November 2014
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 密勒日巴与马尔巴 Milarepa & Marpa


Mengutip dari: Karma Kagyu > Lineage History > Milarepa

Jetsun Milarepa

Ekstrak:

Milarepa menimpali: “Terima kasih atas berkat dari para Buddha, Bodhisattva, Lama Guru-ku dan istrinya, sehingga aku bisa mendapatkan secercah pengalaman, secercah realisasi.
Dengan tubuh yang telah matang seutuhnya ini, rupa fisikku ini, memang memungkinkan untuk mencapai Kebuddhaan.
Tubuh ini adalah perahu yang akan menyeberangkanku melewati Samsara menuju Kebuddhaan.
Namun, juga memungkinkan di mana aku bisa menggunakan tubuh ini untuk menumpuk karma buruk, dan nantinya terlahir kembali ke neraka.
Di sini ada sebuah pilihan.
Aku bisa mengarahkan pikiranku ke aktivitas yang positif dan mencapai Kebuddhaan dalam satu kehidupan, atau aku bisa mengarahkannya ke aktivitas yang negatif dan menuju ke neraka.

Supaya mampu menyeberangi samudra samsara yang menakutkan ini, perlindungan satu-satunya adalah Buddha, Dharma, dan Sangha.
Aku berlindung (bersarana) kepada mereka.
Di antara ketiga aspek tersebut, yang terutama adalah Lama Guru.
Perlindungan akan datang lewat samaya dan iman kepada Lama Guru.

Juga ada empat pikiran yang membuka benak:
Kelahiran sebagai manusia yang sungguh berharga,
Ketidakkekalan,
Sebab dan akibat dari karma,
Dan tiada yang sempurna di samsara ini.

Merenungkan hal tersebut maka pikiran kita akan berpaling dari samsara.

Lalu kita membangkitkan bodhicitta, pikiran yang diarahkan kepada pencerahan, melatihnya dan melimpahkan semua pahala kemuliaannya demi memberi manfaat bagi semua insan.


Dengan cara ini, kita memasuki jalan Mahayana.”

(Milarepa masih menyambung pembicaraannya, tapi di atas adalah ringkasan pendek dari yang dibahasnya.)


Marpa Chokyi Lodro

Di dalam tradisi Tibet, setelah seseorang menerima pengenalan sifat sejati pikiran, atau beberapa instruksi dari seorang Lama Guru dan melatihnya, ia mempersembahkan pengalaman realisasinya kepada Sang Lama.

Apapun yang terjadi di dalam pelatihannya, sebagaimana adanya, tidak dilebih-lebihkan atau ada yang terlupakan, ia akan menceritakannya kepada Sang Lama, bukan kepada orang lain.

Marpa sangat bersukacita akan cerita Milarepa berikut:
“Ini sungguh mulia. Kamu adalah seorang murid yang tangguh dan punya hubungan karma. Dan di masa mendatang,”

Marpa mengatakan, “Aku akan memberikan semua instruksi oral secara progresif, dan kamu harus mengabdikan seluruh jiwamu ke dalam sadhana-sadhana tersebut.”

Setelah merayakan keluarnya Milarepa dari tempat retret, Marpa memberinya lebih banyak instruksi secara privat untuk praktik meditasi selanjutnya.

Namun, belum lama setelah retret selanjutnya, seorang dakini berkulit biru dengan rambut, alis, dan bulu mata berwarna keemasan muncul di dalam mimpi Milarepa.

Ia mengatakan kepadanya, “Sungguh bagus kamu melatih Enam Yoga Naropa.
Tapi, ada satu ajaran yang belum didapatkan.
Ia dinamakan ‘Pencapaian Pencerahan Seketika.’

Ia semacam sadhana phowa yang memampukanmu untuk mengirimkan kesadaranmu ke tubuh lain setelah kamu meninggal dunia. Kamu harus meminta ajaran ini.”

Setelah memberikan saran tersebut, sang dakini menghilang.
Milarepa mendobrak dinding guanya dan pergi menemui Marpa. Marpa juga kaget saat melihatnya. “Loh, aku baru saja menyuruhmu memasuki retret, apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa keluar secepat itu? Bukankah ini rintangan dalam sadhanamu?”

Milarepa menjelaskan kepadanya kalau seorang dakini menampakkan diri kepadanya dan memberitahunya bahwa sadhana phowa tersebut belum diterima dan ia diminta untuk memohon ajaran tersebut.

Penampakan tersebut nyata atau tidak? Apakah merupakan rintangan atau bukan? Beritahulah aku,” ia bertanya.

Marpa menimpalinya, “Ini adalah nubuat sejati dari seorang dakini. Saat aku sedang bersama Naropa, beliau memang menceritakan sadhana phowa sejenis itu, tapi aku tak ingat apakah aku sudah menerima ajaran itu atau belum.

Jadi mereka berdua mengeluarkan semua naskah yang telah Marpa bawa kembali dari India, dan menghabiskan berhari-hari mencari ajaran tersebut, tapi tetap tak bisa menemukannya.
Jadi Marpa kembali melakukan perjalanan yang berat ke India untuk bertemu dengan Naropa.


Marpa tak menemukannya di tempat biasanya ia berada, berhubung Naropa telah menjadi siddha dengan realisasi dan ia berpergian dengan leluasa. Namun ia berhasil menemukannya setelah mencari-carinya sekian lama, dan bersama dengan Naropa mereka pergi menuju Pullahari, di Utara Bodh Gaya, di mana Naropa punya lokasi untuk melakukan retret.

Di sanalah Marpa memohon Naropa untuk instruksi phowa.

Naropa bertanya: “Ini datang dari kamu sendiri? Apakah kamu ingin menerimanya, atau ini petunjuk dari seorang yidam yang memberitahumu untuk memohon?

Dan Marpa mengatakan, “Bukan, ini bukan dariku. Aku tak menerimanya dari seorang yidam. Ini muridku Si Berita Baik.”

Naropa kemudian menangkupkan kedua telapan tangannya, dan membungkuk memberi hormat dengan menghadap arah Tibet, ia menjapakan empat baris sajak yang terkenal berikut:

“Di Utara di mana kabut kegelapan sangat tebal, bagaikan matahari yang cahayanya berkilau-kilau di atas salju, ada seseorang yang dinamakan Berita Baik; dan kepadanyalah aku membungkuk memberi hormatku.”

Dan dikatakan bahwa di Pullahari, semua pohon di sekitar area gubuk retret Naropa juga masih membungkuk ke arah Tibet.

Naropa menganugerahi Marpa dengan banyak ajaran lainnya, termasuk Silsilah Yang Dibisikkan oleh Para Dakini.

Ia meramalkan bahwa di masa mendatang, silsilah dharma Marpa akan menjadi penguasa dari sadhana ini, dan para keturunan dharma-nya akan meneruskan silsilahnya dan melatihnya dengan baik.

Setelah Naropa selesai menganugerahi semua ajaran tersebut, Marpa keluar dari gubuk retret tersebut, dan ia kembali membungkuk memberi hormat kepada Naropa. (Itu adalah kali terakhir ia berjumpa dengan Naropa.)
Saat Marpa sedang membungkuk memberi hormat, ia meninggalkan jejak kaki di atas batu yang hingga sekarang masih terlihat.

~~~~~~~~~~~~

Dalam kutipan di atas, kamu bisa menemukan banyak konsep atau kunci yang sudah sering diajarkan oleh Mahaguru Lu.

Hahaha!

Anggap saja sebagai sebuah tugas, dan kamu bisa kirimkan email kepadaku berisikan kunci-kunci utama yang kamu temukan, dan akan lebih baik lagi bila kamu menambahkan penjelasan untuk menunjukkan pemahamanmu akan kiat-kiat tersebut!

Aku bantu kamu dengan menggaris bawahi beberapa bagian di atas.



Salam semuanya.


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

Related Posts:



No comments:

Post a Comment