Pages

Wednesday, January 30, 2013

道心坚固? Pernyataan-pernyataan dari Guru? [3]

Bila waktu dan ruang tidak ada (hilang dalam pikiran) saat diteliti,
maka dengan cara yang sama mereka juga tak ada bila tidak dicermati,
demikianlah semua parameter investigasi juga tidak ada,
dan medan sasaran tak memiliki detil khusus ataupun karakteristik umum.

~ dikutip dari dari Kesempurnaan Kodrati: Dzogchen Radikal dari Longchenpa
(diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Keith Downman)

Dibagikan dengan anotasi oleh Lotuschef – 21 Januari 2013
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: 道心坚固? Guru’s Statements? [3]

道心 – Hati yang diabdikan kepada Sang Jalan atau Dao (Tao). Dalam konteks ini, ia mengacu pada Jalan Bodhi.

坚固 – Teguh nan Kokoh.

Saat digabungkan artinya menjadi: Hati/Pikiran si praktisi kebatinan tak tergoda untuk berubah arah dalam segala macam kondisi.

Sewaktu terjadi pelecehan nama baik Guru, dalam salah satu ceramah-Nya Beliau mengatakan mengenai mereka yang meninggalkan Aliran Satya Buddha karena mendengarkan hal-hal negatif mengenai-Nya.
Banyak umat berpikir kalau Guru seharusnya menjelaskan lebih jauh mengenai “Hati Jalan Bodhi” ini!
Hahaha!

Lalu apa yang Guru katakan mengenai “Hati Jalan Bodhi” ini?

Hati atau Pola Pikir yang demikian ini hanya bisa dikembangkan lewat pelatihan diri yang tekun hingga si praktisi yang bersangkutan berhasil mencapai Yoga dengan Guru atau Vajrasattva!

Maka bagaikan kualitas dari Vajra yang tak dapat dihancurkan, hati ini “begitu sekali saja ditemukan” maka ia tak akan hilang lagi, bagaimanapun situasi atau provokasi dihadapkan pada si praktisi.

Tanggal 19 Januari 2013, Guru baru saja menjelaskan mengenai:
[大圆满觉 = 明心见性 , Realisasi Kesempurnaan Agung (Dzogchen) = Memahami Hati, Menyaksikan Jati Diri.
Saat si praktisi mencapai tingkat pelatihan seperti ini, maka ia mampu melakukan apapun dengan leluasa.
Angin badai tak menggoyahkannya – berarti selalu tenang dan tak gentar terhadap apapun.
Yogi semacam ini tak bergeming atau tak bisa diprovokasi hingga menjadi marah atau bereaksi apapun.]

Frase [道心] ini bukankah memang sudah sering dibahas namun sayangnya yang mengupayakannya Kurang paham arti dan penggunaannya! :)

Jadi mereka yang memberitahu Guru bahwa banyak yang meninggalkan Satya Buddha karena mereka kehilangan “Hati Jalan Bodhi” ini jelaslah belum mencapai Yoga yang Sejati dengan Guru atau para Yidam, bukannya begitu?

Dan setujukah juga para pembaca dengan dua artikel pendahuluan (1 dan 2) yang kutulis mengenai Keabsahan Pernyataan yang diyakini berasal dari Guru, bahwa sepertinya bukan sungguh-sungguh dari Guru – seorang yang telah tercerahkan dan Buddha Hidup pula? :)

Setujukah bila yang terbaik adalah dengarkan saja Guru?
Oleh karenanya yang terbaik juga mengacu pada buku, video dan transkrip lengkap dari ceramah-ceramah Guru yang dipublikasikan oleh Mingguan Satya Buddha.

Wajib memeriksa Keabsahannya jadi kamu tak akan disesatkan atau masuk ke dalam cengkeraman Mara?

Poin no.7, si penulis jelas sekali iri hati kepada mereka yang mampu menjalankan sila dan melatih diri dengan baik?
Dan dari sana di poin no.10 malah lebih menunjukkan lagi keirihatiannya?

Sepertinya si penulis atau mungkin para penulis, sedang kebingungan atau tak paham apa itu Yoga yang Sejati, tapi berusaha melampiaskan rasa iri hati dan tak senangnya kepada orang lain yang “dalam pandangan mereka” telah melatih diri dengan baik?

Aku sendiri yakin bahwa kita semua bisa menemukan Kebenaran mengenai asli/palsunya pernyataan-pernyataan tersebut dari ceramah-ceramah Guru, benarkah kiranya?

Oh ya, mengenai Pahala? Yogi Sejati Tak Membutuhkannya!

Salam semuanya.

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef


Related Posts:

  • Mahaguru Lu Menjelaskan Mengenai Tidak Ada Pikiran
  • Pernyataan-pernyataan dari Guru? [2]
  • Disiplin (Sila) sebagai Guru
  • Guru Versi Khayalan [3]
  • Lotuschef Bercakap-cakap – Meninggalkan Aliran Satya…

No comments:

Post a Comment