Pages

Wednesday, January 9, 2013

Lotuschef Bermain-main – Bisakah kita berpikir dan bertindak untuk seorang Buddha?



Ditulis oleh Lotuschef – 26 Oktober 2012
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber: Lotuschef at Play – Can we think for a Buddha & act for a Buddha?

LC: Bisakah kita berpikir untuk seorang Buddha dan bertindak untuk seorang Buddha?
Jawabannya adalah Tidak, bila kamu belom beryoga dengan Buddha manapun!

AA: Benar sekali!
Kalau aku boleh bilang, perspektif orang-orang yang hanya menggunakan mata fisik sangatlah terbatas.

Guru berkata: Aku menunjukkan konsep Pencerahan kepadanya.
Beliau melanjutkan: Kalian semua, mohon bantulah dia untuk merubah kebiasaan-kebiasaannya. Saat ia berteriak dan mulai tak masuk akal, dekatilah dan bantulah dengan memberitahunya bahwa {Guru memintaku untuk mengingatkanmu bahwa “seorang yang telah tercerahkan seharusnya tidak berteriak dan juga harus wajar”}.

Apa orang ini benar-benar tercerahkan? Hahaha!
Guru selalu mengabulkan berbagai permohonan para insan.
Demikianlah bila hal tersebut membuatmu bahagia maka Beliau akan melakukannya, bagaimanapun juga Guru mengatakan: Karma adalah dibawa sendiri!

Secara resmi mendukung forum yang tak resmi bukanlah suatu hal yang akan dilakukan oleh seorang murid sejati seorang Buddha, apalagi dilakukan oleh seorang yang telah tercerahkan, bukannya begitu? Lalu masih dengan mendukung mentalitas massa untuk mengerubuti dan melawan grup insan-insan lainnya?

Di manakah Stabilitas yang tak tergoyahkan dari seorang Buddha, seperti layaknya Guru?
Di manakah Kebijaksanaan seorang Buddha, seperti layaknya Guru?
Di manakah Maha Bodhicitta seorang Buddha, seperti layaknya Guru?
Di manakah Pencapaian Ati Yoga, seperti layaknya Guru?

Pencerahan Sejati adalah seperti yang baru saja diumumkan oleh Guru, 100% tercerahkan!

Dalam Kasus Pencemaran Nama Baik baru-baru ini, banyak orang yang mencoba untuk “berpikir” bagi Guru dan “bertindak” bagi Guru!
Di dalam Tantrayana, Guru Akar si praktisi, adalah panutan dan tujuan akhir dari pelatihan spiritualnya.
Oleh karenanya, si praktisi menuruti ajaran-ajaran dan instruksi Sang Guru Akar, dan tidak mencoba untuk berpikir atau bertindak untuk Gurunya dengan Pola Pikir Duniawi.
Sungguh merupakan sikap tak hormat pada Sang Guru Akar beserta dengan pencapaiannya, terlebih lagi dalam kasus Guru Akar kita, yang merupakan seorang Buddha Hidup!

Maha adalah batasan universal yang tak terbayangkan dan tak terbatas.
Dan itulah seorang Buddha Sejati – Ia tak terjangkau oleh Pikiran Orang Awam!

Saat tindakan yang kamu lakukan sebegitunya ingin dijustifikasi (dibenarkan), maka di sanalah muncul masalah.
Saat kamu bisa mengabaikan Buddha Dharma dan Sila-silanya untuk melakukan berbagai macam tindakan, kamu mana bisa mengklaim dirimu sebagai seorang murid Buddha!
Saat tindakan ataupun pikiranmu diarahkan untuk “menjatuhkan” insan manapun, kamu tak bertindak bagai seorang murid Buddha!

Semua hal yang pernah Buddha dan Guru bagikan, mereka tak pernah ketinggalan jaman, untuk diganti dengan persepsi ajaran ataupun pernyataan barumu!

Di sini, kamu menciptakan seorang Guru Akar menurut persepsimu sendiri!

Aku berbagi mengenai hal yang mendalam baru-baru ini, karena orang-orang lainnya kebanyakan hanya “kulitnya” saja.
Mentalitas “Mata dibalas Mata” dan “kalau kamu tak setuju denganku, maka kamu adalah musuh yang perlu dijatuhkan”, dan masih banyak lainnya. Hahaha!

Membela dan Melindungi seorang Guru yang kamu ciptakan sendiri; menghantam seorang anggota Sangha ciptaanmu sendiri yang “melawan”; berperang untuk sebuah tujuan yang kamu buat sendiri; ... semua ini ciptaan pikiranmu sendiri.

Apakah seorang Buddha butuh perlindunganmu?
Apakah seorang Sangha yang sedang mencoba untuk memperingatkanmu akan bahaya jebakan dari tindakan-tindakanmu lantas otomatis menjadi musuhmu?
Ingatkah bukannya kamu seharusnya menjadi seorang murid Buddha?

Guru berkata: Berhentilah mengirimkan fax “Memohon Buddha untuk Tinggal”, karena menghambur-hamburkan sumber daya seperti kertas, tinta dan lainnya... Semuanya dilakukan di dalam hati saja dan itu sudah cukup.
Pahamkah yang Guru maksudkan?

Bahwa apakah kamu mencintai Guru ataupun tidak, Beliau mengetahuinya!

Masih dengan rendah hati menyarankan teman-teman sekalian: Japalah Mantra Guru lebih banyak lagi dan limpahkanlah pahalanya untuk semua insan, semoga mereka sehat dan berbahagia.

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment