Pages

Sunday, November 25, 2012

Tanya Jawab Seputar Pencerahan – Pertanyaan ke-19: Bagaimana Cara Mencapai Kekosongan Tubuh dan Hati (Pikiran)?

Acala – Fudō-myōō – 不動明王 – Ia Yang Tak Bergeming

Diringkas dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Lama Lotuschef – 24 November 2012
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: Enlightening Interviews – Question 19: How to achieve [Voiding Body and Heart]?


[Catatan: Penerjemah telah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga keakuratan dari naskah asli. Bagaimanapun juga, kami menghargai berbagai kemungkinan perbedaan interpretasi teman-teman pembaca. Dengan rendah hati memohon semuanya untuk membaca dengan Pikiran Terbuka.]

Petikan artikel berikut diambil dari Buku No.227 “Tanya Jawab Seputar Pencerahan”, halaman 84-87.

Pertanyaan ke-19: Bagaimana Cara Mencapai Kekosongan Tubuh dan Hati (Pikiran)?

Bertanya: Di dalam buku, Anda menulis bahwa selama seseorang bisa memfokuskan [Kesadarannya], lalu mengosongkan tubuh dan hatinya, maka ia akan bisa menangkap Sinyal-sinyal Universal; begitulah ia kemudian akan Mengetahui dan Memahami semua hal. Namun orang-orang jaman sekarang yang hidup di lingkungan yang serba cepat, pikirannya dipenuhi oleh masalah besar maupun kecil, kalau mencoba mengosongkan tubuh dan hati serta mencapai tiada pikiran sungguh suatu hal yang sangat sulit. Bisakah Anda memberitahu kami bagaimana Anda mencapai [Konsentrasi Pikiran] dan [Mengosongkan Tubuh dan Hati] ini?

Lalu Guru memberikan contoh:

Seorang lelaki tua yang sudah hampir meninggal berbaring di atas kasur dan memberitahu istrinya beberapa fakta: Aku pernah berselingkuh, mohon maafkan aku!

Istri tua: Tidak apa-apa.

Lelaki tua: Tidak apa-apa bagaimana, ini adalah sebuah kesalahan yang aku lakukan dalam hidupku ini. Kalau kamu memaafkanku, maka aku bisa tenang.

Istri tua: Masalah besar mana (maksudnya tidak ada masalah besar), kamu bisa meninggal dengan tenang; coba kamu lihat anak-anak di dalam keluarga kita, yang mana yang mukanya mirip kamu?

Hahaha!

Cerita lain lagi...

Istri: Sebelum menikah, kata-kata [Aku cinta kamu] selalu keluar dari mulutmu. Kenapa kini setelah menikah, kamu tidak mengucapkannya lagi?

Suami: Sebelum menikah, mengucap [Aku cinta kamu] adalah berbohong kepadamu. Setelah menikah, kalau aku masih bilang [Aku cinta kamu], bukankah itu artinya aku berbohong pada diri sendiri?

Hahaha!

Insan dunia ini kebanyakan berkecimpung dalam urusan [cinta – benci – emosi – balas dendam] di kehidupan sehari-hari mereka.

Umur 1 – Debut kelahiran
Umur 10 – Belajar dengan rajin
Umur 20 – Penuh dengan cinta monyet
Umur 30 – Bersaing dalam karir
Umur 40 – Gemuk sedikit
Umur 50 – Masih sehat dan kuat
Umur 60 – Mulai kena tekanan darah tinggi
Umur 70 – Kadang-kadang lupa
Umur 80 – Mulai bicara melantur dan tidak stabil
Umur 90 – Kehilangan arah
Umur 100 – Foto digantung di dinding

Aku katakan, itulah (urutan) yang kebanyakan orang lalui dalam kehidupan mereka. Badan bergerak terus, Hati juga dipenuhi pikiran yang bercampur aduk, Pikiran penuh dengan masalah besar dan masalah kecil, bagaimana bisa berhenti? Sama sekali tiada akhir.

Kuberitahu semua bahwa [Mengkonsentrasikan pikiran] dan [Mengosongkan Tubuh dan Hati] ada 2 kunci utamanya, yaitu [Tiada Masalah] dan [Tiada Penyertaan Hati] {Catatan penerjemah: Tiada penyertaan hati maksudnya tidak dimasukkan ke dalam hati}.

Kamu lihat saja, saat mencapai umur 100 tahun, kamu hanyalah foto yang digantung di dinding; [kekayaan – seks – ketenaran – makan – tidur] juga sama saja; bahkan meski jadi presiden, orang kaya, masa muda yang penuh ketampanan, perkawinan, semuanya melewati jalur yang sama; semua jerih payah berakhir dengan [Tidak dapat apa-apa].

Karena itulah maka [Tak ada Masalah].

Saat memahami [Tak ada Masalah], maka [Pikiran kacau] pelan-pelan akan [surut dan mengendap], Hati perlahan-lahan akan menjadi tenang, stabil, tak ada pikiran yang muncul, dan barulah bisa memasuki [Samadhi], setelah itu akan bisa mencapai tahap [Tak ada penyertaan hati].

[Tiada Masalah] – Tak terpengaruh oleh berbagai rangsangan dari luar.

[Tiada Penyertaan Hati] – Hati/Pikiran tak terpengaruh oleh kekacauan.

Sutra Pencerahan Sempurna mengatakan: Semuanya adalah Bodhisattva, Tiada Rintangan adalah Kebijaksaan nan Suci, Semuanya muncul dari dalam meditasi, Tak ada yang tak mengikuti cara ini untuk mencapai Bodhi.

[Mengkonsentrasikan Pikiran] dan [Mengosongkan Tubuh dan Hati], karena sepenuhnya melihat bahwa dalam kehidupan ini [Tak ada yang didapatkan], dan karena [Tidak dapat apa-apa] maka hati bisa tenang. Dari sinilah baru bisa mencapai Kesucian dan bisa bermeditasi dengan benar.

Dengan [Mengkonsentrasikan Pikiran], maka kita bisa mendapatkan Kebijaksanaan Suci, karena dengan [Mengosongkan Tubuh dan Hati] maka Pengetahuan Universal bisa masuk ke dalam hati kita, menerima kunci-kunci rahasia ilahi dan kontak-kontak batin.

Aku katakan: Bila tidak begini, maka semuanya adalah pikiran yang jahat!

---

Teman-teman pembaca sekalian, bacalah juga artikel asli dari buku ini. Penerjemah telah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga keakuratan dari naskah asli. Interpretasi ini bersifat pribadi dan mungkin tidak sama dengan interpretasi teman-teman; maka cobalah renungkan apa yang Guru sedang coba ajarkan kepada kita lewat berbagai artikel dan ceramahnya.

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment