Pages

Wednesday, September 5, 2012

Penghormatan kepada Guru Wong Tai Sin


by LOTUS NINO on SEPTEMBER 5, 2012

Ditulis oleh Lotuschef – 28 Agustus 2012
Diterjemahkan oleh Lotus Nino
Sumber artikelnya bisa ditemukan di buku karya Guru No.85 halaman 31-35 atau di pranala ini.
Artikel itu menceritakan detil saat Guru bertemu dengan Guru Taois Wong Tai Sin secara astral di Kelenteng Wong Tai Sin di Hong Kong.
Guru Wong memberikan nasihat berikut untuk Guru: Keseimbangan.
Guru terlalu “tak aktif” atau “dalam kedamaian” atau “tenang” saat berada di Seattle.
Jadi yang terbaik adalah menjadi “aktif” atau “bergerak” dan membabarkan Dharma di seluruh bagian dunia.
「蓮生,有勞不獲耶!」道者言。{“Lian-sheng, apakah ada yang namanya imbalan tanpa usaha yang dilakukan!” kata Sang Guru. }

Dari artikel tersebut, aku merenungi beberapa hal:
Aku ingat sebuah percakapan yang dilakukan antara dua orang bhiksu.
Bhiksu A menemukan B sedang tidur di lantai di belakang sebuah partisi, meringkuk di bawah meja kerjanya di vihara.
Ini bukan pertama kali B tertangkap sedang tidur pada ‘jam kerja’.
B ini seorang bhiksu yang baru saja ditahbiskan dan sedang menghadiri pelatihan, dan A adalah instrukturnya.

A bertanya: Kenapa kamu menjadi seorang bhiksu?
Kamu tidur saat sesi pelajaran dan juga tidur di manapun saat kamu seharusnya sedang bekerja.
Apa kamu kira saat menjadi bhiksu lalu kamu mendapatkan makan gratis dalam jangka panjang dari para insan?
Apa saja yang telah kamu lakukan untuk para insan?
Apa kamu pantas mendapatkan penghormatan dari mereka?
Apa kamu menghargai perhatian dan persembahan dari mereka untuk memenuhi kebutuhan makan-minum-mu?

Hahaha!
A bukanlah seorang instruktur saja yang melihat si B tidak memadai.
Aku sedang membenahi dan berlatih beberapa teknik menjapa bersama dengan beberapa orang murid, lalu aku minta B untuk bergabung bersama kami.
Ia berkata kalau ia telah berlindung (bersarana) selama 19 tahun dan ia tahu apa yang harus ia lakukan.
Lalu memberitahuku untuk membaca buku karya Guru berhubung aku murid baru di Ordo Satya Buddha.
Suatu hari sebelum ujian, ia datang kepadaku dan meminta bantuan dariku. Tanpa persetujuanku, ia mulai menyanyikan beberapa ayat bagian dari upacara tertentu.
Kuberitahu dia kalau sama sekali bukan peranku untuk mengajarinya berhubung aku orang yang sangat baru dalam Satya Buddha dan belum menghadiri banyak acara besar sampai saat itu.
Dan teman kita ini sepertinya tuli-nada, sehingga nada dan temponya kacau balau. Jadi tak heran kalau kebanyakan instruktur juga menyerah mengajarinya.

Maka lihat-lihatlah orang-orang di sekelilingmu. Amatilah siapa saja yang kamu dengarkan dan tempat sandaranmu untuk belajar.
Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah orang ini benar-benar menguasai dan bisa mengajarkanmu yoga tantra?
Lihat-lihatlah lagi apa yang telah Guru bagikan akhir-akhir ini mengenai kriteria Yogi Sejati.
Sebenarnya hal tersebut dijelaskan di ceramah dharma di minggu-minggu terakhir ini.

Kamu juga bisa membaca buku “Pedang Pusaka Yogi” karya Guru yang menjelaskan berbagai atribut seorang Yogi Sejati dengan mendetil.
Seperti yang Guru katakan, jangan hamburkan waktumu mengikuti mereka yang palsu. Sungguh banyak yang mengaku dapat ber-yoga namun semuanya palsu.

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom.
Lama Lotuschef

No comments:

Post a Comment