Pages

Sunday, August 5, 2012

Lotuschef dalam Percakapan – Kamu Percaya kepada Guru?


by LOTUS NINO on AUGUST 5, 2012

Dibagikan oleh Lotuschef – 25 Juni 2012

Diterjemahkan oleh Lotus Nino

Sumber: Lotuschef in Conversation – Trust Guru?


Dharma Tantra Satya Buddha adalah Obat Mujarab Panjang Umur!
Latihlah Dharma Anasvara (Non-bocor)!

Francesca Poon (FP): Sungguh menarik waktu melihat mereka yang berjalan melewati bendera abhiseka pemberkatan!

Kapankah para murid tersebut berhenti memprioritaskan menyentuh bendera-bendera tersebut dengan berbagai benda yang dibawanya yang mereka pikir lebih penting untuk mendapatkan pemberkatan?

Apa sangat susah untuk mengikuti ajaran Guru mengenai Visualisasi / Mudra / Mantra saat menerima abhiseka pemberkatan?

Masih punya begitu banyak hal penting dan tidak bisa direlakan!

Sungguh merupakan penghinaan terhadap ceramah Guru mengenai pemahaman akan kematian dan mengorbankan diri sendiri demi insan lain layaknya seorang Bodhisattva!

Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom!

Thomas Chung (TC): Jadi bagaimana caranya yang benar?

FP: Visualisasi / Mudra / Mantra

TC: Oke, terima kasih _/\_

FP: Ya begitulah, mungkin para murid ini berpikir kalau benda-benda kepunyaan mereka jauh lebih membutuhkan pemberkatan dari Guru daripada mereka sendiri. Sungguh suatu pengorbanan yang besar! Hahaha!


Wisely Huang (WH): Sering kali hal itu terjadi di lebih dari satu acara abhiseka pemberkatan.


Dapatkah kita membayangkan Mahaguru, membentuk mudra Mahaguru, menjapa mantra Mahaguru bila kita tidak tahu caranya yang benar?

FP: Tapi bila terus-menerus mengabaikan instruksi Guru, terutama di dalam Tantrayana, bukanlah cara untuk melatih diri.

Coba dengarkanlah instruksi dari panitia penyelenggara. Hahaha! Tapi upacara Kalachakra kemarin ini benar-benar sungguh menggelikan!

TC: Ya, aku selalu merasa kalau mereka hanyalah mencoba untuk berwelas asih, terutama mereka yang membawa hewan peliharaannya seperti anjing pada saat sesi abhiseka pemberkatan.

FC: Aku mendengar mantra Bunda Emas (Yaochijingmu) dan beberapa orang mengatakan kalau mereka meminta abhiseka pemberkatan untuk sadhana Air Surgawi!

WH: Aku ingat acara di Kelapa Gading di mana Mahaguru datang ke sana. Panitia penyelenggara meminta kita untuk mengangkat tangan supaya bisa menyentuh bendera abhiseka! Hehe.

FP: Sebenarnya, kriterianya adalah Pola Pikir!

TC: Benarkah? Apa yang terjadi pada saat upacara Kalachakra di Indonesia?

WH: Dan saya pikir instruksi itu datang dari seorang vajra acharya.

FP: Beberapa orang malah menjapa mantra Yaochijingmu, bukannya mantra Kalachakra, dan sebenarnya saat itu adalah upacara Kalachakra!

Saat Guru memberikan abhiseka pemberkatan, Beliau memegang tali yang diikatkan ke kerangka bendera pemberkatan. Ia menyalurkan energi pemberkatan melalui tali tersebut menuju ke bendera pemberkatan. Beberapa murid diajarkan oleh para acharya mereka untuk menyentuh bendera-bendera tersebut karena para acharya itu sendiri percaya bahwa begitulah cara yang benar untuk mendapatkan transmisi pemberkatan!

TC: Jadi umat seharusnya tidak menyentuh bendera saat melewatinya?

FP: Mereka ini masuk ke dalam kategori yang Guru katakan sebagai: Yoga? Belum Pernah!

Karena di dalam Tantrayana – Guru punya kekuatan dharma yang menakjubkan hingga Ia bisa memberi transmisi abhiseka maupun pemberkatan kepada siapapun atau bahkan seluruh insan di dalam aula hanya lewat pandangan sekilas.

Kamu ingat Ia pernah memang sebuah cermin dan memancarkan cahaya kepada mereka yang berlutut untuk menerima Sumpah Bodhisattva? Bahkan untuk pemberkatan pernikahan di saat pesertanya terlalu banyak. Beliau dapat melakukannya dengan energi sinar yang kebanyakan orang tidak bisa melihatnya. Tapi untuk memuaskan/menyenangkan pola pikir duniawi orang-orang, maka Ia memang tali yang diikatkan kepada bendera, dan juga menggunakan cermin untuk memantulkan sinar.

Begitulah pola pikir yang kacau, hingga pada saat kamu terlalu sibuk menyentuh bendera abhiseka demi mendapatkan apapun yang kamu kira akan dapatkan, maka kamu lupa untuk melakukan Visualisasi, membentuk Mudra, dan menjapa Mantra. Saat pikiran seseorang terkonsentrasi pada lebih dari satu hal, maka itulah Keserakahan.

Sebelumnya, Guru pernah berkata bahwa Ia memberikan pemberkatan yang sama kepada setiap insan. Namun, bila pikiran/hatimu penuh akan hal-hal lainnya, kamu hanya mendapatkan sisanya untuk memenuhinya saja, analoginya seperti cangkir yang telah 90% penuh, maka kamu hanya dapat mengisi 10% sisanya saja.

TC: Kiranya kamu sudah punya konten yang cukup di dalam thread percakapan ini untuk dibuat menjadi artikel di dalam blogmu.

FP: Satu lagi adalah pola pikir Percaya pada Guru bahwa Ia memberimu dengan setara dan sesuai dengan yang dijanjikan-Nya pada sesi yang bersangkutan. Hal ini juga kurang terlihat! Rasa Percaya pada Guru Akar! Hahaha! Lain kali saat kamu menonton mereka yang berjalan melewati bendera pemberkatan, nikmatilah tontonan tersebut.

Aku sudah berkali-kali menulis tentang hal ini!!!

Aku bahkan menganjurkan kepada para murid saat sebelum mereka berjalan melewati bendera pemberkatan. Wah, mereka malah pikir aku ini gila!!! Karena para shangshi (acharya) mereka tidak mengajarkan cara demikian.

Bagai si buta yang menuntun orang lain yang buta juga!

WH: Kadang aku heran kenapa Guru memberi pemberkatan (untuk menjadi) Vajra Acharya kepada mereka.

FP: Beberapa umat merasa kalau bertanya kepada Guru maka kebodohannya akan terlihat! Jadi mereka sekedar mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain.

Karena hal tersebut akan memuaskan mereka yang mendamba posisi kekuasaan. Hahaha! Guru selalu berkata bahwa seorang Buddha Sejati tidak butuh benda-benda duniawi! Seperti berjalan melewati bendera pemberkatan, tidak banyak yang memahami apa yang sedang dijelaskan oleh Guru.

Guru sedang mengajarkan cara mencapai kebuddhaan dan banyak umat malah masih meributi dan melekat pada “wilayah” supaya mereka bisa menyebarkan dharma dan menobatkan diri mereka sendiri sebagai Raja! Sungguh menyedihkan, padahal di dalam agama Buddha, para Raja Dharma adalah mereka yang telah mampu beryoga dengan guru akar mereka dan para yidam yang mereka pilih (melalui guru akar). Orang tidak akan menobatkan dirinya sendiri sebagai Raja Dharma karena seorang yogi sejati mempunyai, seperti yang Guru katakan pagi tadi, kemampuan untuk melakukan renunsiasi (melepas keduniawian) dan pemahaman akan sifat sejati Buddha serta akan kematian.

Hai Wise, aku akan berbagi ajaran mengenai Dharmachakra (Roda Dharma) di Jakarta dengan kalian semua. Jadi kamu akan paham bagaimana Guru bisa melakukan transmisi pemberkatan jarak jauh tanpa harus meninggalkan tempatnya saat itu. Bacalah artikel-artikel yang berhubungan dengannya yang telah aku unggah supaya kamu memahami dasar-dasarnya.

Guru juga mampu memberikan pemberkatan hanya dengan duduk saja, tanpa beranjak dari tempat-Nya sama sekali, kepada semua murid di dalam aula dan melampaui itu bila memang Ia berkeinginan. Kamu harus bisa melampaui Bentuk yang dapat kamu lihat atau dengar atau sentuh.

Guru terus mengulangi pembahasan mengenai 5 agregat indera kemarin dan juga hari ini! Pernahkah kamu berpikir kenapa?

Kenapa aku mengajarkan para murid untuk menata altar mereka sendiri? Apa aku tak butuh uang? Ini karena aku ingin setiap orang belajar dan mengaplikasikan apa yang Guru ajarkan serta tidak bergantung pada sumber daya eksternal. Aku selalu menyarankan para murid untuk segera lari menjauh bila ada acharya atau penyebar dharma yang memberitahu mereka atau percaya bahwa hanya merekalah yang punya kekuatan dharma untuk melakukan hal-hal tersebut untuk para murid, dan lalu para murid hanya perlu membayar sejumlah uang yang mereka minta.

Sepertinya akrab di telinga? Ada banyak cerita seperti ini di dalam blogku!

Salam semuanya!


Om Guru Lian Sheng Siddhi Hom
Lama Lotuschef

Edited 11 Sep 2016

Related Posts:
Guru Akar – Apakah mendapatkan pemberkatan-Nya?
Lotuschef Bercakap-cakap – Sheng-ji Fa (Sadhana Perbaikan Nasib)
Abhiseka Pemberkatan Tersalurkan?
Guru Akar – Iman & Kepercayaan yang Absolut?
Bocah Teratai Bermain-main – Menjual Harta Semesta?

No comments:

Post a Comment