Guru Membahas Mahamudra [2]
Diambil dari buku Buddha Guru, No.51 “Mahamudra & Yoga Tantra Tertinggi” halaman 19-25
Diringkas dan diterjemahkan dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Inggris oleh Lama Lotuschef
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: Guru on Mahamudra [2]
Diringkas dan diterjemahkan dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Inggris oleh Lama Lotuschef
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: Guru on Mahamudra [2]
Baca juga: 7 Postur Pendukung
Meditasi Zen Vairocana
Adalah untuk melatih Tujuh Postur Pendukung dari Buddha Vairocana sehingga tercapai keseimbangan antara tubuh dan pikiran. Di India, ia juga disebut sebagai Pose/Postur Teratai.
Duduk dengan posisi kaki tersilang, kedua telapak kaki menghadap ke angkasa, inilah yang disebut sebagai “Pose Vajra”.
Dengannya, si praktisi selain mendapat keseimbangan penuh antara tubuh dan pikirannya, ia juga dapat menyingkirkan berbagai pikiran buruk, menormalkan sirkulasi darah, sehingga struktur tubuh menjadi fleksibel dan oleh karenanya mampu mengatasi berbagai macam rintangan. Lewat pose ini juga si praktisi bisa mendapatkan Kebijaksanaan Zen, meditasi Zen dan langsung mencapai Kebuddhaan.
Mahamudra ini tidaklah sederhana, karena dari awal harus melatih 7 postur pendukung, lalu mensinkronisasikan proses biologis di dalam tubuh, angin (qi) dan nadi, bersandar pada [Pose Teratai], [Mudra-mudra tertentu], [Dada membusung, rahang bawah ditarik ke dalam, ujung lidah menyentuh ke langit-langit mulut], [Pandangan diarahkan ke satu titik]. Lima poin utama ini adalah langkah-langkah awal yang penting untuk memulai membangun fondasi sebelum melaju lebih jauh lagi ke [Kesucian dan Sinar Cemerlang yang Memenuhi Semesta].
Untuk mencapai kondisi [tanpa berlatih lagi, tanpa pengesahan], si praktisi masih harus berlatih dari kondisi [berlatih, mendapatkan pengesahan] sebagai [Fondasi Awal].
Mahamudra ini adalah Pelatihan Sejati akan Metode [Qi – energi angin; Nadi – kanal; Titik-titik sinar – Bindu]. Sungguh bukan omong kosong belaka. Untuk mencapai Kebuddhaan dalam tubuh sekarang tidak bisa sekedar mengandalkan belajar Buddha Dharma saja. Si praktisi haruslah benar-benar menjalankan pelatihan diri, dan saat telah berhasil ber-Yoga, maka ia akan sadar bahwa Guru selama ini tidak pernah berbohong.
No comments:
Post a Comment