Pages

Thursday, April 12, 2012

Sila / Aturan Yang Paling Sederhana

Terjemahan dari artikel yang ditulis oleh Mahaguru Lu

Artikel asli diterjemahkan dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Inggris oleh Lotus . . . . . (tidak diketahui)

Artikel ini dibagikan kembali oleh Lama LotusChef pada tanggal 19 Agustus 2011

Tautan ke artikel tersebut : The Simplest Precept

Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Junhao

 

Itulah mengapa, di masa permulaan, Buddha mengajarkan kita cara yang paling sederhana dalam mempraktekkan Buddhisme :


“Hindari semua perbuatan tidak bajik dan lakukan semua perbuatan bajik.”


Tindakan-tindakan menghindari perbuatan tidak bajik merupakan tindakan pasif sementara tindakan-tindakan melakukan perbuatan bajik merupakan tindakan aktif. Menghindari perbuatan-perbuatan tidak bajik merujuk pada perbuatan mengamati “sila-sila”.


Pada awalnya, tidak banyak peraturan-peraturan yang ditetapkan. Satu-satunya sila / aturan yang ada saat itu yakni “hindari semua perbuatan-perbuatan tidak bajik.” Seseorang didorong agar secara aktif “terus melakukan perbuatan-perbuatan baik” dan bermeditasi di bawah sebuah pohon agar masuk ke dalam “Kondisi Kesadaran Murni”.


Selanjutnya, banyak sila yang muncul. Kenapa? Saat murid-murid melakukan suatu jenis pelanggaran maka sebuah aturan ditetapkan sebagai suatu sediaan panduan (di masa depan). Seraya bertambahnya jumlah pelanggaran maka jumlah peraturan-peraturan tersebut pun berlipat ganda. Tujuan dari peraturan-peraturan itu yakni untuk menarik kembali pikiran seseorang agar diubah menjadi Satu Pikiran Tunggal dan untuk melatih stabilitas (batin). Tanpa peraturan-peraturan, pikiran seseorang akan menjadi risau.


Bagaimanapun juga, jika seseorang secara menyeluruh dan dengan leluasa berada dalam kondisi stabil serta pikiran sang praktisi dapat diatur sedemikian rupa sesuai kehendak,  maka sila-sila ini tidak berfungsi apa-apa lagi karena orang demikian sudah berada dalam kondisi “sebagaimana adanya” dimana semua keinginan diri sendiri benar-benar dilepaskan (tidak ada lagi).


 

Amituofo
Pure Karma
Lama Lotuschef
True Buddha School

1 comment: