Pages

Wednesday, April 11, 2012

Selangkah Demi Selangkah Mulai Terbangunkan

Ditulis dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Lotuschef – 24 Januari 2011
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lotus Nino
Sumber: 24-1-2011 Awakening in Steps 醒的程序

 

Berikut adalah petikan dari Ceramah Dharma Mahaguru Lu di Vajragarbha Seattle tanggal 7 November 2009.

 

Kebanyakan dari kita mulai tersadarkan saat kita mulai belajar Dharma. Tersadar dari [ketersesatan] sehingga tidak lagi Tersesat di dunia materialistik yang tidak kekal ini.

Tapi masih banyak yang Tersesat dan mereka tidak sadar kalau sedang Tersesat.

 

Sekarang ini kita tidak Mabuk (tersesat), kita telah sadar. Kita paham bahwa hidup hanya sebentar saja sehingga kita setidaknya ingin pergi ke tempat yang lebih baik di masa mendatang. Ia yang melatih diri akan berkata: “Hidup saya ini penuh dengan penderitaan, sedangkan waktu sudah hampir habis, jadi saya ingin pergi ke dunia yang lebih baik.”

Ini adalah Tahap Pertama.

 

Pada Tahap Kedua, ia akan percaya bahwa: “Di masa mendatang tidak ingin kembali ke alam samsara ini karena sungguh banyak penderitaan. Ingin pergi ke Tanah Suci saja dan tidak mau kembali. Ini adalah yang terbaik.”

 

Tahap Ketiga jauh lebih bagus lagi: “Saya ingin melebur dengan sifat sejati Buddha dalam diri sendiri. Saya ingin berubah menjadi Buddha-Bodhisattva, dan saya ingin memberi manfaat pada para insan. Saat saya mencapai Kebuddhaan, saya akan pergi menyelamatkan para insan.”
Ini adalah Kebangkitan (tersadarkan) yang paling tinggi.

 

Oleh karenanya, kita sekarang ini sedang sadar dan tidak terjerumus serta terlena dalam urusan saham-saham premium (blue-chip).

Atau mabuk akan minuman keras lah! Sex lah! Kekayaan lah! Ego lah! Benar-benar mabuk. Ada beberapa yang mendamba: “Pokoknya saya ingin dapat Penghargaan Nobel, bagaimanapun juga caranya.” Ini namanya Tersesat (mabuk).

Penghargaan Nobel ini sesungguhnya palsu, hanya label nama saja.

Jaman saya masih muda dan setelah saya tersadarkan, saya kumpulkan semua penghargaan yang pernah saya dapatkan, lalu saya bakar semua. Saya tidak butuh dan tidak menginginkan penghargaan apapun.

Vajra Acharya DeHui bilang: “Mahaguru belum pernah mendapatkan Penghargaan Nobel.”
Saya sendiri juga tidak pernah memikirkan tentang hal itu. Semua yang saya lakukan tidak ada motif yang tersembunyi.

Maka ini adalah ”Tiada Kepalsuan”.

Saat ini saya juga masih sama, tidak punya maksud tersembunyi juga. Saya ingin semua insan bisa hidup dengan bahagia dan penuh keberuntungan; semuanya tersadarkan, benar-benar tersadarkan; semuanya tahu bagaimana cara melatih diri.

 

Saya hanya meminta semua insan jangan mementingkan diri mereka sendiri. Mementingkan diri sendiri adalah Hinayana. Saat mau berkorban demi semua insan, maka itu adalah Mahayana.

Mahayana berarti memprioritaskan orang lain sebelum diri sendiri.

Hinayana berarti mendahulukan diri sendiri sebelum orang lain.

Oleh karenanya, tadi Lhama Lianchu (Lotuschef) berkata, “Empat hati yang tiada berbatas (apramana), Bodhicitta, dan mentalitas (pola pikir) yang mau memberi manfaat/membahagiakan insan lain, adalah hal yang terpenting.”

Inilah Mahayana, dan dengannya bisa mencapai Kebuddhaan.

 

Jalan Hinayana tidak bisa mencapai Kebuddhaan, kenapa? Karena mereka hanya menguntungkan dirinya sendiri, bukan insan lain. Di jalan ini tidak ada yang namanya Bodhicitta.

Sedangkan Buddha dan Bodhisattva punya Bodhicitta. Tanpanya, si pelatih hanya akan mencapai status Arahat dan Suciwan.

 

Om Mani Pad Me Hum.

 

Amituofo
Pure Karma
Lama Lotuschef
True Buddha School

3 comments:

  1. [...] [Baca juga: Selangkah Demi Selangkah Mulai Terbangunkan] [...]

    ReplyDelete
  2. [...] Baca juga: Selangkah Demi Selangkah Mulai Terbangunkan. [...]

    ReplyDelete
  3. [...] by admin on January 24, 2011 Terjemahan Indonesia : Selangkah Demi Selangkah Mulai Terbangunkan [...]

    ReplyDelete