Pages

Tuesday, October 25, 2011

25-10-2011 [21-10-2011 Hinayana dan Mahayana 1



Original Script: GM, Living Buddha Lian Sheng 1997-10-29  
English Translation: Lotuschef
Bahasa Translation: Lotus Jun Candra


Original Script : GM, Living Buddha Liansheng

Mari kita membahas tentang aliran Hinayana dan Mahayana. Umat Buddhis mengetahui bahwa Hinayana diibaratkan Kendaraan Kecil sedangkan Mahayana diibaratkan Kendaraan Besar. Maka dari itu, Kendaraan Kecil dapat menyeberangkan sedikit makhluk atau bahkan hanya diri sendiri. Di sisi lainnya, Kendaraan besar dapat menyeberangkan atau menyelamatkan lebih banyak makhluk.

Hinayana suka mengatakan murid Mahayana : “Suka memberikan janji kosong untuk menyelamatkan banyak makhluk? Menyelamatkan diri sendiri pun bahkan tidak dapat!”
Mahayana juga suka mengkritik Hinayana : ”Kalian hanya peduli tentang diri sendiri, terlalu egois, Yang Hanya Mencerahi Diri Sendiri, hanya menyelamatkan diri sendiri, tidak mempedulikan makhluk lain.”

Sebenarnya saya berpikir seperti ini, ketika anda melatih Buddhisme, baik menekuni Hinayana ataupun Mahayana, semuanya tergantung pada Jodoh. Semua masalah jika ditinjau dari sudut pandangku, jalan yang manakah yang akan dipilih untuk ditekuni semuanya bergantung pada Jodoh, tidak dapat dipaksakan. Dapat disimpulkan bahwa semuanya memiliki Jodoh Pribadi masing-masing dan tidak dapat dipaksakan.

Kenapa saya menyimpulkan demikian? Karena saya melihat para makhluk semuanya berperilaku demikian. Beberapa di antaranya bahkan tidak dapat melatih diri mereka dengan baik, jadi mereka tidak menekuni Hinayana, apa lagi yang dapat ditekuni? Dia kesulitan dalam melatih diri. Jadi anda menyuruhnya untuk pergi menyelamatkan para makhluk, bukankah hal tersebut mustahil? Dia tidak mungkin menyelamatkan para makhluk.
Karena itu, terdapat jodoh untuk menyelamatkan para makhluk, anda harus memiliki jodoh demikian terhadap para makhluk sehingga mereka mendengar anda, anda dapat membawakan mereka Kegembiraan, Kejujuran dan Kepercayaan. Ketika mereka memperlakukan anda dengan perasaan hormat maka kemudian anda dapat menyelamatkan mereka, anda perlu untuk memiliki Jodoh Makhluk yang seperti ini.

Karena itu menekuni Mahayana harus memiliki jodoh Mahayana. Ketika dia [umat yang berjodoh dengan Mahayana] secara acak menyanyikan lagu, suara tepuk tangan dari bawah panggung seperti Halilintar dan penonton bertepuk tangan hingga telapak tangan merah dan sakit.

[Namun] ketika anda bernyanyi dengan sangat baik dan penonton seperti tidak melihatmu, merasa tidak nyaman dengan mendengar nyanyian anda, anda tidak memiliki Jodoh terhadap para makhuk. Anda hanya dapat menekuni Hinayana.

Kedua Yana / Kendaraan tergantung Jodoh.
Menekuni Hinayana, saya merasa cocok bagi orang yang tertutup karena mereka selalu menutup/mengunci diri mereka sendiri. Menekuni yang satu ini harus memiliki keinginan/tekad yang besar dan mereka melatih diri di pegunungan, tinggal di sana selama 40 tahun atau setengah dari usia mereka atau juga tidak kembali lagi. Terdapat penekun yang melakukannya seumur hidup. Siapapun yang mengundang mereka, mereka tidak akan datang.

[Bertempat tinggal di awan putih], rumahnya adalah dimana awan putih tersebut berada, dia tidak akan peduli tentang masalah para makhluk. Hal yang demikian merupakan Hinayana, [dan] dia menyukainya.

Karena itu Hinayana tidak mengkritik Mahayana, karena merupakan hak nya dan juga jodohnya.
Apakah Dharma? Petunjuk utamanya adalah untuk memutuskan Penderitaan, kehidupan dan kematian, menemukan sifat Buddhata sendiri. [Dengan] Memutuskan penderitaan, maka dapat dengan mudah menemukan sifat Buddhata nya sendiri.


Dalam Dharma, terdapat konsep [Tiada Aku], menekuni Hinayana harus melatih [Tiada Aku]. Dengan melatihnya, Penderitaan akan hampir seluruhnya lenyap. Ditambah lagi konsep [Tiada Dia]. [Tiada Dia] juga berarti tidak terdapat makhluk.

Karena Tiada Aku dan Tiada Dia, dari mana asalnya Penderitaan? Berpikirlah seksama, darimanakah semua penderitaan berasal? Hal itu muncul dari antara Aku & Para Makhluk. Sekarang tanpa Aku dan juga tanpa Para Makhluk, coba katakan darimana Penderitaan ini berasal?

Dengan menelusuri kepada asal/akar nya, anda akan menemukan bahwa Penderitaan timbul dari antara [Aku] dan [Dia]. Melatih diri [Tanpa Aku], [Tanpa Dia], anda adalah seorang Arahat. Sangatlah sederhana, melatih diri hanyalah seperti ini.

Tentu saja dalam Hinayana untuk melatih sampai ke tahap tersebut cukup sulit. Tetapi sasaran/target ini sedikit lebih mudah dicapai dibandingkan dengan pencapaian pada aliran Mahayana. Anda dapat mengagumi pemandangan di dunia ini dan segalanya tampak indah dan baik. Saat anda mencapai tingkatan ini, segala hal di dunia sangat mengagumkan dan tidak ada lagi penderitaan. Tanpa penderitaan, dunia akan menjadi terbalik dan berubah menjadi baik dan indah. Anda dapat mengelilingi dunia, mengagumi pemandangan, dan semua hal buruk yang ada akan berubah menjadi baik, ini termasuk tingkatan yang sangat tinggi.

[Menekuni] Hinayana adalah sebuah jodoh. Mereka yang cocok untuk menyelamatkan para makhluk, menekuni Mahayana. Dan mereka yang tertutup, menekuni Hinayana.

Ketika anda meminta yang tertutup [Pertapa] untuk datang menyelamatkan makhluk., hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena mereka menyukai mengunci diri mereka sendiri setiap harinya di dalam ruangan. Ini adalah Jodoh, beberapa menyukai para makhluk dan beberapa tidak.
Melihat kembali para pelatih diri yang telah meninggal, guru silsilah, beberapa di antaranya memiliki perilaku tertutup/penyendiri. Dengan mendengar perkataan anda “keluar menyelamatkan para makhluk”, mereka akan pergi membersihkan telinga mereka karena kata-kata tersebut terdengar terlalu Kotor. Terdapat juga Penyendiri lainnya yang meminum air dari hilir sungai dan mendengar seseorang dari hulu sungai meminta mereka untuk keluar menyelamatkan para makhluk, kemudian dia membersihkan telinganya, meminum air dan secepatnya pergi untuk merontokkan semua giginya, karena dia bahkan merasa lebih kotor. Dengan meminum air dari hilir sungai, dia [juga] merasa semakin kotor. Orang demikian termasuk Penyendiri/Petapa, inilah Arahat atau Yang Hanya Mencerahi Diri Sendiri.
Demikian untuk hari ini.

Om mani pad me hom.

Hinayana & Mahayana [1]
1997-10-29  

Let’s talk about Hinayana & Mahayana. Buddhist student knows that Hinayana is small vehicle whereas Mahayana is large vehicle. Thus the small vehicle can transport less beings or even only self. On the other hand, the large vehicle can transport more or succor more beings.
These 2 yana often conflict with each other.

Hinayana’s like to say that Mahayana student : “Like to give empty promises of succoring many beings? Can’t even Succor self!”
Mahayana’s also like to criticize Hinayana: ”You only care for Self, too selfish, self-settle man, only succor self, don’t care for others.”  
  
Actually this is what I think, when you cultivate Buddhism, cultivate Hinayana or Mahayana, all depend on Affinity. All matters from my viewpoint, which path sentient beings choose to cultivate all depend on Affinity, cannot force. Can conclude that all have Individual affinity and can’t be force to do otherwise.

Why do I conclude this way? Because I see sentient beings all behave this way. Some sentient beings can’t even cultivate well themselves, so they don’t cultivate Hinayana, what else to cultivate? He has difficulties in cultivation. Thus you ask him to go succor sentient beings, isn’t that uttering garbage? He has no way to succor sentient beings.
Therefore there is affinity for succoring sentient beings, you must possess such affinity to sentient beings for them to listen to you, you can bring them Joy, Honesty and Trust. When they treat you with a respectful heart then you can succor them, you need to have this type of Sentient Beings Affinity.
Therefore cultivating Mahayana must possess Mahayana’s affinity. When he randomly sing a song, the applause from below stage is like Thunder and audiences clapped till palms are red and painful.

When you sing very well, and audiences see you out of place, feel uncomfortable from hearing you sing, you don’t have Sentient Beings Affinity. You can only cultivate Hinayana.

Both yana depends on affinity.
Cultivating Hinayana, I feel that it is suitable for those with “self-locking” [reclusive] problem because they always lock themselves up. Cultivating this one must have much will power and they go cultivate in the mountains, staying there 40 years or half a life time also won’t return. There are those that do so for a whole lifetime. Whoever invite them, they won’t surface.
  
[Home in the white clouds], his home is where the white clouds are, he won’t care about sentient’s conflicts? This belongs to Hinayana, he likes it.

Therefore Hinayana do not criticize Mahayana, to each his own and to each his own affinity.
What is Dharma? It main pointer is to break away from Sufferings, life and death, find one’s own Buddha Nature. Breaking up sufferings, one can easily find one’s own Buddha Nature.
  
Within Dharma there is [No Self], cultivate Hinayana must cultivate [No Self]. Doing so, Sufferings will almost be gone. Add on [No Him]. [No Him] is don’t have sentient beings too.

Since there is No self & No Him, where do sufferings come from? Think carefully, where did sufferings come from? It arises from between Self & Sentient Beings. Today without Self, and also without Sentient Beings, try telling where do Sufferings come from?

Tracing to the source/origin, you will find that Sufferings arises from between [Self] & [Him].  Cultivated to [No Self] , [No Him], you are an Arahat. Very simple, cultivation is just like this.

Of course for Hinayana to cultivate to this stage is quite difficult. But this target is a bit easier to achieve this level. You can admire the world’s scenery and everything is beautiful and good.
Once you attained this level, everything in the sentient realm is very amazing and no more sufferings. Without sufferings the realm will overturn and transform to good & beautiful.
You can tour the world, admire the scenery, any bad matter will transform to good, this is a very high level.
    
Hinayana is an affinity. Those that suitable to succor sentient beings come cultivate Mahayana and those that are reclusive, cultivate Hinayana.

When you ask the reclusive to come succor sentient beings? That is not possible for they like to lock themselves in their own room daily. This is affinity, some like sentient beings and some don’t.

Looking through the pass cultivators, lineage gurus, some have Reclusive behavior. Upon hearing your words of coming out to succor sentient beings, they would go wash their ears as these words too Dirty.
There is another Recluse drinking water downstream and upon hearing someone from upstream asking them to come out to succor sentient beings, so he washed his ears, drank the water, and immediately went to knock out all his teeth, because he felt even more dirty. Drinking water from downstream, he felt even dirtier. They belong to the reclusive, this is Arahat or self settle man.
Let us stop here today.
Om mani pad me hom.

Amituofo / Lotuschef / Pure Karma / True Buddha School 


No comments:

Post a Comment